Belum Usai Evergrande, China Alami Krisis Energi seperti Inggris
Senin, 27 September 2021 - 17:26 WIB
BEIJING - Belum usai masalah keuangan Evergrande, kini krisis energi melanda China . Warga di wilayah timur laut China mengalami pemadaman listrik mendadak yang awalnya melanda pabrik lalu menyebar ke rumah-rumah.
Masyarakat yang tinggal di provinsi Liaoning, Jilin dan Heilongjiang bahkan mengeluh di media sosial tentang kurangnya pemanas saat musim dingin. Bahkan lift hingga lampu lalu lintas tidak berfungsi.
"Penyebabnya adalah kenaikan harga batu bara yang menyebabkan kekurangan pasokan. Negara ini sangat bergantung pada batu bara untuk pembangkit listrik," ungkap media lokal China dikutip BBC pada Senin (27/9/2021).
Salah satu perusahaan listrik China mengatakan bahwa mereka memperkirakan pemadaman listrik akan berlangsung hingga musim semi tahun 2022. Tak hanya itu pihak perusahaan juga sempat menerangkan bahwa pemadaman tak terduga akan menjadi "new normal", namun postingan tersebut kemudian dihapus.
Kekurangan energi pada awalnya hanya dialami pabrik-pabrik di seluruh negeri, banyak di antaranya harus mengurangi atau menghentikan produksi dalam beberapa pekan terakhir.
Tetapi selama akhir pekan, penduduk di beberapa kota juga mengalami pemadaman listrik sesekali. Kejadian tersebut menggema di media sosial dengan tagar "Pemadaman listrik timur laut" dan frasa terkait lainnya yang juga menjadi tren di Twitter dan Weibo.
Berapa lama pemadaman listrik bakal terjadi masih belum jelas, tetapi diyakini sudah berdampak bagi hampir 100 juta orang yang tinggal di tiga provinsi tersebut. Bahkan di provinsi Liaoning, sebuah pabrik harus mengirim 23 staf ke rumah sakit karena keracunan karbon monoksida akibat ventilator yang tiba-tiba mati.
Ada juga laporan tentang beberapa orang yang dirawat di rumah sakit setelah mereka menggunakan kompor di ruangan yang berventilasi buruk untuk pemanasan, dan orang-orang yang tinggal di gedung-gedung tinggi yang harus menaiki dan menuruni puluhan anak tangga karena lift tidak berfungsi.
Masyarakat yang tinggal di provinsi Liaoning, Jilin dan Heilongjiang bahkan mengeluh di media sosial tentang kurangnya pemanas saat musim dingin. Bahkan lift hingga lampu lalu lintas tidak berfungsi.
"Penyebabnya adalah kenaikan harga batu bara yang menyebabkan kekurangan pasokan. Negara ini sangat bergantung pada batu bara untuk pembangkit listrik," ungkap media lokal China dikutip BBC pada Senin (27/9/2021).
Salah satu perusahaan listrik China mengatakan bahwa mereka memperkirakan pemadaman listrik akan berlangsung hingga musim semi tahun 2022. Tak hanya itu pihak perusahaan juga sempat menerangkan bahwa pemadaman tak terduga akan menjadi "new normal", namun postingan tersebut kemudian dihapus.
Kekurangan energi pada awalnya hanya dialami pabrik-pabrik di seluruh negeri, banyak di antaranya harus mengurangi atau menghentikan produksi dalam beberapa pekan terakhir.
Tetapi selama akhir pekan, penduduk di beberapa kota juga mengalami pemadaman listrik sesekali. Kejadian tersebut menggema di media sosial dengan tagar "Pemadaman listrik timur laut" dan frasa terkait lainnya yang juga menjadi tren di Twitter dan Weibo.
Berapa lama pemadaman listrik bakal terjadi masih belum jelas, tetapi diyakini sudah berdampak bagi hampir 100 juta orang yang tinggal di tiga provinsi tersebut. Bahkan di provinsi Liaoning, sebuah pabrik harus mengirim 23 staf ke rumah sakit karena keracunan karbon monoksida akibat ventilator yang tiba-tiba mati.
Ada juga laporan tentang beberapa orang yang dirawat di rumah sakit setelah mereka menggunakan kompor di ruangan yang berventilasi buruk untuk pemanasan, dan orang-orang yang tinggal di gedung-gedung tinggi yang harus menaiki dan menuruni puluhan anak tangga karena lift tidak berfungsi.
tulis komentar anda