Digugat Rp24,9 Triliun, Ini Sejarah Berdirinya Gojek
Rabu, 05 Januari 2022 - 11:41 WIB
JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim dan PT Aplikasi Karya Anak Bangsa ( Gojek) digugat ke Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Penggugat, Arman Chasan, menilai Nadiem dan Gojek telah melakukan pelanggan hak cipta.
Menurut Arman, Gojek menjiplak konsep ride hailing yang dikemukakan olehnya terlebih dahulu. Arman pun meminta Gojek dan Nadiem membayar royalti kepadanya sebesar Rp24,9 triliun.
Gojek memang sebuah korporasi fenomenal. Dari sebuah perusahaan yang berjalan hanya lewat call center, Gojek kini menjelma menjadi sebuah gergasi aplikasi. Lantas, bagaimana awal perusahaan ini bisa berdiri?
Mengutip beberapa sumber, Rabu (5/1/2022), Gojek didirikan pada tahun 2010 oleh Nadiem Makarim. Ide mendirikan perusahaan ini muncul dari pengalaman pribadi Naidem yang menggunakan ojek hampir tiap hari ke tempat kerja. Saat itu, dirinya masih bekerja sebagai Co-Founder dan Managing Director Zalora Indonesia serta Chief Innovation Officer Kartuku.
Nadiem melihat, sebagian besar pengemudi ojek menghabiskan waktu untuk menunggu penumpang datang. Padahal, mereka akan mendapat lebih banyak penumpang jika berkeliling dan mencari. Lalu, ojek juga tidak sebanyak transportasi lain. Jika pengemudi ojek bisa sedia tiap saat, pendapatannya pun akan bertambah.
Dengan gagasan itulah, pada 13 Oktober 2010, Gojek resmi berdiri. Awalnya, pengemudi Gojek hanya ada 20 orang. Perusahaan juga masih mengandalkan call center untuk menghubungkan pengemudi dengan penumpang.
Seiring berjalannya waktu, investasi terus datang ke perusahaan ini. Akhirnya, Gojek bisa meluncurkan aplikasi sendiri pada tahun 2015. Ada kenaikan pesanan dari 3.000 per hari jadi 10.000 per hari. Kemudian, Gojek juga melihat peluang untuk ekspansi ke ranah pesan antar-makanan, penjualan tiket, dan lainnya.
Pada 2016, Gojek jadi perusahaan unicorn pertama di Indonesia dengan kenaikan pesanan menjadi 300.000 per hari. Pada 2018, Gojek mengumumkan ekspansi bisnis ke Vietnam dan Thailand dengan kenaikan pesanan 100 juta per hari, terus tumbuh sampai 1.100 kali lipat. Ekspansi terus dilanjutkan sampai Singapura dan Filipina.
Baca juga: Bertambah 125 Orang, Kini Wisma Atlet Kemayoran Rawat 1.206 Pasien Covid-19
Pendanaan yang diterima Gojek juga beragam. Yang menarik perhatian, raksasa teknologi Google pernah memberi investasi ke Gojek pada 2018, meskipun tidak disebutkan jumlahnya. Pada 2020, Facebook dan Paypal juga mengumumkan pendanaan di perusahaan ini. Athika Rahma
Menurut Arman, Gojek menjiplak konsep ride hailing yang dikemukakan olehnya terlebih dahulu. Arman pun meminta Gojek dan Nadiem membayar royalti kepadanya sebesar Rp24,9 triliun.
Gojek memang sebuah korporasi fenomenal. Dari sebuah perusahaan yang berjalan hanya lewat call center, Gojek kini menjelma menjadi sebuah gergasi aplikasi. Lantas, bagaimana awal perusahaan ini bisa berdiri?
Mengutip beberapa sumber, Rabu (5/1/2022), Gojek didirikan pada tahun 2010 oleh Nadiem Makarim. Ide mendirikan perusahaan ini muncul dari pengalaman pribadi Naidem yang menggunakan ojek hampir tiap hari ke tempat kerja. Saat itu, dirinya masih bekerja sebagai Co-Founder dan Managing Director Zalora Indonesia serta Chief Innovation Officer Kartuku.
Nadiem melihat, sebagian besar pengemudi ojek menghabiskan waktu untuk menunggu penumpang datang. Padahal, mereka akan mendapat lebih banyak penumpang jika berkeliling dan mencari. Lalu, ojek juga tidak sebanyak transportasi lain. Jika pengemudi ojek bisa sedia tiap saat, pendapatannya pun akan bertambah.
Dengan gagasan itulah, pada 13 Oktober 2010, Gojek resmi berdiri. Awalnya, pengemudi Gojek hanya ada 20 orang. Perusahaan juga masih mengandalkan call center untuk menghubungkan pengemudi dengan penumpang.
Seiring berjalannya waktu, investasi terus datang ke perusahaan ini. Akhirnya, Gojek bisa meluncurkan aplikasi sendiri pada tahun 2015. Ada kenaikan pesanan dari 3.000 per hari jadi 10.000 per hari. Kemudian, Gojek juga melihat peluang untuk ekspansi ke ranah pesan antar-makanan, penjualan tiket, dan lainnya.
Pada 2016, Gojek jadi perusahaan unicorn pertama di Indonesia dengan kenaikan pesanan menjadi 300.000 per hari. Pada 2018, Gojek mengumumkan ekspansi bisnis ke Vietnam dan Thailand dengan kenaikan pesanan 100 juta per hari, terus tumbuh sampai 1.100 kali lipat. Ekspansi terus dilanjutkan sampai Singapura dan Filipina.
Baca juga: Bertambah 125 Orang, Kini Wisma Atlet Kemayoran Rawat 1.206 Pasien Covid-19
Pendanaan yang diterima Gojek juga beragam. Yang menarik perhatian, raksasa teknologi Google pernah memberi investasi ke Gojek pada 2018, meskipun tidak disebutkan jumlahnya. Pada 2020, Facebook dan Paypal juga mengumumkan pendanaan di perusahaan ini. Athika Rahma
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda