4 Negara Eropa Ini Menolak Bayar Gas Rusia Pakai Rubel, Bagaimana Nasibnya?
Jum'at, 29 April 2022 - 20:37 WIB
Kremlin telah bergerak cepat untuk membatasi dampak sanksi terhadap ekonomi Rusia yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang telah mempengaruhi segalanya mulai dari cadangan devisa bank sentral hingga McDonalds. Tak berselang lama, Gazprom menghentikan pasokan gas ke Polandia karena penolakannya membayar dalam rubel.
2. Bulgaria
Sama halnya dengan Polandia, Bulgaria juga tak setuju untuk membayar gas Rusia dalam bentuk mata uang Rubel. Terkait keamanan pasokan energi dalam negerinya, Bulgaria tetap percaya diri bisa mengganti pasokan gas Rusia dari negara lain.
Dikutip dari Alarabiya News, Perdana Menteri Assen Vassilev mengatakan, negaranya dapat mengganti sumber pasokan gas Rusia dan tidak akan menghadapi kekurangan gas di musim dingin mendatang.
Sebelumnya, Gazprom telah memotong pasokan gas ke Bulgaria dan Polandia setelah kedua negara tersebut menolak membayarnya dengan mata uang Rubel. Bulgaria sendiri mengkonsumsi sekitar 3 miliar meter kubik gas per tahunnya. Dan 90% di antaranya berasal dari Rusia.
3. Jerman
Kanselir Jerman, Olaf Scholz telah menolak permintaan Presiden Rusia Vladimir Putin agar pihaknya membayar pengiriman gas Rusia dengan mata uang Rubel. Dikutip dari Newsweek, dalam konferensi pers G7, Scholz mengatakan, bahwa sudah ada kontrak tetap yang menentukan pembayaran gas dilakukan dalam Euro atau Dolar.
Dia menganggap permintaan Putin itu sebagai upaya mengembalikan nilai mata uang Rubel yang jatuh setelah invasinya ke Ukraina. Sebelumnya diketahui bahwa nilai Rubel telah anjlok.
Namun setelah pengumuman Putin bahwa gas Rusia harus dibayar dengan Rubel membuat nilai mata uang itu naik. Seperti dilaporkan Komisi Eropa bahwa Rusia menyediakan sekitar 45% dari impor gas Uni Eropa.
2. Bulgaria
Sama halnya dengan Polandia, Bulgaria juga tak setuju untuk membayar gas Rusia dalam bentuk mata uang Rubel. Terkait keamanan pasokan energi dalam negerinya, Bulgaria tetap percaya diri bisa mengganti pasokan gas Rusia dari negara lain.
Dikutip dari Alarabiya News, Perdana Menteri Assen Vassilev mengatakan, negaranya dapat mengganti sumber pasokan gas Rusia dan tidak akan menghadapi kekurangan gas di musim dingin mendatang.
Sebelumnya, Gazprom telah memotong pasokan gas ke Bulgaria dan Polandia setelah kedua negara tersebut menolak membayarnya dengan mata uang Rubel. Bulgaria sendiri mengkonsumsi sekitar 3 miliar meter kubik gas per tahunnya. Dan 90% di antaranya berasal dari Rusia.
3. Jerman
Kanselir Jerman, Olaf Scholz telah menolak permintaan Presiden Rusia Vladimir Putin agar pihaknya membayar pengiriman gas Rusia dengan mata uang Rubel. Dikutip dari Newsweek, dalam konferensi pers G7, Scholz mengatakan, bahwa sudah ada kontrak tetap yang menentukan pembayaran gas dilakukan dalam Euro atau Dolar.
Dia menganggap permintaan Putin itu sebagai upaya mengembalikan nilai mata uang Rubel yang jatuh setelah invasinya ke Ukraina. Sebelumnya diketahui bahwa nilai Rubel telah anjlok.
Baca Juga
Namun setelah pengumuman Putin bahwa gas Rusia harus dibayar dengan Rubel membuat nilai mata uang itu naik. Seperti dilaporkan Komisi Eropa bahwa Rusia menyediakan sekitar 45% dari impor gas Uni Eropa.
tulis komentar anda