IMF Paksa Ukraina Devaluasi Mata Uang Cegah Ledakan Defisit Anggaran

Kamis, 05 September 2024 - 17:04 WIB
loading...
IMF Paksa Ukraina Devaluasi...
Dana Moneter Internasional (IMF) diperkirakan bakal meningkatkan tekanan kepada pemerintah Ukraina untuk menutupi defisit anggaran, sebagai syarat agar bisa terus menerima bantuan. Foto/Dok Reuters
A A A
JAKARTA - Dana Moneter Internasional atau IMF diperkirakan bakal meningkatkan tekanan kepada pemerintah Ukraina untuk menutupi defisit anggaran, sebagai syarat agar bisa terus menerima bantuan. Mengutip sumber terkait, tim IMF bakal mengunjungi Kiev akhir pekan ini untuk meninjau apakah pemerintah sudah mencapai target.



Dilansir Bloomberg, yang menjadi penilaian di antaranya penurunan suku bunga, memperkuat upaya kenaikan pajak, dan mendevaluasi mata uang . Sebagai informasi, devaluasi adalah kebijakan menurunkan nilai uang yang dilakukan dengan sengaja terhadap uang luar negeri atau emas. Kebijakan diambil dalam rangka memperbaiki perekonomian.

Melakukan semua itu dibutuhkan oleh Ukraina, agar menerima tahap pertama bantuan USD1,1 miliar dari total pinjaman yang disiapkan mencapai USD15,6 miliar atau setara Rp239,2 triliun (Kurs Rp15.337 per USD).



Dalam menjaga keuangan sepanjang periode perang, Ukraina ditopang oleh bantuan internasional sekitar USD122 miliar yang berasal dari Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, serta IMF. Namun Kiev masih berkutat dengan defisit anggaran sebesar USD15 miliar hingga tahun 2025 yang belum bisa ditutupi oleh komitmen keuangan dari kreditur, seperti disampaikan Perdana Menteri Denis Shmigal bulan lalu.

Untuk membantu menjembatani defisit, lembaga yang berbasis di Washington itu dilaporkan berencana mendesak Bank Sentral Ukraina agar mendevaluasi hryvnia dengan kecepatan yang lebih cepat dan melonggarkan kebijakan moneternya di tengah inflasi yang moderat, menurut sumber terdekat kepada kantor berita tersebut.

Langkah-langkah itu diharapkan dapat meningkatkan pendapatan Ukraina dalam mata uang lokal dan membuat pinjaman lebih murah untuk Kementerian Keuangan.Tapi sepertinya regulator menentang depresiasi lebih lanjut dari mata uang nasional Hryvnia, yang telah kehilangan lebih dari 30% terhadap dolar AS sejak eskalasi konflik Ukraina pada Februari 2022.

Pada bulan Oktober, bank sentral Ukraina melonggarkan nilai tukar mata uang sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk mendukung ekonomi. Membiarkan mata uang melemah lebih lanjut akan menantang kemampuan bank sentral untuk menjaga stabilitas harga, kata sumber tersebut.

Selain itu IMF dilaporkan melayangkan kritik terhadap upaya kenaikan pajak Kiev yang dinilai terlalu lunak dan mendesak pihak berwenang untuk mempertimbangkan agar meningkatkan pajak yang lebih luas.

Menaikkan pajak pertambahan nilai dari 20% saat ini adalah salah satu proposal potensial, ungkap orang-orang yang akrab dengan masalah ini kepada Bloomberg.

Langkah-langkah yang diusulkan dilaporkan memicu kekhawatiran pada kalangan pejabat Kiev, pasalnya depresiasi mata uang diikuti dengan kenaikan pajak bakal mengguncang politik di tengah mobilisasi masa perang, kekhawatiran korupsi, pemadaman terus-menerus, dan melonjaknya harga energi.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
IMF Pangkas Proyeksi,...
IMF Pangkas Proyeksi, Sri Mulyani Sebut Target Ekonomi Tumbuh 5,2% Masih Realistis
IMF Pangkas Proyeksi...
IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi AS Jadi 1,8%, Terparah di Antara Negara Maju
IMF Pangkas Proyeksi...
IMF Pangkas Proyeksi PDB 3 Negara Ekonomi Utama Asia
Mengulik Kesepakatan...
Mengulik Kesepakatan Logam Tanah Jarang AS-Ukraina, Siapa Untung dan Apa Isinya?
Dolar AS Ambruk ke Level...
Dolar AS Ambruk ke Level Terendah 3 Tahun Gegara Tarif Trump
AS Selangkah Lagi Segel...
AS Selangkah Lagi Segel Harta Karun Logam Tanah Jarang Ukraina
Rusia Genjot Ekspor...
Rusia Genjot Ekspor Gandum ke Afrika, Awal Tahun Tembus 11,8 Juta Ton
Rusia Derita Kerugian...
Rusia Derita Kerugian Rp6.745 Triliun, Putin Hadapi Tekanan Berat
Ketidakpastian Melonjak,...
Ketidakpastian Melonjak, IMF Keluarkan Peringatan Ekonomi Global
Rekomendasi
Pemkab Minahasa Utara...
Pemkab Minahasa Utara Gencarkan Langkah Pencegahan DBD demi Lindungi Warga
Fokus Teknologi, MG...
Fokus Teknologi, MG Siap Luncurkan 17 Mobil Baru dalam 3 Tahun ke Depan
Siti Fadila, Wisudawan...
Siti Fadila, Wisudawan Termuda UGM yang Raih Gelar Magister di Usia 22 Tahun
Berita Terkini
Intip Cara Hemat Belanja...
Intip Cara Hemat Belanja Online di Tengah Ekonomi Menantang
8 jam yang lalu
Teknologi AI Dorong...
Teknologi AI Dorong Pengembangan Industri Pertambangan
10 jam yang lalu
Dorong PNBP, AUKSI dan...
Dorong PNBP, AUKSI dan DJKN Jatim Perkuat Ekosistem Lelang Sukarela
10 jam yang lalu
Lawan Tarif Trump, Kemendag...
Lawan Tarif Trump, Kemendag Siapkan 21 Perjanjian Dagang Baru dengan Berbagai Negara
10 jam yang lalu
United Tractors Tebar...
United Tractors Tebar Dividen Rp7,81 Triliun, Catat Kapan Cairnya
12 jam yang lalu
Rumah BUMN SIG Dorong...
Rumah BUMN SIG Dorong Pemasaran Produk UMKM Rembang
12 jam yang lalu
Infografis
Tentara China Ikut Perang...
Tentara China Ikut Perang Bantu Rusia Melawan Ukraina
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved