Pulihkan Ekonomi, Digitalisasi Jadi Konsen G20
Selasa, 03 November 2020 - 20:26 WIB
JAKARTA - Indonesia bersama dengan anggota G20 konsisten mendorong pemulihan ekonomi pasca krisis multidimensional yang disebabkan oleh pandemi Covid-19. Transformasi ekonomi dan pembangunan yang inklusif pun menjadi variabel penting bagi seluruh anggota G20 pascakrisis Covid-19.
“Secara spesifik, peranan anggota G20 untuk melakukan transformasi ekonomi yang ditandai dengan digitalisasi berbagai sektor perekonomian, reformasi struktural, serta upaya mempercepat pembangunan yang inklusif menjadi kunci untuk keluar dari krisis ini,” tutur Deputi Bidang Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Rizal Affandi Lukman di Jakarta, Selasa (3/11/2020).
Dia menggarisbawahi dua hal penting dalam menyiapkan kerja sama internasional pasca Covid-19. Pertama, Covid-19 telah mengubah hampir seluruh tata cara pengelolaan ekonomi di setiap negara. Karena itu, kebijakan yang menggunakan pendekatan transformasional, seperti digitalisasi, restrukturisasi kebijakan fiskal, dan penguatan sektor industri kreatif perlu diambil oleh Pemerintah untuk menjamin ketersediaan lapangan kerja serta meningkatkan kapasitas ekonomi masyarakat. “Pendekatan ini tidak lepas dari upaya Pemerintah di dalam negeri untuk memperkuat proses pemulihan ekonomi melalui UU Cipta Kerja,” ujar Deputi Rizal.
Kedua, segala upaya pemulihan ekonomi tersebut mesti tetap memperhatikan aspek pembangunan yang berkelanjutan. Dalam hal ini, pendanaan untuk Sustainable Development Goals (SDGs) dan akses terhadap pendidikan yang berkualitas untuk semua lapisan masyarakat merupakan elemen penting guna memastikan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi yang inklusif.
Konsep yang disampaikan oleh Sherpa Indonesia mendapat sambutan yang positif dari anggota G20 lainnya, termasuk dari Pemerintah Arab Saudi selaku Presidensi G20 tahun ini. Hal ini tercermin dari diterimanya beberapa usulan Indonesia menjadi bagian dari rancangan Leaders’ Declaration.
Usulan lain yang juga diangkat oleh Indonesia dalam pertemuan ini yaitu menyangkut perlunya aksesabilitas vaksin Covid-19 dengan harga terjangkau bagi masyarakat global. “Gagasan ini sejalan dengan upaya Pemerintah dalam proses pengadaan vaksin yang aman dan efektif bagi masyarakat Indonesia,” terangnya.
Sebagai bagian dari komunitas internasional yang terus menjaga keseimbangan antara pendekatan multilateral dan bilateral, Deputi Rizal menegaskan bahwa Indonesia akan senantiasa memanfaatkan keberadaannya dalam forum G20 untuk menyuarakan inisiatif yang menjadi kepentingan nasional dan global. “Tujuannya adalah mendorong proses pemulihan ekonomi yang berkesinambungan dan inklusif," tandasnya.
“Secara spesifik, peranan anggota G20 untuk melakukan transformasi ekonomi yang ditandai dengan digitalisasi berbagai sektor perekonomian, reformasi struktural, serta upaya mempercepat pembangunan yang inklusif menjadi kunci untuk keluar dari krisis ini,” tutur Deputi Bidang Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Rizal Affandi Lukman di Jakarta, Selasa (3/11/2020).
Dia menggarisbawahi dua hal penting dalam menyiapkan kerja sama internasional pasca Covid-19. Pertama, Covid-19 telah mengubah hampir seluruh tata cara pengelolaan ekonomi di setiap negara. Karena itu, kebijakan yang menggunakan pendekatan transformasional, seperti digitalisasi, restrukturisasi kebijakan fiskal, dan penguatan sektor industri kreatif perlu diambil oleh Pemerintah untuk menjamin ketersediaan lapangan kerja serta meningkatkan kapasitas ekonomi masyarakat. “Pendekatan ini tidak lepas dari upaya Pemerintah di dalam negeri untuk memperkuat proses pemulihan ekonomi melalui UU Cipta Kerja,” ujar Deputi Rizal.
Kedua, segala upaya pemulihan ekonomi tersebut mesti tetap memperhatikan aspek pembangunan yang berkelanjutan. Dalam hal ini, pendanaan untuk Sustainable Development Goals (SDGs) dan akses terhadap pendidikan yang berkualitas untuk semua lapisan masyarakat merupakan elemen penting guna memastikan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi yang inklusif.
Konsep yang disampaikan oleh Sherpa Indonesia mendapat sambutan yang positif dari anggota G20 lainnya, termasuk dari Pemerintah Arab Saudi selaku Presidensi G20 tahun ini. Hal ini tercermin dari diterimanya beberapa usulan Indonesia menjadi bagian dari rancangan Leaders’ Declaration.
Usulan lain yang juga diangkat oleh Indonesia dalam pertemuan ini yaitu menyangkut perlunya aksesabilitas vaksin Covid-19 dengan harga terjangkau bagi masyarakat global. “Gagasan ini sejalan dengan upaya Pemerintah dalam proses pengadaan vaksin yang aman dan efektif bagi masyarakat Indonesia,” terangnya.
Sebagai bagian dari komunitas internasional yang terus menjaga keseimbangan antara pendekatan multilateral dan bilateral, Deputi Rizal menegaskan bahwa Indonesia akan senantiasa memanfaatkan keberadaannya dalam forum G20 untuk menyuarakan inisiatif yang menjadi kepentingan nasional dan global. “Tujuannya adalah mendorong proses pemulihan ekonomi yang berkesinambungan dan inklusif," tandasnya.
(nng)
tulis komentar anda