Dihantam Resesi, Australia Malah Mau Investasi EBT di RI

Jum'at, 04 September 2020 - 12:11 WIB
loading...
Dihantam Resesi, Australia Malah Mau Investasi EBT di RI
Australia berkomitmen investasi EBT di RI di tengah hantaman badai resesi. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Resesi ekonomi yang menghantam Australia ternyata tidak menyurutkan investasi Negeri Kanguru tersebut di Indonesia. Rencananya bakal ada perusahaan energi asal Australia yang ingin investasi energi baru terbarukan (EBT) di RI.

Komitmen investasi ditandai dengan penandatanganan kesepakatan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan dengan bos perusahaan energi asal Australia Fortescue Metals Group (FMG) Andrew Forest disaksikan oleh Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia Alaistar Cox.

"Hari ini menandai langkah penting dalam interaksi Kemenko Marves dengan , khususnya dalam pengembangan energi terbarukan untuk mendukung industri hijau yang bernilai tambah," ujar Luhut di Jakarta, Jumat (4/9/2020).
Menurut dia Andrew Forest selaku bos tambang asal Australia yakni FMG sebelumnya juga telah bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Jokowi memberikan arahan tentang pengembangan energi terbarukan untuk mendukung pengembangan industri hijau. "Saya yakin rencana investasi FMG melalui FMG Future Industries akan melaksanakan rencana investasinya lebih cepat dari investor lain. Sebelumnya, kami telah menerima banyak proposal serupa dari investor lain dengan kemajuan sangat lambat," tutur Luhut.

Dia juga mengungkapkan rasa senangnya menandatangani perjanjian ini dengan Andrew, mengingat rekam jejak Andrew yang mengagumkan dan visi inti FMG serta pendiri dan pimpinannya."Penandatanganan ini bertujuan untuk memberikan kerangka kerja koordinasi melalui satuan tugas bersama untuk memfasilitasi, mempercepat, dan melaksanakan investasi FMG di bidang industri hijau berbasis pengembangan 60 GW tenaga air dan 25 GW tenaga panas bumi energi terbarukan di seluruh nusantara," tambah Luhut.



Menurut dia, investasi untuk pembangkit listrik, tidak termasuk infrastruktur tambahan, akan memakan biaya hingga puluhan miliar dolar. Investasi yang sangat besar ini, seharusnya memberikan dampak positif bagi Indonesia. "Ini hanya langkah pertama yang harus dipupuk. Saya pribadi akan mendorong tim saya untuk implementasi, dan saya yakin Andrew akan melakukan hal yang sama," pungkas Luhut.
(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1734 seconds (0.1#10.140)