Maskapai Saudi 'Monopoli' Pemberangkatan Jamaah Umrah Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indonesia Islamic Travel Communication Forum (IITCF) merasa keberatan jika jamaah umrah dari Indonesia hanya boleh diangkut menggunakan maskapai Saudi Airlines. Saat ini, untuk sementara waktu yang diizinkan membawa jemaah umrah adalah maskapai asal Arab Saudi itu. ( Baca juga: Izin Umrah Dibuka, Jamaah Harus Jalani Karantina )
Chairman IITCF Priyadi Abadi mengatakan, kebijakan tersebut membuat adanya kendala dalam proses pemberangkatan, karena jamaah umrah dari Indonesia telah membayar di berbagai macam maskapai.
"Sedangkan banyak sekali jamaah kami yang mendaftar dengan pesawat lain, seperti Emirates, Etihad, dan Garuda Indonesia. Ini agak menyulitkan kami untuk beralih ke Saudi Airlines sementara kami sudah membayar di maskapai lain selain Saudi Airlines. Ini yang mempersulit kami memberangkatkan jamaah yang tertunda," ujar Priyadi dalam acara Market Review IDX Channel, Rabu (4/11/2020).
Dia berharap adanya jalan keluar terkait persoalan tersebut dari pemerintah dan otoritas terkait sehingga dapat segera menyikapi masalah itu.
"Mudah-mudahan insya Allah segera disikapi oleh pihak-pihak terkait agar maskapai lain bisa mengangkut jamaah umrah yang tertunda karena kami pun sudah membayar kepada maskapai-maskapai lain di luar Saudi Airlines. Ini yang menjadi satu keprihatinan kami juga untuk bisa memberangkatkan jamaah umrah yang tertunda," katanya.
Priyadi menyebut, IITCF telah melakukan dialog dengan berbagai pihak terkait persoalan maskapai ini. Dia menganggap, maskapai pelat merah Garuda Indonesia juga tidak kalah bagus dengan maskapai asal Arab Saudi.
"Indonesia kan punya pesawat yang tidak kalah bagusnya, tidak kalah bersihnya, kenapa hanya Saudi saja yang boleh mengangkut jamaah umrah dari Indonesia? Sedangkan ini kan market Indonesia, di sini saya lihat lemahnya bargaining pemerintah kita, terutama Garuda untuk memberangkatkan umrah. Ini menurut saya sedikit lucu karena jamaah dari Indonesia tetapi maskapai asing yang boleh mengangkutnya," tutup Priyadi.
Chairman IITCF Priyadi Abadi mengatakan, kebijakan tersebut membuat adanya kendala dalam proses pemberangkatan, karena jamaah umrah dari Indonesia telah membayar di berbagai macam maskapai.
"Sedangkan banyak sekali jamaah kami yang mendaftar dengan pesawat lain, seperti Emirates, Etihad, dan Garuda Indonesia. Ini agak menyulitkan kami untuk beralih ke Saudi Airlines sementara kami sudah membayar di maskapai lain selain Saudi Airlines. Ini yang mempersulit kami memberangkatkan jamaah yang tertunda," ujar Priyadi dalam acara Market Review IDX Channel, Rabu (4/11/2020).
Dia berharap adanya jalan keluar terkait persoalan tersebut dari pemerintah dan otoritas terkait sehingga dapat segera menyikapi masalah itu.
"Mudah-mudahan insya Allah segera disikapi oleh pihak-pihak terkait agar maskapai lain bisa mengangkut jamaah umrah yang tertunda karena kami pun sudah membayar kepada maskapai-maskapai lain di luar Saudi Airlines. Ini yang menjadi satu keprihatinan kami juga untuk bisa memberangkatkan jamaah umrah yang tertunda," katanya.
Priyadi menyebut, IITCF telah melakukan dialog dengan berbagai pihak terkait persoalan maskapai ini. Dia menganggap, maskapai pelat merah Garuda Indonesia juga tidak kalah bagus dengan maskapai asal Arab Saudi.
"Indonesia kan punya pesawat yang tidak kalah bagusnya, tidak kalah bersihnya, kenapa hanya Saudi saja yang boleh mengangkut jamaah umrah dari Indonesia? Sedangkan ini kan market Indonesia, di sini saya lihat lemahnya bargaining pemerintah kita, terutama Garuda untuk memberangkatkan umrah. Ini menurut saya sedikit lucu karena jamaah dari Indonesia tetapi maskapai asing yang boleh mengangkutnya," tutup Priyadi.
(uka)