Pemerintah Tak Putus Asa Menjaring Investasi
loading...
A
A
A
Menurut dia, secara umum iklim investasi belum pulih sepenuhnya di negara-negara yang terdampak Covid-19. “Kalau kita lihat, iklim investasi di negara-negara terdampak Covid-19 belum pulih sepenuhnya. Namun kalau ditilik per sektor, barangkali pertimbangan Korea Selatan memilih Indonesia melihat faktor lain, misalnya upah,” ungkap dia. (Baca juga: Era teknologi KTP Biometrik Dimulai)
Dia menilai proaktif pemerintah yang terus mendatangkan investor asing di tengah pandemi Covid-19, juga dinilai sebagai langkah yang positif. Menurut dia, keterlibatan Menteri BUMN Erick Tohir kemungkinan karena kapasitasnya sebagai Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional.
“Biasanya selain BKPM, menteri di atasnya atau setingkat menko. Tapi saya juga melihat barangkali karena kapasitas Menteri Erick sebagai Satgas Pemulihan Ekonomi sehingga pemerintah gencar menggaet investor,” ujar dia.
Dia menambahkan, pihak investor terutama investor Korea Selatan, harus terus diyakinkan terutama merealisasikan rencana tersebut (investasi). “Harus dikejar, jangan sampai baru sebatas minat, tapi belum ada MoU atau komitmen realisasi, makanya harus terus dikejar apalagi di tengah pandemi Covid-19 seperti ini,” katanya. (Baca juga: Jalan Terjal Anwar Ibrahim Jadi PM Malaysia)
Kabar menggembirakan juga datang dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Menperin Agus Gumiwang mengungkapkan ada 12 perusahaan di sektor manufaktur yang siap berinvestasi di Indonesia dengan nilai mencapai Rp1,04 triliun. “Kami siap kawal realisasi investasi ini, karena tentunya akan sangat membantu pada program substitusi impor,” kata Agus.
Menurut Agus, berdasarkan perhitungannya, jumlah investasi yang dibutuhkan untuk mengalihkan 35% impor barang input sektor manufaktur ke produksi dalam negeri sebesar Rp197 triliun, sedangkan nilai target produksi diprediksi sekitar Rp142 triliun dan biaya investasi sebesar Rp55 triliun. “Target produksi ini adalah untuk struktur biaya di luar proses produksi, seperti perizinan, pengadaan lahan, dan lainnya,” sebutnya. (Lihat videonya: Sepeda Kayu dari Limbah Kayu Pinus)
Apabila investasi itu terealisasi, lanjut dia, akan tercipta 397.000 peluang kerja tambahan. Penambahan ini setingkat dengan peningkatan 6% ketenagakerjaan di sektor manufaktur. “Kami bertekad untuk menjaga aktivitas sektor industri di tengah masa pandemi saat ini, dengan tetap mematuhi protokol kesehatan secara ketat dan disiplin,” tandasnya. (Ferdi Rantung/Rina Anggraeni/Ichsan Amin)
Lihat Juga: Sambut Nataru, BRI Pastikan Keandalan Super Apps BRImo dan Optimalkan Layanan 721 Ribu E-Channel
Dia menilai proaktif pemerintah yang terus mendatangkan investor asing di tengah pandemi Covid-19, juga dinilai sebagai langkah yang positif. Menurut dia, keterlibatan Menteri BUMN Erick Tohir kemungkinan karena kapasitasnya sebagai Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional.
“Biasanya selain BKPM, menteri di atasnya atau setingkat menko. Tapi saya juga melihat barangkali karena kapasitas Menteri Erick sebagai Satgas Pemulihan Ekonomi sehingga pemerintah gencar menggaet investor,” ujar dia.
Dia menambahkan, pihak investor terutama investor Korea Selatan, harus terus diyakinkan terutama merealisasikan rencana tersebut (investasi). “Harus dikejar, jangan sampai baru sebatas minat, tapi belum ada MoU atau komitmen realisasi, makanya harus terus dikejar apalagi di tengah pandemi Covid-19 seperti ini,” katanya. (Baca juga: Jalan Terjal Anwar Ibrahim Jadi PM Malaysia)
Kabar menggembirakan juga datang dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Menperin Agus Gumiwang mengungkapkan ada 12 perusahaan di sektor manufaktur yang siap berinvestasi di Indonesia dengan nilai mencapai Rp1,04 triliun. “Kami siap kawal realisasi investasi ini, karena tentunya akan sangat membantu pada program substitusi impor,” kata Agus.
Menurut Agus, berdasarkan perhitungannya, jumlah investasi yang dibutuhkan untuk mengalihkan 35% impor barang input sektor manufaktur ke produksi dalam negeri sebesar Rp197 triliun, sedangkan nilai target produksi diprediksi sekitar Rp142 triliun dan biaya investasi sebesar Rp55 triliun. “Target produksi ini adalah untuk struktur biaya di luar proses produksi, seperti perizinan, pengadaan lahan, dan lainnya,” sebutnya. (Lihat videonya: Sepeda Kayu dari Limbah Kayu Pinus)
Apabila investasi itu terealisasi, lanjut dia, akan tercipta 397.000 peluang kerja tambahan. Penambahan ini setingkat dengan peningkatan 6% ketenagakerjaan di sektor manufaktur. “Kami bertekad untuk menjaga aktivitas sektor industri di tengah masa pandemi saat ini, dengan tetap mematuhi protokol kesehatan secara ketat dan disiplin,” tandasnya. (Ferdi Rantung/Rina Anggraeni/Ichsan Amin)
Lihat Juga: Sambut Nataru, BRI Pastikan Keandalan Super Apps BRImo dan Optimalkan Layanan 721 Ribu E-Channel
(ysw)