Wawancara Wakil Direktur Utama KB Bukopin Robby Mondong: Siap Bertransformasi melalui Next Generation Banking System

Rabu, 25 Januari 2023 - 22:03 WIB
loading...
A A A
Apa rencana kerja dalam waktu dekat?
Penjualan bad asset masih berjalan tahun ini, meskipun nilainya hanya separuh tahun lalu. Penjualan bad asset ini merupakan rangkaian proses yang kita jalankan sejak 2021. Tahun lalu Rp5,4 triliun, tahun 2021 Rp4 triliun. Tahun ini mungkin sekitar 50% tahun lalu. Absolut NPL kita sebenarnya dengan NPL 8% gross, itu sekitar Rp4 triliun. Kita lepas Rp2 triliun, sudah di bawah 5%.

Satu lagi, bank ini kan Bank Korea. Saat ini apapun yang berbau Korea lagi hits. Momen ini harus kita ambil. Kartu kredit akan kita branding Aespa, debit card kita branding Aespa. Kita akan datangkan mereka ke Indonesia. Bukan hanya Aespa, tapi mereka jadi motornya. Mungkin sekitar September. Ini ada faktor nilai tambah lainnya bagi masyarakat bila berbanking dengan KB Bukopin, di luar yang lain-lain, seperti suku bunga. Kita tidak mau jual tiket, tapi kita mau orang buka rekening di kita. Ini akan kita leverage juga, terkait yang sedang hits di Indonesia.

Bagaimana dengan sisi funding?
Kita akan selalu coba low cost fund, dalam arti CASA (current account saving account). Caranya, dengan perusahaan-perusahaan besar, kita coba masuk dengan transaction banking, biasanya giro dan current account. Kalau saving, kita dapatkan dari payroll. Kita tidak terlalu mengejar volume tahun ini karena kita sudah mendapatkan capital injection Rp12 triliun tahun ini. Kita lebih menekankan cost of fund lebih turun.

Salah satu CASA yang kita kejar selain dari debitur wholesale, yakni dari pendidikan dan rumah sakit. Karena kalau kita melihat di daerah, basis CASA itu rumah sakit dan pendidikan. Pendidikan itu pasti akan berputar terus. SPP mahasiswa kan terus-menerus. Terus berputar. Kita dapat funding, CASA, operational bank juga di situ. Otomatis mahasiswa dapat kartu, dia punya virtual account, punya rekening di kita, digital, perputarannya luar biasa. Pengalaman kita di pendidikan, kerjanya bukan 2-3 tahun, tapi jangka panjang.

Kemudian kalau Cikarang, Tangerang, kita sasar pabrik-pabrik, manufaktur. Kalau perkotaan, seperti Jakarta, Surabaya, kita kejar perkantoran. Kita ingin menjadi bank yang modern, lebih ke arah digital, produktivitas tinggi, dan profit.

Bagaimana dengan sektor UMKM?
Sektor UMKM sangat kita lihat. Kita masuk KUR, dapat jatah Rp500 miliar di 2023. Tahun lalu cuma Rp50 miliar, suatu jump yang luar biasa. Kita ada swamitra, kita hidupkan dengan teknologi.

KUR ini mendapat dana murah dari pemerintah. Misi kami bukan semata bisnis semata, melainkan juga mendukung perekonomian setempat dan program-program pemerintah. Kita juga mempunyai target UMKM sendiri. Karena nanti ekosistemnya juga akan terbentuk. KB juga salah satu corenya SME. Di Indonesia, siapa yang menguasai SME, akan besar.
(dar)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0929 seconds (0.1#10.140)