Makin Panas! China Patok Tarif hingga 200% bagi Anggur Australia

Jum'at, 27 November 2020 - 20:13 WIB
loading...
Makin Panas! China Patok...
Mulai 28 November, importir anggur Australia yang memasuki China harus membayar uang jaminan anti-dumping sementara. Foto/Ilustrasi
A A A
CANBERRA - Pemerintah China mengumumkan akan memberlakukan tarif pada impor anggur Australia mulai besok. Langkah China itu dipastikan menjadi pukulan keras bagi industri senilai USD1,2 miliar (sekitar Rp16,8 triliun) per tahun tersebut.

Tindakan tersebut menyusul ketidakpastian perdagangan selama berbulan-bulan dan hubungan yang memburuk antara Australia dan China. Keputusan China ini mengikuti temuan awal dari penyelidikan anti-dumping yang dilakukan Pemerintah China terhadap ekspor anggur Australia yang menyimpulkan adanya dumping yang menyebabkan kerugian besar bagi produsen anggur China.

(Baca Juga: Hubungan Makin Panas, China Ancam Ekspor Anggur Australia)

China menuduh produsen Australia menjual anggur dengan harga di bawah biaya produksi. Meski penyelidikan belum akan selesai sampai tahun depan, Kementerian Perdagangan China mengumumkan bahwa mulai 28 November, importir anggur Australia yang memasuki China harus membayar "uang jaminan anti-dumping" sementara.

Deposito jaminan, yang pada praktiknya bekerja secara efektif seperti tarif tersebut ditetapkan berkisar antara 107% hingga lebih dari 200%. Langkah itu dilakukan setelah Kementerian Perdagangan China memberikan instruksi informal kepada importir untuk menangguhkan pesanan anggur dan enam jenis ekspor Australia lainnya awal bulan ini.

Menyusul kabar tersebut, saham Treasury Wine Estates, salah satu eksportir terbesar Australia, jatuh 11% hari ini. Perusahaan awalnya menghentikan perdagangan dan kemudian mengkonfirmasi akan dihentikan hingga Selasa.

Tony Battaglene dari Grape and Wine Australia mengatakan tarif tersebut akan sangat menyulitkan eksportir anggur Australia. "Pasar China adalah pasar yang besar bagi kami, tetapi juga beberapa pesaing utama kami, terutama dari Eropa, (sekarang) diberi keuntungan tarif 100-200% (yang) akan membuatnya sangat sulit untuk bersaing, itu tidak akan bagus," katanya seperti dikutip dari ABC News, Jumat (27/11/2020).

Menteri Perdagangan Simon Birmingham mengatakan tarif tersebut memberikan "pukulan yang menghancurkan" bagi industri anggur. "Ini akan membuat banyak bisnis tidak dapat bertahan, perdagangan anggur mereka dengan China dan jelas kami pikir itu tidak dapat dibenarkan, tanpa bukti untuk mendukungnya," kata dia.

Dia menambahkan, kebijakan ini pada dasarnya adalah pajak bagi konsumen China. Tetapi, dengan mengenakan pajak produk pada tingkat yang sangat besar dan berdampak, kemungkinan besar konsumen akan berpaling dari produk itu. "Dan itulah yang memiliki dampak yang menghancurkan pada produsen anggur Australia. Itulah mengapa kami pikir ini sangat, sangat tidak adil, tidak beralasan, tidak dapat dibenarkan," cetusnya.

(Baca Juga: Biden Menang Lawan Trump, Tensi Perang Dagang AS-China Turun)

Battaglene mengatakan ada ratusan kontainer pengiriman anggur Australia menumpuk di pelabuhan di seluruh China sejak larangan tidak resmi atas impor mulai berlaku awal bulan ini. "Sangat sedikit produk yang masuk," katanya. "Kami mengalami pengurangan persetujuan ekspor 80 hingga 90%," imbuhnya.

Dia mengatakan, produsen anggur Australia harus mampu melewati tantangan ini dan bekerja sama dengan Pemerintah Australia dan China untuk menyelesaikannya. "Kami berusaha mendapatkan apresiasi atas alasan di balik penetapan tarif tersebut," ujarnya.

Sementara, Menteri Perdagangan "bayangan" Madeleine King mengatakan dia sangat prihatin tentang penetapan tarif itu. "Buruh memahami hubungan dengan China semakin kompleks," katanya. "Ini adalah hubungan yang harus dikelola untuk kepentingan nasional dan bukan untuk kepentingan politik partisan," tambahnya.
(fai)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Ambisi Uni Eropa Mengurangi...
Ambisi Uni Eropa Mengurangi Ketergantungan Mineral Penting asal China
Gurita Bisnis Keluarga...
Gurita Bisnis Keluarga Xi Jinping Terungkap, Raup Jutaan Dolar di Tengah Kampanye Antikorupsi
Pimpin BRICS Hadapi...
Pimpin BRICS Hadapi Perang Dagang AS, China Susun Rencana Baru
Wamen Todotua Tawarkan...
Wamen Todotua Tawarkan Investasi di Sektor Hilirisasi ke 40 Investor Australia
China Setop Impor LNG...
China Setop Impor LNG AS Gegara Tarif Trump, Geser ke Sumber Alternatif
Persatuan ASEAN-China...
Persatuan ASEAN-China Jadi Pertahanan Terbaik Asia dalam Hadapi Perang Dagang
China Kelabakan saat...
China Kelabakan saat Taipan Hong Kong Jual Pelabuhan Terusan Panama Rp368 T ke AS
Perang Dagang Sedikit...
Perang Dagang Sedikit Mereda, Trump Batalkan Ancaman Tarif 50% untuk Kanada
Abaikan Soal Sanksi...
Abaikan Soal Sanksi Rusia, AS Desak G7 Lebih Galak ke China
Rekomendasi
Anggota DPRD dari Perindo...
Anggota DPRD dari Perindo Dina Masyusin Salat Idulfitri dan Ziarah Kubur di Rawa Buaya
Idulfitri 2025, Pemudik...
Idulfitri 2025, Pemudik Masih Melintas di Tol Cipali dan Jalan Pantura Cirebon
Hyundai Siap Memperkenalkan...
Hyundai Siap Memperkenalkan Sistem Infotainment Terbaru Pleos
Berita Terkini
Fakta-fakta Orang Terkaya...
Fakta-fakta Orang Terkaya Hong Kong yang Bikin Marah China usai Jual Pelabuhan Panama ke AS
4 jam yang lalu
Doa Menko Airlangga...
Doa Menko Airlangga untuk Keberkahan Bangsa di Momen Idulfitri
5 jam yang lalu
Sri Mulyani dan Suami...
Sri Mulyani dan Suami Ucapkan Selamat Idulfitri: Harapan untuk Kesejahteraan Berkeadilan
6 jam yang lalu
Manajer Perempuan di...
Manajer Perempuan di Nestle Meningkat, Ciptakan Lingkungan Kerja yang Inklusif
15 jam yang lalu
Pertamina Antisipasi...
Pertamina Antisipasi Pasokan BBM di Bengkulu Akibat Pendangkalan Pulau Baai
16 jam yang lalu
SIG Berhasil Tekan Beban...
SIG Berhasil Tekan Beban Pokok Pendapatan 0,8% Jadi Rp28,26 Triliun
17 jam yang lalu
Infografis
7 Barang Impor yang...
7 Barang Impor yang Bakal Dikenakan Pajak hingga 200%
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved