Sektor Vital Ekonomi Israel Kehilangan Tenaga Usai 300.000 Warga Jadi Pasukan Cadangan

Jum'at, 05 Januari 2024 - 06:14 WIB
loading...
Sektor Vital Ekonomi Israel Kehilangan Tenaga Usai 300.000 Warga Jadi Pasukan Cadangan
Ekonomi Israel yang mendapatkan hantaman keras dari perang di Gaza, coba dihidupkan kembali. Bagaimana caranya?. Foto/Dok
A A A
YERUSALEM - Ekonomi Israel yang mendapatkan hantaman keras dari perang di Gaza , coba dihidupkan kembali dengan menarik ribuan pasukan cadangan. Mereka yang kembali dari pertempuran bisa meneruskan pekerjaan sebelumnya dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang tergerus.



Sejak serangan 7 Oktober oleh kelompok militan Palestina Hamas, lebih dari 300.000 warga Israel direkrut untuk menjadi pasukan cadangan. Banyak di antaranya berasal dari sektor teknologi tinggi yang penting secara global, hingga menyebabkan kekurangan tenaga kerja.



Kondisi suram domestik juga menekan belanja konsumen dan diperkirakan akan menekan pertumbuhan ekonomi. Setelah hampir tiga bulan, serangan udara intens dan gempuran besar-besaran di darat, para pemimpin Israel telah mengisyaratkan bahwa perang memasuki fase baru.

Dimana bakal ada pergeseran operasi, dimana Israel bakal menargetkan kelompok militan hamas dan menyelamatkan sandera. Militer menyesuaikan rencana penempatan pasukannya di Gaza dan tempat-tempat krusial lainnya, pertama dan terutama dengan mulai mengirim pulang pasukan cadangan – setidaknya untuk sementara waktu.

Sumber terkait seperti dilansir Reuters, menolak berbagi rincian seputar berapa banyak jumlah pasukan yang ditarik. Akan tetapi Ia mengatakan, langkah tersebut bakal "secara signifikan mengurangi beban ekonomi dan memungkinkan mereka untuk mengumpulkan kekuatan, karena pertempuran akan bertahan lama, dan layanan mereka masih akan dibutuhkan."

Sebelum perang, Israel menuju pertumbuhan ekonomi yang solid sebesar 3,4% pada tahun 2023 dan 3% pada tahun 2024, menurut bank sentral. Namun saat ini ekonomi Israel diproyeksi bakal kontraksi di kuartal keempat.

Bank of Israel memperkirakan pertumbuhan tahun ini hanya 2%, begitu juga dnegan tahun berikutnya, atau nol pertumbuhan per kapita mengingat populasi Israel yang tumbuh cepat.

Erel Margalit, yang memimpin salah satu perusahaan modal ventura paling aktif di Israel, Jerusalem Venture Partners (JVP) mengatakan, militer membuat keputusan yang sudah diperhitungkan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1683 seconds (0.1#10.140)