HUT ke-16, Ini Link Registrasi Webinar Koran Sindo: Tren Bank Digital dan Geliat UMKM Go International
loading...
A
A
A
Industri perbankan merupakan salah satu sektor yang turut mengadopsi model digitalisasi dalam menjalankan bisnisnya. Cara ini diyakini sebagai salah satu upaya untuk tetap dapat menarik konsumen di tengah ketatnya persaingan dan besarnya peluang dari sektor ini.
Bank Indonesia (BI) pada awal tahun ini memperkirakan, transaksi digital banking sepanjang tahun ini bisa mencapai Rp32.206 triliun, meningkat dibanding 2020 yang sebesar Rp27.036 triliun. Sungguh angka yang sangat besar, sehingga wajar jika para pelaku usaha di sektor perbankan berlomba-lomba membidik segmen ini.
Pandemi Covid-19 yang mengharuskan ada pembatasan-pembatasan aktivitas dan interaksi fisik masyarakat turut mempercepat adopsi digital di industri keuangan termasuk perbankan. Berbagai aplikasi perbankan pun hadir dengan sejumlah kemudahan untuk bertransaksi.
Selanjutnya, pada sesi II webinar, tema yang diusung adalah “Asa UMKM Merajai Pasar Internasional”. Tema ini dipilih karena UMKM merupakan salah satu penopang perekonomian nasional karena kontribusinya mencapai 61% terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Baca Juga
Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, jumlah UMKM di Tanah Air mencapai 64 juta unit, atau 99,1% dari total keseluruhan unit usaha di Indonesia. UMKM juga mampu menyerap 97% dari total 119 juta angkatan kerja nasional. Peran penting lainnya, UMKM ternyata berkontribusi sebesar 61% terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Dengan besarnya peran terhadap ekonomi nasional, UMKM harus mendapatkan perhatian dan kepercayaan lebih dari para pemangku kepentingan. Tak hanya dukungan regulasi yang memadai, tetapi juga akses mereka terhadap pasar dan sumber-sumber pembiayaan yang terkadang masih menjadi kendala.
Adapun, keberhasilan UMKM bertahan di tengah krisis turut ditopang oleh pasar domestik luar biasa besar. Dengan populasi penduduk terbesar keempat di dunia, Indonesia menjadi market yang menarik bagi siapapun yang ingin memasarkan produknya.
Meski demikian, bukan berarti UMKM hanya bisa jago kandang di rumah sendiri. Potensi memperluas pasar ke luar negeri kini terbuka lebar. Apalagi untuk produk-produk yang memiliki niche market dan tidak dimiliki produsen lain di dunia.