2 Tahun Menjabat, Intip Sederet Holding BUMN yang Dibentuk Erick Thohir

Selasa, 18 Januari 2022 - 00:38 WIB
loading...
2 Tahun Menjabat, Intip...
Setelah menjabat 2 tahunan, Erick Thohir tercatat sudah membentuk sederet holding BUMN yang dikelompokkan berdasarkan sektor atau klusternya. Berikut daftar holding BUMN yang telah dibentuk Erick Thohir. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Menteri BUMN, Erick Thohir dikenal lewat aksi bersih-bersih perusahaan pelat merah, dimana Ia terus melakukan perampingan terhadap direksi dan komisaris sejumlah perseroan. Selain itu tercatat ada sederet Holding BUMN yang dibentuk olehnya sebagai upaya meningkatkan kinerja perusahaan negara.



Di tangan Erick Thohir, tercatat sudah ada 70 BUMN yang ditutup hingga November 2021.Erick Thohir menerangkan, pencopotan dan nomenklatur direksi dan komisaris perseroan plat merah tersebut untuk melakukan penyegaran atau perbaikan tata kelola perusahaan.

"Tugas saya utamanya menegakkan kembali GCG (Good Corporate Governance). Kalau yang bagus kita kasih reward, kalau yang tidak bagus kita bersihkan. Kita harus copot, itu bagian dari perbaikan Kementerian BUMN," ujar Erick beberapa waktu lalu.

Visi Erick Thohir yakni membuat subholding BUMN berisi pengelompokan perusahaan pelat merah. Menurutnya BUMN tidak boleh sendiri-sendiri, harus bergandengan tangan satu dan yang lainnya.

Setelah menjabat 2 tahunan, Erick Thohir tercatat sudah membentuk sederet holding BUMN yang dikelompokkan berdasarkan sektor atau klusternya. Berikut daftar holding BUMN yang telah dibentuk Erick Thohir:

1. Holding BUMN Ultra Mikro

Holding Ultra Mikro terdiri dari tiga entitas BUMN, yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM.

Holding resmi dibentuk lewat penandatanganan Akta Inbreng saham pemerintah pada Pegadaian dan PNM sebagai penyertaan modal negara kepada BRI selaku induk holding pada 13 September 2021 lalu.

Pembentukan holding ini ditujukan untuk mempermudah rakyat kecil untuk mendapat pinjaman. Dengan sinergi tiga lembaga keuangan tersebut, diharapkan modal BUMN bisa lebih besar dan bunga yang ditawarkan pun bisa lebih lebih kecil.

"Kita memberanikan diri menggabungkan yang namanya Holding Ulta Mikro, kita gabungkan BNI, PNM dan Pegadaian menjadi sebuah grup besar yang fokusnya tidak lain adalah ultra mikro dan UMKM. Alhamdulilah, kita juga bisa buktikan dengan penggabungan ini market yang namanya kapitalis pun mendukung," ujar Erick Thohir.

2. Holding BUMN Pangan

Kementerian BUMN resmi membentuk Holding BUMN Pangan pada pada Jumat (7/1) lewat pengalihan saham lima perusahaan pelat merah sektor pangan. Yakni, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), PT Sang Hyang Seri, PT Perikanan Indonesia, PT Berdikari, dan PT Garam, kepada PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI sebagai induk Holding BUMN Pangan.

Pembentukan Holding BUMN Pangan mendapatkan restu dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 118 Tahun 2021 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara ke dalam modal saham RNI, dilengkapi dengan KMK 555/KMK.06/2021 tentang Penetapan Nilai PMN ke dalam modal saham RNI yang diteken Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Holding pangan diharapkan dapat menciptakan nilai tambah, efisiensi, penguatan supply chain, hingga inovasi bisnis model yang pada ujungnya merealisasikan kemandirian pangan RI.

Lalu pada Rabu (12/1/2022) lalu, Menteri BUMN Erick Thohir resmi meluncurkan brand baru holding BUMN pangan dengan sebutan ID Food. Dalam kesempatan itu, pemegang saham sekaligus meluncurkan logo baru holding.

Erick menyatakan, salah satu tujuan holding BUMN pangan adalah memperbaiki tata kelola rantai pasok (suply chain) pangan guna mewujudkan ketahanan pangan nasional.

"Tentu kita tidak bicara seluruh Indonesia, kita bicara pihaknya kita dulu, perbaikan suply chain di pangannya BUMN. Kita mergerkan dari delapan perusahaan jadi lima. Kalau kurang kita mergerin lagi, kalau masih bandel kita mergerin lagi. Tapi saya rasa 5 angka yang bagus," ujar Erick dalam peresmian holding pangan di Kawasan Kota Tua, Jakarta.

3. Holding BUMN Pariwisata

Diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), Injourney alias Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung diluncurkan pada Kamis (13/1) kemarin. Holding sebelumnya terbentuk pada Oktober 2021 lalu.

