Hasil Pelatihan Kartu Prakerja, Kini Banyak Jadi Youtuber dan Perias
loading...
A
A
A
JAKARTA - Hasil dari perjalanan panjang program pelatihan gelombang Program Kartu Prakerja 1-10. Dalam laporannya, salah satu pelatihan yang paling banyak dipilih oleh peserta adalah gaya hidup. Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Denni Purbasari mengakui, ada banyak peserta yang sekarang telah menjadi perias hingga Youtuber.
"Seperti misalnya (keahlian) make up, banyak kemudian menjadi youtuber, banyak yang menjadi perias prewedding, wisuda dan sebagainya yang sekarang hanya lewat online," ujar Denni dalam video virtual, Selasa (3/11/2020).
(Baca Juga: Ribuan Orang Kena Blacklist Kartu Prakerja, Nah Loh )
Menurutnya, Kartu Prakerja pada hakikatnya disiapkan untuk mengurangi gap antara kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) dan kebutuhan dunia kerja. ”Hal ini merupakan sebuah langkah yang tepat dalam mendorong penguatan tata kelola serta meningkatkan akuntabilitas program Kartu Prakerja ke depan,” katanya.
Sebelumnya Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja telah menandatangani Nota Kesepahaman dengan Universitas Indonesia, Universitas Katolik Atmajaya, dan Indonesia Mengajar untuk melakukan asesmen terhadap pelatihan yang diusulkan oleh Lembaga Pelatihan. Asesmen ini adalah bagian dari syarat diterimanya suatu pelatihan ke dalam ekosistem Prakerja.
Hal ini sesuai dengan Pasal 32 ayat 4 Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian nomor 11 tahun 2020 yang mengatur pelibatan ahli dalam asesmen pelatihan. Program Kartu Prakerja saat ini digelar di 7 Platform Digital dengan 147 Lembaga Pelatihan yang menawarkan lebih dari 1.534 pelatihan.
(Baca Juga: Wadaw, Ada Banyak Joki di Dalam Program Kartu Prakerja )
Pemerintah berkomitmen meningkatkan kualitas SDM untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang optimal dan berkelanjutan. Program Kartu Prakerja yang sepenuhnya berbasis digital merupakan paradigma baru pengembangan SDM unggul serta mampu menjangkau seluruh pelosok wilayah NKRI ke-514 kabupaten/kota dengan cepat dan skala besar.
Melalui Program Kartu Prakerja, kompetensi para pencari kerja baru, pencari kerja yang alih profesi, atau korban PHK diharapkan bisa ditingkatkan di masa pandemi Covid-19 ini. Tentunya untuk bisa membawa dampak jangka menengah dan panjang.
"Seperti misalnya (keahlian) make up, banyak kemudian menjadi youtuber, banyak yang menjadi perias prewedding, wisuda dan sebagainya yang sekarang hanya lewat online," ujar Denni dalam video virtual, Selasa (3/11/2020).
(Baca Juga: Ribuan Orang Kena Blacklist Kartu Prakerja, Nah Loh )
Menurutnya, Kartu Prakerja pada hakikatnya disiapkan untuk mengurangi gap antara kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) dan kebutuhan dunia kerja. ”Hal ini merupakan sebuah langkah yang tepat dalam mendorong penguatan tata kelola serta meningkatkan akuntabilitas program Kartu Prakerja ke depan,” katanya.
Sebelumnya Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja telah menandatangani Nota Kesepahaman dengan Universitas Indonesia, Universitas Katolik Atmajaya, dan Indonesia Mengajar untuk melakukan asesmen terhadap pelatihan yang diusulkan oleh Lembaga Pelatihan. Asesmen ini adalah bagian dari syarat diterimanya suatu pelatihan ke dalam ekosistem Prakerja.
Hal ini sesuai dengan Pasal 32 ayat 4 Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian nomor 11 tahun 2020 yang mengatur pelibatan ahli dalam asesmen pelatihan. Program Kartu Prakerja saat ini digelar di 7 Platform Digital dengan 147 Lembaga Pelatihan yang menawarkan lebih dari 1.534 pelatihan.
(Baca Juga: Wadaw, Ada Banyak Joki di Dalam Program Kartu Prakerja )
Pemerintah berkomitmen meningkatkan kualitas SDM untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang optimal dan berkelanjutan. Program Kartu Prakerja yang sepenuhnya berbasis digital merupakan paradigma baru pengembangan SDM unggul serta mampu menjangkau seluruh pelosok wilayah NKRI ke-514 kabupaten/kota dengan cepat dan skala besar.
Melalui Program Kartu Prakerja, kompetensi para pencari kerja baru, pencari kerja yang alih profesi, atau korban PHK diharapkan bisa ditingkatkan di masa pandemi Covid-19 ini. Tentunya untuk bisa membawa dampak jangka menengah dan panjang.
(akr)