Ada Varian Delta, Airlangga Optimistis Ekonomi Bisa Tumbuh 4,5% di 2021
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah optimistis perekonomian Indonesia tahun ini masih mampu tumbuh di kisaran 3,7% sampai 4,5%, meski muncul varian baru Covid-19, yaitu delta. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartato mengatakan, momentum pemulihan telah mulai dirasakan dengan membaiknya perekonomian pada kuartal I-2021 yang hanya terkontraksi 0,74%.
Baca juga:Kulit Bersisik Menandakan Gula Darah Tinggi, Waspada!
"Pemerintah memprediksi bahwa adanya varian delta, diharapkan pandemi Covid-19 ini bisa tertangani sehingga di tahun 2021 kita masih dapat tumbuh positif di 3,7 sampai dengan 4,5 %," kata Airlangga Hartato dalam video virtual, Selasa (13/7/2021).
Di sisi eksternal Indonesia terbantu dengan surplus neraca perdagangan selama 13 bulan berturut-turut. Dan ini ditopang oleh peningkatan harga komoditas global. Capaian itu tentu akan dapat memberikan sentimen positif bagi kegiatan ekspor impor Indonesia ke depan.
"Momentum pertumbuhan dan pemulihan harus terus kita jaga agar ekonomi bisa recover," katanya.
Dia menambahkan sejumlah lembaga internasional pun memproyeksikan bahwa procurement Indonesia tahun ini mampu tumbuh 4,3% sampai 4,9%, sedangkan pada 2022 diperkirakan berada di kisaran 5% hingga 5,8%. Permintaan domestik, lanjut dia, saat ini juga telah membaik dan direspons dengan peningkatan aktivitas produksi seperti di sektor industri pengolahan, perdagangan, dan konstruksi.
Baca juga:Tanpa Ada Wabah Covid-19 Pun, Kematian Itu Mutlak Adanya
“Indeks PMI (Purchasing Managers' Index) manufaktur kita di bulan Juni tetap pada level ekspansi di 53,5. Bahkan, ini lebih tinggi dibandingkan berbagai negara lain, seperti Vietnam, Myanmar, Thailand, dan Malaysia,” tandasnya.
Baca juga:Kulit Bersisik Menandakan Gula Darah Tinggi, Waspada!
"Pemerintah memprediksi bahwa adanya varian delta, diharapkan pandemi Covid-19 ini bisa tertangani sehingga di tahun 2021 kita masih dapat tumbuh positif di 3,7 sampai dengan 4,5 %," kata Airlangga Hartato dalam video virtual, Selasa (13/7/2021).
Di sisi eksternal Indonesia terbantu dengan surplus neraca perdagangan selama 13 bulan berturut-turut. Dan ini ditopang oleh peningkatan harga komoditas global. Capaian itu tentu akan dapat memberikan sentimen positif bagi kegiatan ekspor impor Indonesia ke depan.
"Momentum pertumbuhan dan pemulihan harus terus kita jaga agar ekonomi bisa recover," katanya.
Dia menambahkan sejumlah lembaga internasional pun memproyeksikan bahwa procurement Indonesia tahun ini mampu tumbuh 4,3% sampai 4,9%, sedangkan pada 2022 diperkirakan berada di kisaran 5% hingga 5,8%. Permintaan domestik, lanjut dia, saat ini juga telah membaik dan direspons dengan peningkatan aktivitas produksi seperti di sektor industri pengolahan, perdagangan, dan konstruksi.
Baca juga:Tanpa Ada Wabah Covid-19 Pun, Kematian Itu Mutlak Adanya
“Indeks PMI (Purchasing Managers' Index) manufaktur kita di bulan Juni tetap pada level ekspansi di 53,5. Bahkan, ini lebih tinggi dibandingkan berbagai negara lain, seperti Vietnam, Myanmar, Thailand, dan Malaysia,” tandasnya.
(uka)