Jokowi menyebut holding ini dibentuk dengan tujuan memajukan sektor pariwisata dan memperbaiki tata kelola agar lebih efisien dan sederhana.

Adapun anggota Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung ini antara lain PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), PT Hotel Indonesia Natour (Persero), PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero), dan PT Sarinah (Persero).

Sementara, induk holding sendiri dipegang oleh PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero). Kementerian BUMN telah menunjuk Dony Oskaria sebagai Direktur Utama Aviasi Pariwisata Indonesia sejak holding terbentuk pada 2021 lalu.

Erick Thohir menaksir total aset Injourney bisa mencapai Rp260 triliun. Dia pun optimistis keberadaan Injourney mampu menciptakan sektor pariwisata dan aviasi dalam satu ekosistem terintegrasi. Oleh karena itu, Kementerian BUMN akan memokuskan holding untuk menggarap pariwisata domestik.

4. Holding BUMN Farmasi

Holding Farmasi terbentuk pada awal 2020, atau tepatnya di bulan Februari. Holding farmasi terdiri atas tiga perusahaan BUMN yakni Bio Farma sebagai induk holding, yang beranggotakan PT Kimia Farma (Persero) Tbk dan PT Indofarma (Persero) Tbk.

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan tujuan dari pembentukan holding farmasi ini untuk memperkuat kemandirian industri farmasi nasional, meningkatkan ketersediaan produk, dengan menciptakan inovasi bersama dalam penyediaan produk farmasi.

"Sinergi dari tiga BUMN yang tergabung dalam holding farmasi ini, dapat menurunkan impor bahan baku farmasi atau Active Pharmaceutical Ingredients (API). Mengingat saat ini lebih dari dari 90 persen bahan impor farmasi masih diimpor dari luar negeri," ujar Honesti melalui keterangannya, Jakarta, Jumat (31/1).

Lebih lanjut dijelaskan, dengan adanya holding ini ditargetkan impor bahan baku dapat ditekan hingga 15%. Sehingga pada 2021 nanti ketergantungan terhadap impor menjadi 75%. Adapun pendapatan konsolidasi BUMN holding ini diprediksi mencapai Rp 16,8 triliun tahun ini.

5. Holding BUMN Perhotelan

Menteri BUMN Erick Thohir merampungkan pembentukan holding BUMN perhotelan, setelah ditandatanganinya Perjanjian Komitmen Jual Beli Saham antara 5 perusahaan pelat merah yang bergerak di sektor perhotelan pada Selasa (29 Desember 2020).

PT WIKA Realty ditunjuk menjadi induk holding BUMN perhotelan pada Desember 2020 lalu lewat penandatanganan perjanjian komitmen jual beli saham. Pada pembentukan tahap pertama, sebanyak 22 hotel BUMN tergabung di dalam holding tersebut.

Ke-22 hotel tersebut merupakan anak usaha dari empat BUMN, yakni PT WIKA Realty, anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Aero Wisata, PT Hotel Indonesia Natour (Persero), dan anak usaha PT Pertamina (Persero), PT Patra Jasa.

Mereka adalah 11 hotel milik Hotel Indonesia Natour, 1 hotel milik Aero Wisata, 1 hotel milik PT Patra Jasa, dan 9 hotel milik PT Pegadaian Hotel Indonesia Natour.

"Konsolidasi bisnis hotel ini sejalan dengan langkah menjadikan BUMN sebagai institusi bisnis yang kompetitif sekaligus mengatur lini bisnis hotel BUMN sehingga BUMN Induk yang sebelumnya membawahi anak-anak usaha hotel dapat dapat menjalankan bisnis sesuai bisnis inti yang dimiliki, " ujar Wakil Menteri II BUMN Kartika Wirjoatmodjo, dikutip dari rilis pada Selasa (29/12).



Ia menambahkan pembentukan holding BUMN perhotelan dilakukan sesuai dengan rencana efisiensi, perampingan perusahaan pelat merah sebagai institusi bisnis dan global player, menjalankan dan mendukung program pemerintah di bidang pariwisata, serta meningkatkan daya saing dan penciptaan nilai dari konsolidasi bisnis hotel BUMN.

Penandatanganan Perjanjian Komitmen Jual Beli ini, juga merupakan tindak lanjut dari Nota Kesepahaman Bersama Rencana Konsolidasi Bisnis Hotel BUMN yang telah ditandatangani pada September 2020.

"Perjanjian ini juga merupakan bagian dari pembentukan holding hotel yang pada tahap pertama terdapat 22 hotel yang akan terkonsolidasi dalam pembentukan Holding Hotel BUMN. Di antaranya 11 hotel milik Hotel Indonesia Natour, 1 Hotel milik Aero Wisata, 1 hotel milik PT Patra Jasa, dan 9 hotel milik PT Pegadaian," pungkas Kartika.

(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1016 seconds (0.1#10.140)