Pasar Tanah Abang Tak Sendirian, Pasar Cipulir juga Senasib Sepenanggungan

Jum'at, 22 September 2023 - 16:19 WIB
loading...
Pasar Tanah Abang Tak Sendirian, Pasar Cipulir juga Senasib Sepenanggungan
Pasar Cipulir juga mengalami sepi pembeli. Foto/MPI
A A A
JAKARTA - Belakangan ini Pasar Tanah Abang menjadi sorotan masyarakat maupun pejabat. Pasar yang dulu sumringah kini tinggal menyisakan beberapa pembeli yang datang.



Bahkan toko-toko yang dulunya selalu ramai oleh pedagang yang bersemangat menjajakan jualannya, kini tidak terdengar lagi. Suasanya kini hanya menyisihkan keheningan, hanya terdapat beberapa penjual saja yang menawarkan dagangan.

Sebagaimana Pasar Tanah Abang, Pasar Cipulir, Ciledug, Jakarta Selatan, yang telah dikenal oleh masyarakat sebagai pusat grosir produk tekstil dan pakaian jadi, kini nasibnya pun tidak jauh berbeda dengan Pasar Tanah Abang. Padahal produk tekstil di pasar ini dulunya banyak dicari pedagang eceran yang datang dari seluruh pelosok Nusantara, seperti Papua dan juga kawasan Asia Tenggara, bahkan hingga India dan Afrika.

Berdasarkan pantauan MNC Portal, Jumat (22/9/2023) kondisi Pasar Cipulir Lama sangat lenggang oleh pembeli. Para karyawan toko yang biasanya berteriak untuk menjajakan barangnya kini lebih banyak melamun dan berbicang satu sama lain. Bahkan ada pedagang yang asik tiduran sambil bermain ponsel pintarnya.

Pasar Tanah Abang Tak Sendirian, Pasar Cipulir juga Senasib Sepenanggungan

Ruko-ruko di Pasar Cipulir. Foto/MPI

Toko-toko pun sudah banyak yang tutup. Dari 4 lantai tersebut hampir semua lantai ada sejumlah toko yang sudah tidak berjualan lagi. Kondisi ini lantaran pengunjung sudah beralih membeli secara online.

Yulina atau biasa dipanggil Lina seorang pedagang yang sudah 18 tahun menempati berjualan di Pasar Cipulir mengungkapkan bahwa kondisi sepi pembeli ini sudah berlangsung selama 1 tahunan. "Kondisi sepi ini sudah setahun lebih dan ini berdampak terhadap pendapatan," katanya.

Ia menduga sepinya pembeli ke Pasar Cipulir ini lantaran menjamur barang-barang yang mulai dijual di sejumlah platform sosial media. Dan harganya pun sangat jauh berbeda dengan yang dijual di pasar langsung.

"Ya itu karena ada Lazada, TikTok juga. (Harganya) beda banget, misalnya legging di sini satu nya Rp18 ribu sementara itu di online Rp10 ribu atau Rp8 ribu," katanya.

Ketika ditanya apakah ia akan beralih ke penjualan online seperti yang dilakukan oleh penjual lainya. Ia mengatakan bahwa dirinya tidak mahir menggunakan teknologi. "Nggak ya, karena saya nggak mahir," katanya.

Ia berharap pemerintah dapat segera mencarikan solusi yang tepat, baik untuk pedagang konvensional maupun pedagang online agar sama-sama bisa mendapatkan rezeki. "Harapanya pemerintah cepat segera mencarikan solusinya. Apalagi soal harga, itu (online) jangan diturunkan banget sehingga berdampak ke pasar," katanya.

Lina menuturkan sepinya pengunjung ini berdampak pada omzet yang semakin menurun. Bahkan ia mengatakan dari beberapa toko yang dimiliki, kini sudah dikontrakan kepada orang lain.

"Kalo saya sih enggak ada nutup toko dalam artian menjual. Tapi mungkin akan saya kontrakan, jadi duit kita nggak hilang dan juga kita dapat duit dari yang ngontrak. Kebetulan saya juga udah ngontrakin toko," ujarnya sambil tertawa.



Kondisi sepi pembeli juga terlibat di ITC Cipulir Mas yang berada di seberang Pasar Lama Cipulir. Bahkan di sana kondisinya jauh lebih parah. Pasalnya hampir sebagaian toko sudah tutup.

(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2576 seconds (0.1#10.140)