Euforia Tanaman Hias
loading...
A
A
A
"Tren itu memang dibuat dan diciptakan, masalah harga mahal diserahkan kepada konsumen dan kolektor sebagai penjual yang membuat kesepakatan. Selama tidak merugikan kedua belah pihak," ujarnya.
Syarifah menambahkan, tren tanaman hias ini biasanya tidak lebih dari satu tahun. Harga yang selangit itu akan turun dalam beberapa waktu ke depan. Tanaman hias yang semakin unik penampilannya akan semakin mahal. Meskipun tumbuh tidak normal, lebih kecil tapi karena bentuknya unik beda dari yang lain bisa jadi mahal. Unik terlihat pada daun dan bunga tanaman hias tersebut. Misalnya daun menjadi keriting, berwarba albino membuat tanaman tersebut menjadi spesies yang langka.
"Warna daun albino karena kekurangan kloroplas dalam daunnya. Kalau dia bisa hidup akan bagus sekali. Jenis ini selain mahal memeliharanya lebih sulit. Jadi bagi kolektor baru harus lebih berhati-hati," ungkap dosen Agronomi dan Hortikultura Faperta IPB ini.
Untuk mendapatkan tanaman hias albino ternyata cukup sulit. Seperti Monstera variegata harus didapat dari hasil persilangan atau cara lain seperti mutasi dengan sinar gamma. Ada beberapa program pemulihan yang dapat menciptakan keragaman berupa variegata. Makin aneh penampilannya memang lebih sulit itu juga yang membuat tanaman langka dan membuatnya mahal. (Baca juga: Berwisata Sambil Belajar di Liang Bua)
Maka, beberapa kolektor juga memperbanyak untuk mendapatkan tanaman serupa atau albino. Syarifah menjelaskan, cara memperbanyak dengan vegetatif yakni stek pucuk, stek daun, stek akar. Cara lain dengan generatif atau biji. Jika ingin menghasilkan variasi yang bervariatif tanam kembali dengan biji meskipun membutuhkan waktu yang lebih lama.
"Kalau kita tidak ingin variasi, sama persis dengan tumbuhan yang ingin kita perbanyak, dapat dengan cara vegetatif. Tingkat kemudahan relatif, ada yang sangat mudah ada juga sulit karena membutuhkan lingkungan yang ketat seperti memperhatikan suhu dan kelembaban," jelasnya.
Tanaman hias yang berbeda dari sesama jenisnya memang diincar para kolektor. Tian seorang penjual tanaman di mengakui hal tersebut. Monstera yang harganya hanya Rp 50 ribu jika daunnya hijau, namun, saat tumbuh diluar kewajaran malah bisa mahal."Saya pernah jual paling mahal monstera variegata Rp 100 juta, satu pot terdiri dari 5 daun warnanya hampir putih. Itu memang impor dari Thailand. Memang belum pernah liat di Indonesia makanya ada yang berani beli dengan harga segitu," jelasnya. (Baca juga: Anies 'Pamer' Baju Batik, Pujian Netizen Bikin Hati Meleleh)
Tian mengatakan, semua tanaman hias daun sedang naik harganya sehingga penjual tidak berani stok banyak. Sistem pre order dilakukan, bila sudah ada pesanan, Tian yang langsung mencarikan. Berkeliling ke banyak petani hingga ke luar Jawa. Perjuangan mendapatkan tanaman sesuai pesanan juga yang membuat harga melambung.
Tian merupakan seorang kolektor yang menjelma menjadi pedagang bila tren tanaman hias sedang menanjak. Dia mengakui, konsumen yang ingin beli dengan harga mahal biasanya mereka para kolektor baru. "Kalau sudah pemain lama biasanya enggan untuk beli dengan harga mahal seperti sekarang karena sudah tahu harga aslinya," ucapnya.
Tanaman hias bagi para kolektor bisa menjadi bisnis dan investasi. Namun bukan bagi para kolektor dadakan yang membeli untuk disimpan dengan harapan harga lebih mahal dikemudian hari. Bisnis jual beli mungkin saja, namun tidak prospektif dalam waktu lama.
