10 Negara yang Gagal Bayar Utang, Nomor 3 Bawa-bawa China

Rabu, 31 Mei 2023 - 14:38 WIB
loading...
10 Negara yang Gagal Bayar Utang, Nomor 3 Bawa-bawa China
Ada 10 negara yang dinilai gagal membayar utangnya. Foto/ineteconomics.org
A A A
JAKARTA - Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan bahwa lebih dari 50 negara, yang menampung lebih dari setengah penduduk termiskin di dunia, membutuhkan bantuan segera untuk menghindari kemiskinan yang lebih ekstrem. Para analis memperkirakan sebanyak USD400 miliar utang di pasar internasional dapat menjadi penyebab utama permasalahan itu.



Melansir Reuters, Rabu (31/5/2023) di bawah ini adalah daftar negara-negara yang gagal membayar utang internasionalnya atau dianggap berisiko gagal.

1. Ukraina
Ukraina menangguhkan semua pembayaran utangnya tahun lalu setelah invasi Rusia. Mereka perlu merestrukturisasi pinjamannya dan mencari pendanaan puluhan miliar dolar dari Barat untuk menjaga agar negara itu tetap berjalan.

Ukraina berharap untuk meraih bantuan IMF senilai USD15 miliar. Bantuan semacam itu juga akan mendorong negara lain untuk memberikan pinjaman. Ukraina perlu menutupi defisit anggaran sebesar USD38 miliar tahun ini dan telah memperoleh 18 miliar euro (USD19,3 miliar) dari UE dan USD10 miliar dari Amerika Serikat.

2. Srilanka
Srilanka gagal membayar utang internasionalnya untuk pertama kali dalam sejarah modernnya tahun lalu karena salah urus ekonomi selama bertahun-tahun, diperparah oleh kemerosotan global akibat pandemi. Situasi itu akhirnya berubah menjadi krisis besar-besaran ketika kerusuhan sosial memaksa presiden saat itu untuk kabur.

Srilanka baru mencapai kesepakatan sementara dengan IMF pada bulan September 2022 untuk program dukungan hampir USD3 miliar. Srilanka dihadapkan pada negara-negara kreditor, seperti China, India, dan Jepang yang telah meminjamkan dana besar.

3. Zambia
Zambia adalah negara Afrika pertama yang gagal bayar selama era Covid-19 pada tahun 2020. Zambia dipandang sebagai ujian bagi G20's Common Framework Initiative yang dibentuk selama pandemi untuk mempercepat dan merampingkan utang. Namun restrukturisasi utang Zambia senilai USD13 miliar berjalan sangat lamban.

Beberapa pejabat barat menyalahkan China atas penundaan itu, penilaian yang kemudian dibantah Negeri Tirai Bambu. Muncul ketidaksepakatan tentang berapa banyak utang yang dapat ditanggung negara itu ke depan dan apakah pinjaman multilateral dari Bank Dunia juga harus dihapus.

Gara-gara restrukturisasi ditunda, mata uang Zambia, kwacha, telah jatuh sekitar 8% terhadap dolar AS tahun ini.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1321 seconds (0.1#10.140)