Pengaruh Covid-19 Terhadap Ekonomi dan Belanja Konsumen di Asia Tenggara

Kamis, 25 Maret 2021 - 17:40 WIB
Lebih rinci lagi, hasil survei gelombang ketiga ini juga mengungkapkan bahwa sebagian besar masyarakat Asia Tenggara optimis akan adanya pemulihan pendapatan dalam 6 bulan ke depan. Di Indonesia sendiri, 31% masyarakat optimis pendapatan mereka akan pulih dan meningkat, 45% berpendapat akan sama dengan saat ini, dan 24% mungkin akan memburuk.

Berbeda dengan Malaysia dan Thailand yang justru lebih pesimis pendapatan mereka akan pulih atau meningkat bahwa mungkin memburuk. Empat puluh satu persen (41%) masyarakat Malaysia sentiment pendapatnnya akan memburuk, dan 38% untuk Thailand.

“Penurunan tingkat infeksi dan rencana vaksinasi yang efektif dari Pemerintah memainkan peran kunci dalam membangun kembali kepercayaan ekonomi dan belanja konsumen, seperti yang terlihat di Singapura. Bisnis yang beroperasi di Filipina, Indonesia, dan Vietnam perlu memanfaatkan optimisme negara yang positif. Lonjakan infeksi Covid-19 baru-baru ini di Malaysia dan Thailand, sementara dikendalikan, memerlukan pelonggaran bertahap dari pembatasan dan kampanye yang rumit untuk mempromosikan vaksinasi,” ujar CEO Ipsos South East Asia, Suresh Ramalingam.

Menurut Soeprapto Tan, Paling tingginya optimisme masyarakat Indonesia terhadap adanya pemulihan ekonomi nasional maupun pendapatan mereka merupakan pencapaian tersendiri, termasuk Pemerintah. Terlebih ketika survei ini dilakukan pada Februari 2021 lalu, Indonesia tengah dalam penerapan kembali Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) khususnya Jawa dan Bali, yang notabene mayoritas aktivitas bisnis terpusat di sana, namun kita masih optimis.

"Selain itu, optimisme ini juga dipengaruhi oleh vaksinasi yang dimulai sejak Januari 2021. Masyarakat semakin yakin bahwa dengan vaksinasi ini imunitas kelompok (herd immunity) akan terbentuk, ekonomi terdongkrak, dan kita bisa keluar dari masa kelam pandemi ini," paparnya.

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Dalam survei terbaru ini, Ipsos juga meneliti sejauhmana pengaruh pandemi Covid-19 terhadap Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang menjadi penopang ekonomi Indonesia. Hal ini sesuai dengan hasil survei yang didapat mengingat industri tersebut mendapat porsi pembelian tertinggi sebelum dan selama pandemi.

Sebelum pandemi, lebih dari setengah masyarakat Indonesia telah membeli produk industri usaha kecil menengah (54%) dan industri mikro atau bisnis rumahan (44%).

Pandemi tentu mengubah preferensi atau pilihan jenis produk masyarakat Indonesia. Selama, pandemi produk industri rumahan atau bisnis mikro adalah yang paling sedikit terimbas oleh pandemi (42%) dibandingkan sebelum pandemi turun 2%.

Sedangkan produk industri kecil menengah, 44% masyarakat Indonesia masih membeli selama pandemi, dibandingkan sebelum pandemi, mengalami penurunan 10% namun masih memegang porsi tertinggi bersama dengan industri mikro (dibandingkan dengan industri produk bermerek dalam negeri dan produk bermerek luar negeri).

Selama pandemi, mayoritas masyarakat Indonesia mengaku lebih memilih membeli produk UMKM melalui e-commerce (64%), media sosial (33%), aplikasi transportasi online (33%), minimarket atau toko tradisional (30%). Adapun produk UMKM yang paling banyak dibeli selama pandemi adalah makanan 55% seperti makanan beku / frozen atau siap dimasak (ready to cook), minuman 53%, seperti minuman kopi, dan buah segar 53%.

Dan ketiga kategori produk UMKM tersebut masih akan tetap diminati selama 2021 ini, makanan atau kuliner (66%), minuman (58%), dan buah (52%). Di samping itu, 73% masyarakat Indonesia berpendapat bahwa program stimulus yang diberikan Pemerintah untuk industri UMKM sangat membantu mereka untuk bertahan selama pandemi Covid-19.

Pengaruh Pandemi Pada Perilaku Konsumsi Masyarakat

Survei gelombang ketiga ini juga ditujukan untuk mengetahui perkembangan perilaku konsumsi masyarakat Asia Tenggara selama pandemi Covid-19. Dari hasil survei, diketahui bahwa semakin banyak masyarakat Indonesia yang sudah beradaptasi dan terbiasa dengan rutinitas pandemi serta penerapan gaya hidup baru.

Adapun pada survei gelombang kedua (September 2020) sebesar 51%, kemudian naik menjadi 57% pada survei ketiga ini (Februari 2021).

Dalm hal konsumsi, hasil survei menunjukkan bahwa masyarakat Asia Tenggara masih lebih berhati-hati dalam melakukan aktivitas belanja (81%). Masyarakat Indonesia dan Filipina adalah yang paling berhati-hati dalam mengatur pengeluaran mereka (86%).

Terkait pembelian dalam jumlah besar (major purchase), 67% masyarakat di Asia Tenggara mengakui masih meredam niat mereka seperti rumah dan mobil. Kategori produk masakan rumahan (42%), produk kebersihan (36%), dan produk perawatan diri (27%) masih menjadi tiga besar kategori produk yang sangat diminati masyarakat.

Sedangkan untuk kategori travel (20%), fashion atau pakaian (15%), dan aktivitas budaya (11%) mengalami peningkatan minat beli atau konsumsi masyarakat Asia Tenggara.

Seperti hasil survei di atas, bahwa aktivitas travel atau perjalanan sudah mulai mengalami pergerakan ke arah positif. Dimana masyarakat sudah mulai percaya diri dan mau untuk melakukan perjalanan. Di Indonesia sendiri presentase ini meningkat 18% dibandingkan survei pada September 2020.

Munculnya percaya diri masyarakat Indonesia untuk melakukan perjalanan selama pandemi bisa dipengaruhi oleh kebijakan Pemerintah yang mengharuskan masyarakat untuk menyertakan hasil negatif swab antigen. Kebijakan ini sangat diapreasiasi oleh masyarakat, yang mana 71% masyarakat setuju akan penerapan kebijakan ini dan yakin dapat menurunkan angka kasus positif.

Sedangkan 54% masyarakat yang tidak setuju disebabkan oleh faktor harga yang dirasa mahal untuk melakukan swab antigen. Warga di Asia Tenggara masih merasakan dampak ekonomi dari pandemi Covid-19 pada pendapatan pribadi dan perilaku belanja mereka.

Indonesia dan Vietnam memiliki optimisme masa depan yang positif secara umum, sementara Singapura pulih dengan kuat. Kembali tingginya kasus positif dan pemberlakuan larangan ketat (lockdown) baru-baru ini telah mendorong sentimen Malaysia dan Thailand 'kembali ke merah'.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More