Luhut Tegaskan Pekerja IWIP yang Dibangun Investor China 90 Persen Warga Lokal

Senin, 15 Mei 2023 - 16:40 WIB
loading...
Luhut Tegaskan Pekerja IWIP yang Dibangun Investor China 90 Persen Warga Lokal
90 persen pekerja di kawasan industri IWIP adalah warga lokal. Foto/IWIP
A A A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan 90% pekerja di Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) adalah pekerja lokal asal Halmahera Tengah, Maluku Utara (Malut). IWIP merupakan perusahaan patungan dari tiga investor China, Tsingshan, Huayou, dan Zhenshi.



Perusahaan itu membangun smelter sebagai fasilitas pengolahan hasil tambang dan proyek infrastruktur pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di kawasan Industri Teluk Weda Bay, Halmahera Tengah.

“Di sini kita bangun ekosistem, kita peduli terhadap warga dan juga lingkungan. Kalau dilihat karyawan di sini 90% merupakan pekerja Indonesia," ungkap Luhut melalui keterangan pers IWIP, Senin (15/5/2023).

Meski mayoritas serapan tenaga merupakan warga lokal, Luhut menilai transfer teknologi tetap harus bermitra dengan investor luar negeri. Misalnya perusahaan China dan Prancis.

"Namun transfer teknologi tetap dilakukan oleh perusahaan China maupun Prancis,” kata dia.

Luhut mengunjungi Indonesia Weda Bay Industrial Park pada Jumat lalu (12/5/2023). Dalam kunjungan itu, dia menyaksikan penandatanganan komitmen kerja sama antara pemerintah Kabupaten Halmahera Tengah dengan IWIP.

Melalui kerja sama itu, IWIP memastikan komitmennya untuk memberi dukungan kepada pemkab setempat. Dukungan yang dimaksud seperti pembangunan politeknik industri, fasilitas pengolahan air bersih, dan peningkatan Puskesmas Lelilef.

Selain Luhut, turut serta dalam rombongan tersebut juga Menteri Keuangan Republik Democratik Kongo H.E Nicolas Serge Kadima-Nzuji Kazadi, Deputi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenkomarves Nani Hendiarti, dan Plt Deputi Sumber Daya Alam Maritim Mohammad Firman.

Pada kesempatan itu pula Luhut menyampaikan peluang kerja sama dengan Republik Demokratik Kongo (DRC). Menurutnya, negara itu memiliki banyak sumber daya alam.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1573 seconds (0.1#10.140)