Diversifikasi Pangan, Ini Keunggulan Singkong yang Belum Banyak Diketahui

Sabtu, 26 Desember 2020 - 07:37 WIB
loading...
Diversifikasi Pangan, Ini Keunggulan Singkong yang Belum Banyak Diketahui
Beras singkong punya banyak keunggulan dibanding beras biasa. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Penganekaragaman atau diversifikasi pangan menjadi isu penting seiring populasi penduduk yang terus membengkak namun tidak diimbangi dengan meningkatnya lahan persawahan. Salah satu komoditas potensial yang bisa dikembangkan sebagai pangan alternatif pengganti nasi adalah singkong.

Ketua Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) Arifin Lambaga mengatakan, selama ini singkong kurang dilirik karena citranya sebagai makanan kelas bawah dan juga dinilai kurang menguntungkan bagi petani.

MSI pun berkomitmen mendorong singkong agar lebih diminati dan meningkat permintaannya, baik untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari maupun industri.

"Visi misi kita bagaimana mengubah persepsi masyarakat yang memandang singkong ini makanan orang pinggiran atau orang miskin, menjadi makanan kita semua. Supaya lebih naik kelas lah singkong ini," ujarnya, dikutip Sabtu (26/12/2020).

( )

Menurut Arifin, singkong ini termasuk tanaman bandel karena dapat tumbuh pada kondisi lingkungan yang ekstrim sekalipun seperti di lahan kritis, iklim kering dan panas. Untuk itu, dia pun mendorong masyarakat untuk menanam singkong mulai dari pekarangan rumah.

Dia menjelaskan, selain direbus, dikukus atau digoreng, singkong bisa diolah menjadi beragam produk seperti tepung atau chips sebagai bahan baku makanan sehari-hari. Singkong juga bisa diolah menjadi keripik, kerupuk, mi, hingga tiwul modern seperti tiwul keju.

Sedangkan untuk kebutuhan industri, singkong dikembangkan sebagai bahan baku bioetanol hingga kantong plastik ramah lingkungan (biodegradable).

Baru-baru ini, MSI bekerja sama dengan Perum Bulog juga meluncurkan produk beras singkong sebagai alternatif pengganti beras padi. Konsumen bisa mendapatkannya secara online ataupun di Bulog Mart.

"Harganya sekitar Rp15.000 per Kg. Kalau permintaannya sudah banyak dan produksinya massal, harga bisa lebih murah lagi nantinya," ucapnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1596 seconds (0.1#10.140)