Merangkak Naik, Pasar Popok Bayi Diramal Tembus Rp938 Triliun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Penjualan popok bayi diproyeksikan akan terus tumbuh seiring produsen yang kian fokus pada produk-produk inovatif demi meningkatkan kepuasan pelanggan.
Menurut laporan www.researchandmarkets.com pasar popok bayi global diperkirakan akan tumbuh dari USD47,48 miliar pada tahun 2020 menjadi USD50,32 miliar pada tahun 2021 dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 6%. Selanjutnya, pasar popok diperkirakan akan mencapai valuasi USD65,5 miliar atau setara Rp938 triliun (asumsi kurs Rp14.300 per dolar AS) pada tahun 2025 dengan CAGR 6,8%.
Data lainnya dari Statista menyebutkan revenue alias pendapatan di segmen popok bayi mencapai USD47,92 miliar pada 2021, di mana pasar diperkirakan akan tumbuh 6,65% (CAGR 2021-2026) setiap tahun.
Asia Pasifik diperkirakan akan menjadi wilayah dengan pertumbuhan tercepat, di mana China tetap menjadi pasar utama untuk penjualan popok bayi di Asia Timur dengan revenue mencapai USD9,56 miliar pada tahun 2021. Adapun di Indonesia angkanya diproyeksikan USD1,47 miliar pada tahun 2021, dengan pertumbuhan 7,24% per tahun.
Dengan pasar yang masih prospektif tersebut, produsen popok bayi pun terus berinovasi agar produknya mampu bersaing dan menarik konsumen. Salah satunya adalah Makuku, merek perlengkapan anak premium asal Jepang, yang pada Kamis (9/12/2021) lalu meluncurkan popok generasi baru bernama 'Makuku Air Diapers'.
CEO Makuku Indonesia Jason Lee mengatakan, Makuku memahami kekhawatiran banyak orang tua di luar sana terkait masalah kulit pada bayi terutama ruam popok.
"Untuk menjawab keresahan tersebut, kami meluncurkan Makuku Air Diapers dengan struktur dan formula baru, dengan berbagai keunggulan, seperti anti-gumpal, kering, tipis, dan memiliki daya tampung maksimal," ujarnya, dikutip Sabtu (11/12/2021).
Jason menyatakan, peluncuran produk terbaru ini juga merupakan komitmen Makuku untuk meningkatkan kesehatan bayi dan anak di Indonesia. Menurut dia, industri produk ibu dan anak ini penuh kehangatan.
Menurut laporan www.researchandmarkets.com pasar popok bayi global diperkirakan akan tumbuh dari USD47,48 miliar pada tahun 2020 menjadi USD50,32 miliar pada tahun 2021 dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 6%. Selanjutnya, pasar popok diperkirakan akan mencapai valuasi USD65,5 miliar atau setara Rp938 triliun (asumsi kurs Rp14.300 per dolar AS) pada tahun 2025 dengan CAGR 6,8%.
Data lainnya dari Statista menyebutkan revenue alias pendapatan di segmen popok bayi mencapai USD47,92 miliar pada 2021, di mana pasar diperkirakan akan tumbuh 6,65% (CAGR 2021-2026) setiap tahun.
Asia Pasifik diperkirakan akan menjadi wilayah dengan pertumbuhan tercepat, di mana China tetap menjadi pasar utama untuk penjualan popok bayi di Asia Timur dengan revenue mencapai USD9,56 miliar pada tahun 2021. Adapun di Indonesia angkanya diproyeksikan USD1,47 miliar pada tahun 2021, dengan pertumbuhan 7,24% per tahun.
Dengan pasar yang masih prospektif tersebut, produsen popok bayi pun terus berinovasi agar produknya mampu bersaing dan menarik konsumen. Salah satunya adalah Makuku, merek perlengkapan anak premium asal Jepang, yang pada Kamis (9/12/2021) lalu meluncurkan popok generasi baru bernama 'Makuku Air Diapers'.
CEO Makuku Indonesia Jason Lee mengatakan, Makuku memahami kekhawatiran banyak orang tua di luar sana terkait masalah kulit pada bayi terutama ruam popok.
"Untuk menjawab keresahan tersebut, kami meluncurkan Makuku Air Diapers dengan struktur dan formula baru, dengan berbagai keunggulan, seperti anti-gumpal, kering, tipis, dan memiliki daya tampung maksimal," ujarnya, dikutip Sabtu (11/12/2021).
Jason menyatakan, peluncuran produk terbaru ini juga merupakan komitmen Makuku untuk meningkatkan kesehatan bayi dan anak di Indonesia. Menurut dia, industri produk ibu dan anak ini penuh kehangatan.