2 Tahun Menjabat, Intip Sederet Holding BUMN yang Dibentuk Erick Thohir

Selasa, 18 Januari 2022 - 00:38 WIB
Diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), Injourney alias Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung diluncurkan pada Kamis (13/1) kemarin. Holding sebelumnya terbentuk pada Oktober 2021 lalu.

Jokowi menyebut holding ini dibentuk dengan tujuan memajukan sektor pariwisata dan memperbaiki tata kelola agar lebih efisien dan sederhana.

Adapun anggota Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung ini antara lain PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), PT Hotel Indonesia Natour (Persero), PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero), dan PT Sarinah (Persero).

Sementara, induk holding sendiri dipegang oleh PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero). Kementerian BUMN telah menunjuk Dony Oskaria sebagai Direktur Utama Aviasi Pariwisata Indonesia sejak holding terbentuk pada 2021 lalu.

Erick Thohir menaksir total aset Injourney bisa mencapai Rp260 triliun. Dia pun optimistis keberadaan Injourney mampu menciptakan sektor pariwisata dan aviasi dalam satu ekosistem terintegrasi. Oleh karena itu, Kementerian BUMN akan memokuskan holding untuk menggarap pariwisata domestik.

4. Holding BUMN Farmasi

Holding Farmasi terbentuk pada awal 2020, atau tepatnya di bulan Februari. Holding farmasi terdiri atas tiga perusahaan BUMN yakni Bio Farma sebagai induk holding, yang beranggotakan PT Kimia Farma (Persero) Tbk dan PT Indofarma (Persero) Tbk.

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan tujuan dari pembentukan holding farmasi ini untuk memperkuat kemandirian industri farmasi nasional, meningkatkan ketersediaan produk, dengan menciptakan inovasi bersama dalam penyediaan produk farmasi.

"Sinergi dari tiga BUMN yang tergabung dalam holding farmasi ini, dapat menurunkan impor bahan baku farmasi atau Active Pharmaceutical Ingredients (API). Mengingat saat ini lebih dari dari 90 persen bahan impor farmasi masih diimpor dari luar negeri," ujar Honesti melalui keterangannya, Jakarta, Jumat (31/1).

Lebih lanjut dijelaskan, dengan adanya holding ini ditargetkan impor bahan baku dapat ditekan hingga 15%. Sehingga pada 2021 nanti ketergantungan terhadap impor menjadi 75%. Adapun pendapatan konsolidasi BUMN holding ini diprediksi mencapai Rp 16,8 triliun tahun ini.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More