Ini Tips dari Komedian Narji agar Petani Milenial Berjaya di Bisnis Pertanian
loading...
A
A
A
JAKARTA - Komedian Narji saat ini mulai bertani dan membuat vlog terkait pertanian. Narji mengungkapkan, tujuannya mulai berkecimpung di dunia pertanian salah satunya adalah ingin memberikan konten edukasi kepada masyarakat mengenai dunia pertanian.
“Saat ini, teknologi semakin canggih. Segala sesuatu jadi dapat disampaikan dengan cepat. Latar belakang keluarga saya juga petani. Jadi, ingin meneruskan kegiatan di bidang pertanian,” ujar Narji saat menjadi pembicara bimbingan teknis (bimtek) dengan tema Strategi Merancang Konten Media Sosial untuk Menggenjot Bisnis Pertanian.
(Baca juga:Wajah Mirip, Narji Buat Double Dodol Bersama Sandhy Sondoro)
Di daerah tempat tinggalnya, Narji membentuk kelompok tani kecil memanfaatkan lahan yang tidak terpakai. Menurutnya, profesi bertani dapat menghilangkan stress dan mengurangi insomnia karena ketika bercocok tanam badan terasa lelah sehingga mudah mengantuk.
Terkait perancangan konten media sosial (medsos), dalam hal ini vlog di YouTube, Narji memaparkan bahwa konsep dasar dari pembuatan konten vlog-nya yaitu bagaimana cara dan proses petani dari nol sampai menjadi besar. Selain pada sosial media YouTube, Narji juga memanfaatkan sosial media Instagram miliknya untuk berbagi informasi terkait bertani.
“Jadi petani itu tidak perlu memulai dari yang besar, karena dari hal yang kecil pun bisa kita manfaatkan. Konten sekecil apapun juga, jangan pernah malu dan ragu. Terus konsisten dan sebarkan ke grup-grup yang ada,” kata Narji.
(Baca juga:Petani Milenial Indramayu Kembangkan Sistem Pertanian Berbasis Android)
Konsisten dan fokus merupakan kunci sukses yang dipegang oleh Narji dalam membangun sebuah konten bertani pada media sosial. Selain itu, belajar dari melihat konten orang lain serta percaya diri juga sangat membantu dalam proses membuat konten sosial media terutama dalam membuat vlog. “Kalau kamu mau maju jadi petani, jangan lupa harus melek teknologi,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian (Kementan) Retno Sri Hartati Mulyandari mengatakan keberadaan media sosial saat ini sangat penting bukan hanya di kalangan instansi pemerintah, tapi juga sangat berarti bagi petani.
Pasalnya, dengan medsos dapat menjadi peluang yang luar biasa dalam mendukung beragam kegiatan usahatani di era digitalisasi termasuk pada kegiatan bisnis pertanian yang dikelola oleh petani milenial.
(Baca juga:SDM Pertanian Penentu Sukses Pengembangan Food Estate)
“Konten di medsos harus dirancang dengan baik dan cerdas sehingga menarik, menjadi wahana untuk berbagi, dan menginspirasi. Karena dengan medsos kita dapat memiliki jangkauan audien yang luar biasa banyak dalam satu waktu dengan biaya murah,” ungkap Retno Sri Hartati Mulyandari.
Penyelenggaraan bimtek merupakan salah satu upaya Kementan untuk mengakselerasi pengetahuan dan pemahaman petani. Dari bimtek tersebut, Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto mengharapkan ada peningkatan nilai tambah dan kesejahteraan dengan adanya informasi dan teknologi baru.
“Saat ini, teknologi semakin canggih. Segala sesuatu jadi dapat disampaikan dengan cepat. Latar belakang keluarga saya juga petani. Jadi, ingin meneruskan kegiatan di bidang pertanian,” ujar Narji saat menjadi pembicara bimbingan teknis (bimtek) dengan tema Strategi Merancang Konten Media Sosial untuk Menggenjot Bisnis Pertanian.
(Baca juga:Wajah Mirip, Narji Buat Double Dodol Bersama Sandhy Sondoro)
Di daerah tempat tinggalnya, Narji membentuk kelompok tani kecil memanfaatkan lahan yang tidak terpakai. Menurutnya, profesi bertani dapat menghilangkan stress dan mengurangi insomnia karena ketika bercocok tanam badan terasa lelah sehingga mudah mengantuk.
Terkait perancangan konten media sosial (medsos), dalam hal ini vlog di YouTube, Narji memaparkan bahwa konsep dasar dari pembuatan konten vlog-nya yaitu bagaimana cara dan proses petani dari nol sampai menjadi besar. Selain pada sosial media YouTube, Narji juga memanfaatkan sosial media Instagram miliknya untuk berbagi informasi terkait bertani.
“Jadi petani itu tidak perlu memulai dari yang besar, karena dari hal yang kecil pun bisa kita manfaatkan. Konten sekecil apapun juga, jangan pernah malu dan ragu. Terus konsisten dan sebarkan ke grup-grup yang ada,” kata Narji.
(Baca juga:Petani Milenial Indramayu Kembangkan Sistem Pertanian Berbasis Android)
Konsisten dan fokus merupakan kunci sukses yang dipegang oleh Narji dalam membangun sebuah konten bertani pada media sosial. Selain itu, belajar dari melihat konten orang lain serta percaya diri juga sangat membantu dalam proses membuat konten sosial media terutama dalam membuat vlog. “Kalau kamu mau maju jadi petani, jangan lupa harus melek teknologi,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian (Kementan) Retno Sri Hartati Mulyandari mengatakan keberadaan media sosial saat ini sangat penting bukan hanya di kalangan instansi pemerintah, tapi juga sangat berarti bagi petani.
Pasalnya, dengan medsos dapat menjadi peluang yang luar biasa dalam mendukung beragam kegiatan usahatani di era digitalisasi termasuk pada kegiatan bisnis pertanian yang dikelola oleh petani milenial.
(Baca juga:SDM Pertanian Penentu Sukses Pengembangan Food Estate)
“Konten di medsos harus dirancang dengan baik dan cerdas sehingga menarik, menjadi wahana untuk berbagi, dan menginspirasi. Karena dengan medsos kita dapat memiliki jangkauan audien yang luar biasa banyak dalam satu waktu dengan biaya murah,” ungkap Retno Sri Hartati Mulyandari.
Penyelenggaraan bimtek merupakan salah satu upaya Kementan untuk mengakselerasi pengetahuan dan pemahaman petani. Dari bimtek tersebut, Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto mengharapkan ada peningkatan nilai tambah dan kesejahteraan dengan adanya informasi dan teknologi baru.
(dar)