Diversifikasi Pangan, Ini Keunggulan Singkong yang Belum Banyak Diketahui
loading...
A
A
A
(Lihat juga foto: Bulog Luncurkan Beras Singkong Guna Bangkitkan Diversifikasi Pangan Nasional )
Dibanding beras biasa (dari padi), kata Arifin, beras singkong punya keunggulan. Pertama, aman untuk penderita diabetes karena indeks glikemiknya lebih rendah dibanding beras. Kedua, mengandung serat yang bagus untuk pencernaan.
"Selain itu buat yang mau diet juga cocok makan beras singkong ini karena komposisi karbohidratnya kompleks sehingga butuh waktu untuk dicerna. Jadi, setelah mengonsumsinya kita tahan kenyang, tidak mudah lapar," sebut dia.
Lebih lanjut Arifin menjelaskan, singkong sebetulnya punya banyak keunggulan yang belum diketahui secara luas oleh masyarakat. Dia menyontohkan tepung mocav (modified cassava) yang dibuat dari singkong yang difermentasi dan nantinya saat digunakan bisa mengembang seperti terigu.
"Jadi kalau bikin kue, pizza, roti, bisa lebih hemat lagi. Mocav ini juga unggul dibanding tepung terigu karena dia gluten free sehingga cocok untuk penderita autis," sebut dia.
Arifin juga mengungkapkan salah satu temuan tim ahli dari MSI yang berhasil meningkatkan kandungan protein pada singkong olahan. "Dari yang semula rendah yaitu kisaran 7-8 persen menjadi 40 persen," jelasnya.
( )
Dia menambahkan, MSI akan terus mendorong pengembangan singkong dan olahannya, termasuk melakukan penelitian dan inovasi pangan berbahan singkong. Tujuannya untuk mendukung ketahanan dan diversifikasi pangan serta kesehatan masyarakat Indonesia.
"Kita ingin misalnya bagaimana dari program-program itu bisa membantu mengurangi stunting. Jadi, program stunting itu bisa dikaitkan dengan produk olahan berbasis singkong. Tidak hanya umbinya, daun singkong itu proteinnya juga tinggi lho, mencapai 22%," tuturnya.
Dibanding beras biasa (dari padi), kata Arifin, beras singkong punya keunggulan. Pertama, aman untuk penderita diabetes karena indeks glikemiknya lebih rendah dibanding beras. Kedua, mengandung serat yang bagus untuk pencernaan.
"Selain itu buat yang mau diet juga cocok makan beras singkong ini karena komposisi karbohidratnya kompleks sehingga butuh waktu untuk dicerna. Jadi, setelah mengonsumsinya kita tahan kenyang, tidak mudah lapar," sebut dia.
Lebih lanjut Arifin menjelaskan, singkong sebetulnya punya banyak keunggulan yang belum diketahui secara luas oleh masyarakat. Dia menyontohkan tepung mocav (modified cassava) yang dibuat dari singkong yang difermentasi dan nantinya saat digunakan bisa mengembang seperti terigu.
"Jadi kalau bikin kue, pizza, roti, bisa lebih hemat lagi. Mocav ini juga unggul dibanding tepung terigu karena dia gluten free sehingga cocok untuk penderita autis," sebut dia.
Arifin juga mengungkapkan salah satu temuan tim ahli dari MSI yang berhasil meningkatkan kandungan protein pada singkong olahan. "Dari yang semula rendah yaitu kisaran 7-8 persen menjadi 40 persen," jelasnya.
( )
Dia menambahkan, MSI akan terus mendorong pengembangan singkong dan olahannya, termasuk melakukan penelitian dan inovasi pangan berbahan singkong. Tujuannya untuk mendukung ketahanan dan diversifikasi pangan serta kesehatan masyarakat Indonesia.
"Kita ingin misalnya bagaimana dari program-program itu bisa membantu mengurangi stunting. Jadi, program stunting itu bisa dikaitkan dengan produk olahan berbasis singkong. Tidak hanya umbinya, daun singkong itu proteinnya juga tinggi lho, mencapai 22%," tuturnya.
(ind)