Memanen Keuntungan dari Hidroponik

Sabtu, 19 September 2020 - 06:02 WIB
loading...
A A A
Selain itu hidroponik dapat menjadi sebuah model alternatif yang bisa diandalkan. Karena tanaman yang dihasilkan memiliki kualitas yang bisa lebih menjamin daya saing. "Artinya pertanian ini bisa jadi alternatif untuk daya saing. Terlebih lagi semua negara berkembang sudah menerapkan system hidroponik, khususnya yang memiliki tanah sempit seperti Singapura," jelasnya.

Di Singapura, hampir 50% model pertaniannya sudah memakai sistem hidroponik sehingga apabila ingin mengekspor sayuran hidroponik ke negara tersebut akan lebih mudah daripada mengekspor sayuran yang dihasilkan secara konvensional. Bahkan di Singapura dan Jepang pertanian hidroponik sudah mencapai tahap plant factory, yaitu keakurasian bentuk serta rasa bisa dikontrol dengan baik.

Salah satu kelebihan dari pertanian hidroponik adalah lebih mudah dan bisa dilakukan kapan saja tanpa mengenal musim. Hal ini sangat berbeda dengan sistem pertanian menggunakan tanah sebagai media tanam yang memerlukan berbagai persiapan seperti mengolah tanah dan persiapan lain. (Baca juga: Masih Banyak Siswa Belum Memiliki Gawai dan Kesulitan Sinyal)

Karena kepraktisan dan keuntungan yang dijanjikan dari hidroponik, tidak aneh bila saat ini banyak ?marketplace yang menawarkan paket instalasi hidroponik? pipa paralon dengan harga bervariasi. Sebagai contoh, media tanam dengan menggunakan pipa 2,5 tipe D, panjang 100 cm, lebar 50 cm, tinggi 90 cm, serta jumlah lubang 44 dijual seharga Rp 1,1 juta.

Sementara itu banyak juga yang menawarkan paket instalasi hidroponik lengkap yang dijual di bawah harga Rp1 juta, tetapi dihadirkan dengan spesifikasi yang lebih sederhana. "Kini semakin banyak masyarakat yang mengenal sayuran hidroponik dan merasakan kelebihannya, makanya permintaan juga mulai banyak sehingga pertanian sistem hidroponik ini juga semakin dilirik sebagai sebuah peluang usaha yang menjanjikan," ujar praktisi hidroponik Ginanjar Ibnu Tamimi.

Kualitas sayur yang lebih baik membuat harga sayuran hidroponik relatif lebih mahal. Namun faktor itulah yang membuat sayur-mayur yang dihasilkan dari kebun hidroponik memiliki segmen pasar tersendiri.

Terlebih lagi saat pandemi seperti ini, kesadaran akan hidup sehat meningkat sehingga permintaan pasar sayur hidroponik pun meningkat hingga 50%. Hal ini karena sayur hidroponik berbeda dengan sayur yang di jual di pasar.

"Selain dari perseorangan, peminat sayur hidroponik banyak juga dari restoran dan hotel. Kalau untuk persentasenya restoran sekitar 30%, hotel 60%, perseorangan 10%,”ujar Ginanjar. (Baca juga: 4 Jenis Olahraga Ini Efektif Turunkan Kadar Kolesterol)

Dia mengungkapkan, di swalayan sudah ada yang memasok, tetapi belum terlalu banyak karena para petani hidroponik masih terkendala volume saat panen, juga keterbatasan biaya karena sayur hidroponik tidak bisa bertahan lama. Begitu juga bila kita ingin melakukan ekspor masih terkendala masalah pengemasan dan pengirimannya," ungkap dia.

Selada, kale, dan berbagai jenis sawi seperti pakchoy, caisim, dan sawi putih masih menjadi sayuran hidroponik yang banyak diminati. Untuk satu kilogram kale harga jualnya bisa mencapai Rp120.000, ?selada Rp40.000, dan sawi Rp35.000.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1742 seconds (0.1#10.140)