"Bansos yang diberikan kepada masyarakat menjadi momentum perbaikan gizi buruk khususunya bagi ibu hamil dan menyusui pada akhirnya memberikan dampak ke tumbuh kembang anak," Ketua Umum Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI), Entos Zainal melalui keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Jumat (22/1/2021).
Baca Juga: Dear Bunda, Begini Syarat Mendapatkan BLT Ibu Hamil & Balita Rp6 Juta
Menurut dia untuk menyukseskan program tersebut kolaborasi lintas sektor perlu ditingkatkan dalam memperkuat intervensi gizi buruk, khususnya bagi ibu hamil dan menyusui. Di samping itu diperlukan sinergi erat antara pemangku kepentingan dengan korporasi dalam rangka membantu masalah tersebut.
Baca Juga:
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Produk Bernutrisi untuk Ibu dan Anak (APPNIA) Rivanda Idiyanto, menegaskan kesiapan pelaku usaha untuk mempererat sinergi dengan pemerintah. Sejauh ini, Rivanda menyatakan bahwa anggota APPNIA telah berkontribusi dalam upaya percepatan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) dan akan terus berkomitmen mendukung upaya peningkatan status gizi dan kesehatan ibu menyusui dan anak di Indonesia.
"APPNIA berkomitmen mendukung kebijakan pemerintah untuk memastikan pemberian ASI eksklusif hingga bayi berumur 6 bulan. Selain itu, APPNIA juga terus menjalin kerja sama yang baik dengan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk memastikan pemenuhan akses terhadap produk nutrisi berkualitas di Indonesia, tentunya sesuai ketentuan dan regulasi yang berlaku baik di tingkat global maupun nasional," kata Rivanda.
Salah satu wujud konkrit atas dukungan APPNIA terhadap ASI Eksklusif adalah bahwa sebagian besar perusahaan anggota APPNIA telah menerapkan kebijakan cuti melahirkan bagi ibu bekerja selama 6 bulan agar ibu dapat mengupayakan pemberian ASI eksklusif bagi bayinya dan juga penyediaan Ruang Laktasi pada seluruh kantor dan pabrik perusahaan anggota APPNIA.
Kepala Sub Direktorat Pengelolaan Konsumsi Gizi, Direktorat Gizi Masyarakat, Kementerian Kesehatan Mahmud Fauzi menjelaskan bahwa Pemerintah terus berupaya menanggulangi stunting dan gizi buruk di tengah pandemi.