Menko Airlangga: KEK Gresik Akan Perkuat Hilirisasi dan Ekspor
Selasa, 12 Oktober 2021 - 15:45 WIB
Adapun kewajiban hilirisasi nilai tambah tembaga adalah amanah dari Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba). Dalam kesempatan yang sama, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi cadangan tembaga yang sangat besar.
"Masuk dalam kategori 7 negara yang memiliki cadangan tembaga terbesar di dunia. Ini yang banyak kita tidak tahu. Potensi yang sangat besar ini harus kita manfaatkan sebaik-baiknya, sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat dengan menciptakan nilai tambah yang setinggi-tingginya bagi ekonomi kita. Jadi jangan sampai kita memiliki tambang, kita memiliki konsentrat, tetapi smelter-nya, hilirisasinya ada di negara lain. Seperti tadi disampaikan, ada di Spanyol, Jepang. Nilai tambahnya berarti yang menikmati mereka," ujar Presiden Joko Widodo.
Keberadaan PTFI sendiri diharapkan akan menjadi daya tarik bagi industri turunan tembaga dan industri lain untuk berinvestasi di KEK Gresik. Tetapi untuk dapat mewujudkannya, tentu saja membutuhkan sinergi dan dukungan dari Kementerian terkait.
Pada kesempatan tersebut, Menko Airlangga meminta dukungan terkait fasilitas di KEK Gresik kepada para menteri yang hadir. "Menteri ESDM, mohon dukungan terkait penyediaan air, listrik dan gas yang kompetitif di KEK, menteri BUMN untuk mendorong BUMN (MIND ID sebagai holding) agar merealisasikan investasi smelter dan PMR di KEK Gresik, menteri PUPR untuk mendukung penyediaan air bersih dan konektivitas jalan tol, menteri investasi untuk mendukung perizinan dan pemberian insentif tax holiday dan tax allowance," tutur Menko Airlangga.
Kepada menteri perhubungan, Airlangga berharap dapat mendukung KEK Gresik melalui pengembangan pelabuhan di KEK Gresik dan konektivitas kereta api. Adapun KEK Gresik terintegrasi langsung dengan pelabuhan laut yang telah diperlebar dan diperpanjang menjadi 1.000 m x 50 m. Pelabuhan laut ini akan dilengkapi dengan beberapa dermaga serta beberapa fasilitas pendukung, dan akan sangat signifikan dalam meminimalkan biaya logistik.
Pelabuhan di KEK Gresik berkapasitas hingga 200 ribu DWT. Dengan dermaga yang akan diperdalam menjadi 16 LWS untuk dapat melayani bongkar muat kapal-kapal besar, akan berpotensi menjadikan pelabuhan di KEK Gresik ini sebagai hub strategis di Indonesia.
Airlangga menegaskan, pemerintah akan senantiasa mendukung berbagai langkah untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan KEK di Indonesia, termasuk diantaranya melalui kebijakan fiskal yang kondusif bagi dinamika investasi, mendorong konektivitas industri antar KEK dengan membangun akses-akses infrastruktur di KEK dan wilayah sekitarnya, dan pemerintah yang memfokuskan diri membangun ketersediaan sumber daya manusia di setiap wilayah dimana KEK berada.
Setelah melaksanakan ground breaking KEK Gresik, selanjutnya Menko Airlangga menyerahkan Peraturan Pemerintah Penetapan KEK Gresik dan SK Penetapan Badan Usaha Pembangun dan Pengelola (BUPP) KEK Gresik kepada Direktur Utama PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera Bambang Soetiono Soediyanto di kantor pemasaran Java Integrated and Ports Estate (JIPE) Gresik.
"Masuk dalam kategori 7 negara yang memiliki cadangan tembaga terbesar di dunia. Ini yang banyak kita tidak tahu. Potensi yang sangat besar ini harus kita manfaatkan sebaik-baiknya, sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat dengan menciptakan nilai tambah yang setinggi-tingginya bagi ekonomi kita. Jadi jangan sampai kita memiliki tambang, kita memiliki konsentrat, tetapi smelter-nya, hilirisasinya ada di negara lain. Seperti tadi disampaikan, ada di Spanyol, Jepang. Nilai tambahnya berarti yang menikmati mereka," ujar Presiden Joko Widodo.
Keberadaan PTFI sendiri diharapkan akan menjadi daya tarik bagi industri turunan tembaga dan industri lain untuk berinvestasi di KEK Gresik. Tetapi untuk dapat mewujudkannya, tentu saja membutuhkan sinergi dan dukungan dari Kementerian terkait.
Pada kesempatan tersebut, Menko Airlangga meminta dukungan terkait fasilitas di KEK Gresik kepada para menteri yang hadir. "Menteri ESDM, mohon dukungan terkait penyediaan air, listrik dan gas yang kompetitif di KEK, menteri BUMN untuk mendorong BUMN (MIND ID sebagai holding) agar merealisasikan investasi smelter dan PMR di KEK Gresik, menteri PUPR untuk mendukung penyediaan air bersih dan konektivitas jalan tol, menteri investasi untuk mendukung perizinan dan pemberian insentif tax holiday dan tax allowance," tutur Menko Airlangga.
Kepada menteri perhubungan, Airlangga berharap dapat mendukung KEK Gresik melalui pengembangan pelabuhan di KEK Gresik dan konektivitas kereta api. Adapun KEK Gresik terintegrasi langsung dengan pelabuhan laut yang telah diperlebar dan diperpanjang menjadi 1.000 m x 50 m. Pelabuhan laut ini akan dilengkapi dengan beberapa dermaga serta beberapa fasilitas pendukung, dan akan sangat signifikan dalam meminimalkan biaya logistik.
Pelabuhan di KEK Gresik berkapasitas hingga 200 ribu DWT. Dengan dermaga yang akan diperdalam menjadi 16 LWS untuk dapat melayani bongkar muat kapal-kapal besar, akan berpotensi menjadikan pelabuhan di KEK Gresik ini sebagai hub strategis di Indonesia.
Airlangga menegaskan, pemerintah akan senantiasa mendukung berbagai langkah untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan KEK di Indonesia, termasuk diantaranya melalui kebijakan fiskal yang kondusif bagi dinamika investasi, mendorong konektivitas industri antar KEK dengan membangun akses-akses infrastruktur di KEK dan wilayah sekitarnya, dan pemerintah yang memfokuskan diri membangun ketersediaan sumber daya manusia di setiap wilayah dimana KEK berada.
Setelah melaksanakan ground breaking KEK Gresik, selanjutnya Menko Airlangga menyerahkan Peraturan Pemerintah Penetapan KEK Gresik dan SK Penetapan Badan Usaha Pembangun dan Pengelola (BUPP) KEK Gresik kepada Direktur Utama PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera Bambang Soetiono Soediyanto di kantor pemasaran Java Integrated and Ports Estate (JIPE) Gresik.
(fai)
tulis komentar anda