Vaksinasi Lambat, Goodbye Ekonomi RI 5%

Minggu, 07 Februari 2021 - 21:00 WIB
Ilustrasi. FOTO/SINDOnews
JAKARTA - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menyatakan vaksinasi menjadi satu-satunya tumpuan menyelamatkan ekonomi RI . Sebab itu, perlu gerak cepat agar vaksinasi dilakukan dengan cepat agar ekonomi tidak terjun bebas.

"Kalau kita dikerangkeng dengan pengadaan vaksin sampai tiga tahun, ini luar biasa dampaknya ke perekonomian. Kita akan sulit mencapai ekonomi 5 persen," ujar dia saat Konferensi Pers Indef bertajuk Covid-19 meningkat, ekonomi melambat, Minggu (7/2/2021).





Pihaknya mendesak pemerintah agar bergerak cepat melakukan pengadaan vaksin sehingga program vaksinasi tidak berlarut-larut sampai memakan waktu bertahun-tahun. Mengutip penelitian The Economist, imbuhnya negara Indonesia akan mendapatkan vaksin paling lambat dibandingkan negara lain.

Selain Indonesia, sebagian negara-negara Asia Tengah juga mendapatkan giliran yang sama disebabkan karena lambannya proses negosiasi. Padahal jumlah kebutuhan di NKRI cukup besar. "Penyebabnya ada dua hal, saya kira memang terkait proses negosiasi belum optimal, jumlah kebutuhan besar, ketersediaan dana dan sebagainya. Ini tugas berat ketika katakanlah vaksin ini menurut The Economist sampai April bahkan sepanjang tahun 2023," ucap Tauhid.



Tidak hanya itu, Indonesia juga masih memiliki masalah rendahnya penerapan protokol kesehatan khususnya 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan dan jaga jarak sehingga kasus positif Covid-19 di Tanah Air terus meningkat. "Belum lagi soal kejelasan daerah mana saja yang mendapatkan vaksin, siapa yang dapat. Jangan sampai benar, tahun 2023 baru bisa 70 persen diberikan vaksin itu," kata dia.
(nng)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More