Ukraina Cari Siasat Mengurangi Pembayaran Utang Rp323,5 Triliun

Kamis, 01 Agustus 2024 - 16:27 WIB
loading...
Ukraina Cari Siasat...
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy menandatangani Undang-undang (UU) yang memungkinkan pemerintah untuk menangguhkan pembayaran utang luar negeri hingga 1 Oktober 2024, mendatang. Foto/Dok
A A A
KIEV - Presiden Ukraina , Volodymyr Zelenskiy menandatangani Undang-undang (UU) yang memungkinkan pemerintah untuk menangguhkan pembayaran utang luar negeri hingga 1 Oktober 2024, mendatang. Keputusan moratorium menandai masuknya era gagal bayar, menjadi strategi Ukraina.



Sebelumnya pada awal bulan ini, Ukraina mengumumkan kesepakatan awal dengan komite pemegang obligasi utamanya untuk merestrukturisasi utang internasional senilai hampir USD20 miliar atau setara Rp323,5 triliun (Kurs Rp16.178 per USD).

Didorong oleh invasi skala penuh Rusia pada tahun 2022, membuat Ukraina melakukan kesepakatan untuk kedua kalinya setelah hal serupa dilakukan saat invasi Krimea tahun 2014. Moratorium pembayaran dua tahun pada obligasi tersebut berakhir pada 1 Agustus.



Pemegang obligasi masih harus menyetujui kesepakatan itu, yang diharapkan dapat dicapai meskipun secara teknis di balik proses tersebut bisa memakan waktu berminggu-minggu.

Tetapi gagal bayar jangka pendek akan memiliki dampak yang kurang signifikan pada prospek pinjaman jangka panjangnya daripada gagal bayar tanpa kesepakatan.

Proposal itu membuat Ukraina mendapatkan pemotongan 37% pada obligasi internasional yang beredar, membuat Kiev berhemat USD11,4 miliar dalam pembayaran selama tiga tahun ke depan -durasi program negara dengan Dana Moneter Internasional (IMF)- menurut pernyataan pemerintah.

Ukraina juga berutang pembayaran USD34 juta pada Eurobond 2026 yang jatuh tempo pada 1 Agustus, dengan masa tenggang 10 hari.

Menteri Keuangan Ukraina, Sehriy Marchenko sebelumnya memuji kesepakatan dengan pemegang obligasi. Tetapi dia juga mengatakan, bahwa negosiasi itu tidak mudah, mengutip "perbedaan signifikan" dalam penilaian situasi yang dihadapi Ukraina.

Sebelumnya proposal awal Ukraina, yang meminta pengurangan hingga 60% dari nilai obligasinya, ditolak oleh para kreditor, yang membalas dengan saran pemotongan hanya sekitar 22%. Pemerintah juga telah mengajukan skenario-skenario potensial lainnya, termasuk "struktur dasar yang diubah" yang menawarkan syarat-syarat yang lebih menguntungkan, meskipun ini belum diusulkan secara resmi.

Ukraina masih di bawah ancaman kemungkinan gagal bayar di bulan Agustus, kecuali jika bisa melanjutkan pembayaran utang atau mendapatkan perpanjangan moratorium utang saat ini. Dukungan IMF yang sedang berlangsung dapat terancam jika tingkat utang Ukraina dianggap tidak berkelanjutan, memberikan tekanan tambahan pada stabilitas keuangan negara.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1516 seconds (0.1#10.140)