7 Negara Arab dengan Pembelian Emas Terbesar, No Wahid Timbun 108,8 Ton
loading...
A
A
A
Total kepemilikan: 126,7 ton
Bank Sentral Mesir (CBE) membeli 45,8 ton emas antara periode Januari 2022 dan Juli 2024, sehingga total kepemilikan emasnya menjadi 126,7 ton. Menurut WGC, 96,2% dari jumlah yang dibeli oleh Mesir selama periode tersebut terjadi selama Februari 2022, bulan yang sama saat pecahnya perang Rusia-Ukraina.
Bank Sentral Mesir terus melakukan pembelian dalam jumlah yang lebih kecil selama sisa periode. Mesir menghadapi beberapa tantangan ekonomi dan merupakan salah satu negara yang terkena dampak perang Rusia-Ukraina, diikuti oleh konflik yang semakin intensif di Timur Tengah, terutama wilayah Laut Merah.
Pendapatan tahunan Otoritas Terusan Suez Mesir menurun pada tahun fiskal 2023-2024, mencapai USD7,2 miliar. Angka tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan USD9,4 miliar pada tahun fiskal sebelumnya karena ketegangan yang sedang berlangsung di Laut Merah.
Total kepemilikan: 146,7 ton
Bank Sentral Libya menaikkan cadangan emasnya sebesar 30 ton dari Januari 2022 hingga April 2024, yang semuanya dibeli pada Juni 2023. Pembelian tersebut membawa total cadangan emas Libya menjadi 146,7 ton pada April 2024, mewakili 12,5% dari total cadangan devisa.
Selain itu, Libya menempati urutan kelima di kawasan Arab dalam hal cadangan emas setelah Arab Saudi, Lebanon, Aljazair, dan Irak, masing-masing. Ini terjadi di tengah ketegangan politik yang sedang berlangsung di negara itu yang dimulai pada tahun 2011.
Pembelian bersih: 19,3 ton
Total kepemilikan: 74,7 ton
Uni Emirate Arab (UEA) membeli 19,3 ton emas sejak Januari 2022, sehingga total kepemilikan cadangan emas menjadi 74,7 ton pada April 2024. Cadangan emas UEA menyumbang 2,8% dari total cadangan devisanya, menunjukkan alokasi yang relatif sederhana dan menyoroti fokus investasi utama dari pembelian ini.
Pada September 2022, UEA mencatat puncak pembelian emas selama periode tersebut sebesar 10,5 ton, sedangkan Desember 2022 menjadi bulan dengan tingkat penjualan tertinggi, yaitu lima ton.
Bank Sentral Mesir (CBE) membeli 45,8 ton emas antara periode Januari 2022 dan Juli 2024, sehingga total kepemilikan emasnya menjadi 126,7 ton. Menurut WGC, 96,2% dari jumlah yang dibeli oleh Mesir selama periode tersebut terjadi selama Februari 2022, bulan yang sama saat pecahnya perang Rusia-Ukraina.
Bank Sentral Mesir terus melakukan pembelian dalam jumlah yang lebih kecil selama sisa periode. Mesir menghadapi beberapa tantangan ekonomi dan merupakan salah satu negara yang terkena dampak perang Rusia-Ukraina, diikuti oleh konflik yang semakin intensif di Timur Tengah, terutama wilayah Laut Merah.
Pendapatan tahunan Otoritas Terusan Suez Mesir menurun pada tahun fiskal 2023-2024, mencapai USD7,2 miliar. Angka tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan USD9,4 miliar pada tahun fiskal sebelumnya karena ketegangan yang sedang berlangsung di Laut Merah.
4. Libya
Pembelian bersih: 30 tonTotal kepemilikan: 146,7 ton
Bank Sentral Libya menaikkan cadangan emasnya sebesar 30 ton dari Januari 2022 hingga April 2024, yang semuanya dibeli pada Juni 2023. Pembelian tersebut membawa total cadangan emas Libya menjadi 146,7 ton pada April 2024, mewakili 12,5% dari total cadangan devisa.
Selain itu, Libya menempati urutan kelima di kawasan Arab dalam hal cadangan emas setelah Arab Saudi, Lebanon, Aljazair, dan Irak, masing-masing. Ini terjadi di tengah ketegangan politik yang sedang berlangsung di negara itu yang dimulai pada tahun 2011.
5. UEA
Pembelian bersih: 19,3 ton
Total kepemilikan: 74,7 ton
Uni Emirate Arab (UEA) membeli 19,3 ton emas sejak Januari 2022, sehingga total kepemilikan cadangan emas menjadi 74,7 ton pada April 2024. Cadangan emas UEA menyumbang 2,8% dari total cadangan devisanya, menunjukkan alokasi yang relatif sederhana dan menyoroti fokus investasi utama dari pembelian ini.
Pada September 2022, UEA mencatat puncak pembelian emas selama periode tersebut sebesar 10,5 ton, sedangkan Desember 2022 menjadi bulan dengan tingkat penjualan tertinggi, yaitu lima ton.