IMF Tutup Akses Afghanistan Mengambil Dana Pinjaman Senilai USD370 Juta

Jum'at, 20 Agustus 2021 - 10:35 WIB
loading...
IMF Tutup Akses Afghanistan Mengambil Dana Pinjaman Senilai USD370 Juta
Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan Afghanistan tidak akan lagi dapat mengakses sumber daya pemberi pinjaman. Langkah ini menyusul pengambilalihan Taliban atas negara itu pada akhir pekan lalu. Foto/Dok
A A A
KAB - Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan Afghanistan tidak akan lagi dapat mengakses sumber daya pemberi pinjaman. Langkah ini menyusul pengambilalihan Taliban atas negara itu pada akhir pekan lalu.

Seorang juru bicara IMF mengatakan, hal ini karena "belum ada kejelasan dan pengakuan dari masyarakat internasional atas pemerintah di Afghanistan,".

Sumber pinjaman lebih dari USD370 juta dari IMF sebelumnya telah ditetapkan bakal cair pada 23 Agustus 2021, mendatang. Dana ini merupakan bagian dari respons IMF global terhadap krisis ekonomi.



Akses ke cadangan IMF dalam aset Special Drawing Rights (SDR), yang dapat dikonversi sebagai dukungan ke pemerintah juga telah diblokir. SDR adalah unit pertukaran IMF berdasarkan sterling, dolar, euro, yen dan yuan.

"Seperti yang selalu terjadi, IMF dipandu oleh pandangan masyarakat internasional," tambah juru bicara tersebut.

Pernyataan IMF itu disampai setelah seorang pejabat dari pemerintahan Biden mengatakan kepada BBC, bahwa aset apapun bank sentral yang dimiliki pemerintah Afghanistan di AS tidak akan tersedia bagi Taliban.

Dalam sebuah surat kepada Menteri Keuangan AS Janet Yellen, anggota Kongres menyerukan jaminan bahwa Taliban tidak akan menerima bantuan yang didukung oleh AS.

"Potensi alokasi SDR untuk menyediakan hampir setengah miliar dolar dalam likuiditas tanpa syarat kepada rezim dengan sejarah mendukung tindakan teroris terhadap Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya sangat memperihatinkan," tulis surat itu.

Sebelumnya, Gubernur Bank Sentral Afghanistan mengatakan AS telah memotong akses ke asetnya senilai sekitar USD7 miliar yang di antaranya tertahan di Federal Reserve AS.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2229 seconds (0.1#10.140)