Sektor Bisnisnya Terpuruk, Israel Terancam Bangkrut
loading...
A
A
A
Pekan lalu, sekelompok 300 ekonom terkemuka Israel meminta Netanyahu dan Smotrich untuk segera "sadar". "Pukulan besar yang dialami Israel memerlukan perubahan mendasar dalam prioritas nasional dan penyaluran kembali dana secara besar-besaran untuk mengatasi kerusakan akibat perang, bantuan kepada para korban dan rehabilitasi perekonomian," tegas mereka dalam sebuah surat terbuka.
Sementara, Netanyahu mengatakan pada Kamis (30/11) lalu bahwa paket dukungan tersebut hanya permulaan. Dia menegaskan bahwa Israel juga akan mengatasi persoalan ekonominya akibat perang. "Kami akan mengalahkan musuh dalam perang militer dan kami juga akan memenangkan perang ekonomi," tandasnya.
Namun, Ketua Start-Up Nation Policy Institute Eugene Kandel, sebuah lembaga pemikir dan salah satu penandatangan surat terbuka para ekonom tadi mengatakan, pemerintah Israel masih belum menunjukkan bahwa mereka memahami gawatnya situasi kali ini. "Anda perlu memiliki fokus yang besar terhadap perang dan membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap negara dan kepemimpinannya serta berinvestasi dalam ketahanan Israel," cetusnya.
Lihat Juga: Israel Lebih Suka Trump atau Kamala Harris jadi Presiden AS ? Simak Penjelasan dan Alasannya
Sementara, Netanyahu mengatakan pada Kamis (30/11) lalu bahwa paket dukungan tersebut hanya permulaan. Dia menegaskan bahwa Israel juga akan mengatasi persoalan ekonominya akibat perang. "Kami akan mengalahkan musuh dalam perang militer dan kami juga akan memenangkan perang ekonomi," tandasnya.
Namun, Ketua Start-Up Nation Policy Institute Eugene Kandel, sebuah lembaga pemikir dan salah satu penandatangan surat terbuka para ekonom tadi mengatakan, pemerintah Israel masih belum menunjukkan bahwa mereka memahami gawatnya situasi kali ini. "Anda perlu memiliki fokus yang besar terhadap perang dan membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap negara dan kepemimpinannya serta berinvestasi dalam ketahanan Israel," cetusnya.
Lihat Juga: Israel Lebih Suka Trump atau Kamala Harris jadi Presiden AS ? Simak Penjelasan dan Alasannya
(fjo)