Ekonom Prediksi Neraca Dagang April Surplus USD660 Juta

Kamis, 14 Mei 2020 - 13:39 WIB
loading...
Ekonom Prediksi Neraca Dagang April Surplus USD660 Juta
Neraca perdagangan RI bulan April 2020 diperkirakan mengalami surplus yang lebih kecil dari bulan sebelumnya. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Ekonom Bank Permata Josua Pardede memproyeksikan neraca perdagangan pada bulan April 2020 mengalami surplus lebih kecil dari bulan sebelumnya yang surplus USD743 juta menjadi USD660 juta.

Adapun surplus ini masih akan didorong oleh penurunan pertumbuhan impor dengan proyeksi sebesar -27,4% secara tahunan (year-on-year/yoy), meskipun ekspor juga diperkirakan menurun sekira -2,7% yoy.

"Penurunan laju impor cenderung disebabkan oleh penurunan harga minyak dunia disertai dengan penurunan aktivitas manufaktur Indonesia," kata Josua Pardede saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Kamis (14/5/2020). (Baca Juga : Wabah Corona Harus Jadi Momentum Tinggalkan Ketergantungan Impor )

Dia melanjutkan, harga minyak dunia pada bulan April mengalami penurunan sebesar -20,4% secara bulanan (month-to-month/mtm). Adapun, penurunan aktifitas manufaktur ini diindikasikan dari Indonesia PMI Manufacture yang jatuh ke level 27,5 dari sebelumnya berada pada level 45,3.

"Dengan menurunnya aktivitas manufaktur, maka impor barang modal dan bahan baku juga akan terhambat sehingga secara keseluruhan impor Indonesia akan mengalami penurunan," katanya.

Dia menambahkan, hal itu kemudian juga diperkuat oleh kecenderungan penurunan impor barang konsumsi seiring dengan lemahnya permintaan dalam negeri pada bulan April. Melemahnya permintaan ini ditandai oleh perlambatan tingkat inflasi inti.

"Penurunan tingkat impor ini kemudian diperkuat oleh data dari China, yang mana kontributor utama impor Indonesia, yang menyebutkan bahwa ekspor ke Indonesia mengalami penurunan -5,18% yoy," katanya.

Dia menambahkan, di sisi lain penurunan ekspor cenderung diakibatkan oleh menurunnya harga komoditas utama Indonesia disertai oleh perlambatan aktivitas negara mitra dagang Indonesia.

Harga CPO, batu bara, dan karet masing-masing mengalami penurunan sebesar -5,6% mtm, -8,0% mtm, dan -9,8% mtm. Sementara itu, seiring dengan krisis ekonomi yang melanda perekonomian dunia, perekonomian mitra dagang Indonesia pun mengalami perlambatan, terutama dari sisi manufaktur.

"Pada neraca perdagangan sebelumnya, pertumbuhan ekspor cenderung didominasi oleh kenaikan nilai ekspor emas perhiasan akibat adanya kenaikan harga emas," pungkasnya.
(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1942 seconds (0.1#10.140)