Syarifah menambahkan, tren tanaman hias ini biasanya tidak lebih dari satu tahun. Harga yang selangit itu akan turun dalam beberapa waktu ke depan. Tanaman hias yang semakin unik penampilannya akan semakin mahal. Meskipun tumbuh tidak normal, lebih kecil tapi karena bentuknya unik beda dari yang lain bisa jadi mahal. Unik terlihat pada daun dan bunga tanaman hias tersebut. Misalnya daun menjadi keriting, berwarba albino membuat tanaman tersebut menjadi spesies yang langka.
"Warna daun albino karena kekurangan kloroplas dalam daunnya. Kalau dia bisa hidup akan bagus sekali. Jenis ini selain mahal memeliharanya lebih sulit. Jadi bagi kolektor baru harus lebih berhati-hati," ungkap dosen Agronomi dan Hortikultura Faperta IPB ini.
Untuk mendapatkan tanaman hias albino ternyata cukup sulit. Seperti Monstera variegata harus didapat dari hasil persilangan atau cara lain seperti mutasi dengan sinar gamma. Ada beberapa program pemulihan yang dapat menciptakan keragaman berupa variegata. Makin aneh penampilannya memang lebih sulit itu juga yang membuat tanaman langka dan membuatnya mahal. (Baca juga: Berwisata Sambil Belajar di Liang Bua)
Maka, beberapa kolektor juga memperbanyak untuk mendapatkan tanaman serupa atau albino. Syarifah menjelaskan, cara memperbanyak dengan vegetatif yakni stek pucuk, stek daun, stek akar. Cara lain dengan generatif atau biji. Jika ingin menghasilkan variasi yang bervariatif tanam kembali dengan biji meskipun membutuhkan waktu yang lebih lama.
"Kalau kita tidak ingin variasi, sama persis dengan tumbuhan yang ingin kita perbanyak, dapat dengan cara vegetatif. Tingkat kemudahan relatif, ada yang sangat mudah ada juga sulit karena membutuhkan lingkungan yang ketat seperti memperhatikan suhu dan kelembaban," jelasnya.
Tanaman hias yang berbeda dari sesama jenisnya memang diincar para kolektor. Tian seorang penjual tanaman di mengakui hal tersebut. Monstera yang harganya hanya Rp 50 ribu jika daunnya hijau, namun, saat tumbuh diluar kewajaran malah bisa mahal."Saya pernah jual paling mahal monstera variegata Rp 100 juta, satu pot terdiri dari 5 daun warnanya hampir putih. Itu memang impor dari Thailand. Memang belum pernah liat di Indonesia makanya ada yang berani beli dengan harga segitu," jelasnya. (Baca juga: Anies 'Pamer' Baju Batik, Pujian Netizen Bikin Hati Meleleh)
Tian mengatakan, semua tanaman hias daun sedang naik harganya sehingga penjual tidak berani stok banyak. Sistem pre order dilakukan, bila sudah ada pesanan, Tian yang langsung mencarikan. Berkeliling ke banyak petani hingga ke luar Jawa. Perjuangan mendapatkan tanaman sesuai pesanan juga yang membuat harga melambung.
Tian merupakan seorang kolektor yang menjelma menjadi pedagang bila tren tanaman hias sedang menanjak. Dia mengakui, konsumen yang ingin beli dengan harga mahal biasanya mereka para kolektor baru. "Kalau sudah pemain lama biasanya enggan untuk beli dengan harga mahal seperti sekarang karena sudah tahu harga aslinya," ucapnya.
Tanaman hias bagi para kolektor bisa menjadi bisnis dan investasi. Namun bukan bagi para kolektor dadakan yang membeli untuk disimpan dengan harapan harga lebih mahal dikemudian hari. Bisnis jual beli mungkin saja, namun tidak prospektif dalam waktu lama.