Beli Pertalite Dilarang Pakai Jeriken, Pertamini Kosong Terancam Bangkrut

Rabu, 13 April 2022 - 21:00 WIB
Di samping itu penualan produk seperti Snack ataupun misalnya rokok yang setiap hari pasti terjual, tidak cukup untuk membandingkan keuntungannya. Misalnya, Iwan menjual rokok yang juga di ecer dengan harga satu batangnya Rp2.000, dalam satu bungkus setidaknya berisi 16 batang.

Belanja rokok Sampoerna Mild satu slopnya isi 10 bungkus adalah Rp256.500. Kalau rokok tersebut terjual habis saja dengan harga konsisten satu batangnya Rp2.000 maka setidaknya Iwan hanya mendapatkan keuntungan sebesar Rp63.500. Jumlah tersebut didapatkan dari jumlah batang rokok sebanyak satu slop dikalikan dengan harga satu batang rokok, selanjutnya dikurangi oleh modal belanja Iwan untuk membeli satu slop rokok sebesar Rp256.000.

"Ya berasa juga lah (kalau tidak) lumayan juga, kita sambil jualan warung," kata Iwan. "Kakau dibandingkan makanan, itu lebih cepat habis menjual bensin, kalau makanan ini tidak segera lah," sambungnya.



Oleh sebab itu menurut Iwan menjual bensin itu cepat habisnya sehingga cepat untuk mendapatkan keuntungannya. Hari berikutnya belanja kembali dan mendapat keuntungan lagi. Ini yang menurut Iwan berbeda dari menjual makanan yang kadang baru belanja kembali Minggu berikutnya. "Kalau menjual bensin lebih cepat putar duitnya, kita mana yang lebih laku, itu yang kita jual," pungkas Iwan.
(nng)
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More