Siap IPO, VKTR Bakal Jadi Emiten Kendaraan Listrik Pertama di BEI

Jum'at, 26 Mei 2023 - 17:09 WIB
loading...
Siap IPO, VKTR Bakal Jadi Emiten Kendaraan Listrik Pertama di BEI
PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk yang berfokus pada pengembangan ekosistem kendaraan listrik segmen heavy mobility ini akan melaksanakan penawaran awal pada 26-31 Mei 2023. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR), salah satu anak usaha dari PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), bersiap melakukan penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) dengan target perolehan dana antara Rp875 miliar hingga Rp1,1 triliun. Perusahaan yang berfokus pada pengembangan ekosistem kendaraan listrik segmen heavy mobility ini akan melaksanakan penawaran awal pada 26-31 Mei 2023 sebelum melakukan penawaran umum perdananya pada 12-14 Juni 2023.

Selanjutnya, distribusi saham secara elektronik pada tanggal 15 Juni 2023 dan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 16 Juni 2023. Dalam IPO ini, VKTR telah menunjuk Penjamin Pelaksana Emisi Efek PT Samuel Sekuritas Indonesia, PT Ciptadana Sekuritas Asia, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk. VKTR merencanakan harga penawaran IPO pada rentang Rp100 hingga Rp130 per saham. VKTR akan menawarkan 8,75 miliar saham baru atau sebanyak-banyaknya 20% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah penawaran umum.



Melalui IPO tersebut, VKTR akan menjadi perusahaan publik pertama di Indonesia yang berkecimpung dalam industri kendaraan listrik yang dimulai dari segmen kendaraan berat. Komisaris Utama VKTR yang juga Direktur Utama BNBR Anindya Novyan Bakrie menegaskan, prospek bisnis pengembangan ekosistem kendaraan listrik di dalam negeri terbilang besar.

Hal ini, kata dia, didukung oleh adanya perubahan besar-besaran industri kendaraan global yang tengah mengalami transisi menuju energi bersih dan ramah lingkungan. Sejalan dengan itu, melalui Perpres Nomor 55 Tahun 2019, Indonesia pun berkomitmen melakukan percepatan terbentuknya ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) untuk transportasi jalan di Indonesia.

"VKTR akan berfokus dalam mengembangkan bisnis KBLBB di segmen kendaraan komersial seperti bus dan truk. Berdasarkan data, kebutuhan bus di kota Jakarta saja mencapai lebih dari 10.000 unit hingga tahun 2030. Jika menghitung potensi di seluruh Indonesia, maka angka 10.000 unit ini dapat menjadi 20 kali lipat lebih besar," ujar Anindya melalui siaran pers, Jumat (26/5/2023).

Direktur Utama VKTR Gilarsi W Setijono mengatakan, saat ini TransJakarta mengoperasikan sejumlah 52 bus listrik dengan merek BYD yang seluruh unitnya diperoleh dari perseroan. Dalam satu tahun, kata dia, 30 bus yang dipasok perseroan telah beroperasi dan membawa hampir 10 juta penumpang, mengurangi lebih dari 3,100 ton emisi CO2, serta membantu penghematan biaya operasional TransJakarta hingga 85% setiap hari.

"Saat ini kami mendatangkan bus tipe K-9 secara CBU langsung dari pabrik BYD di Shenzhen, China. Tahap selanjutnya, kami mulai merintis proses pembangunan fasilitas perakitan di Indonesia dengan mitra perusahaan perakitan lokal yang berpengalaman di bidangnya," kata Gilarsi.

Selain bus listrik, lanjut Gilarsi, perseroan juga merambah bisnis truk listrik. Hal itu, jelas dia, didasari Potensi pasar truk di Indonesia yang terus tumbuh. "Data kami menunjukkan bahwa pada 2023 ini pasar EV truck diperkirakan melebihi 111.000 unit per tahun. Tren pertumbuhan di sektor tambang, sawit dan lain sebagainya terus menguat dibanding 2022," paparnya.



Indikator pertumbuhan menurut dia juga terlihat di sektor logistik. Seiring makin bergeliatnya perekonomian, penjualan kendaraan niaga pun diperkirakan bakal meningkat. Saat ini, kata dia, VKTR telah mulai menggunakan fasilitas KBLBB untuk unit bus di Tri Sakti, Jawa Tengah, dengan kapasitas perakitan 500 unit per tahun.

"Kami berkomitmen untuk mengembangkan fasilitas ini menjadi lini manufaktur handal bagi KBLBB bus dan truk, dengan peningkatan kapasitas hingga lebih dari 3.000 unit per tahun. Dengan demikian, diharapkan Perseroan akan dapat memenuhi ketentuan TKDN yang ditetapkan pemerintah, dan menjadi produk nasional yang dapat kita banggakan bersama," tambahnya.

Terkait penggunaan dana hasil IPO, Gilarsi mengatakan, dana akan digunakan antara lain, 39,93% untuk belanja modal; 11,59% akan diberikan bagi perusahaan anak, yaitu Bakrie Autoparts (BA) dalam bentuk penyertaan modal; 2,49% untuk pelunasan seluruh dan sebagian pokok utang kepada PT Tambara Tama Mandiri (TTM); 1,38% digunakan untuk pelunasan seluruh pokok utang kepada PT Andara Multi Sarana (AMS).

"Sedangkan 44,61% akan digunakan untuk modal kerja atau Operational Expenditure dalam rangka memenuhi kebutuhan operasional," tutup Gilarsi.
(fjo)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2061 seconds (0.1#10.140)