Bukan Sulap Bukan Sihir! Rak Minyak Goreng di Ritel Modern yang Kosong Bakal Penuh Lagi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dalam dua pekan terakhir, minyak goreng di rak-rak penyimpanan di toko ritel modern selalu ludes diserbu konsumen dalam waktu singkat.
Bahkan, sejumlah minimarket belum memasukkan barang lagi sejak habis di hari ketiga program minyak goreng satu harga yang digelontorkan mulai 19 Januari 2021 lalu.
Di sisi lain, minyak goreng bersubsidi seharga Rp14.000 per liter itu hingga akhir bulan lalu masih sulit ditemui di pasar tradisional. Hingga akhirnya per 1 Februari kemarin resmi berlaku ketentuan Harga Eceran Tertinggi (HET) baru minyak goreng.
Terkait hal ini, Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi saat berkunjung ke pasar Kramat Jati Jakarta, kemarin mengatakan, saat ini para pedagang di pasar tradisional sedang dalam proses blending harga minyak goreng.
Dengan begitu, tekanan masyarakat membeli minyak goreng di ritel modern akan berkurang karena tidak lagi ada disparitas harga yang jauh antara ritel modern dan pasar tradisional.
Sehingga, jika distribusi sudah normal, tidak ada lagi pemandangan rak-rak penyimpanan minyak goreng yang kosong di toko ritel modern akibat kehabisan stok barang.
"Sekarang mereka mulai proses mem-blending. Mem-blending itu harga yang mereka beli mahal sebelumnya, dicampur dengan harga yang murah. Kemarin harga Rp18.000-19.000, sekarang ini dengan proses blending mereka mencampur, sehingga harganya bisa sama-sama turun 2-3 hari ke depan menjadi Rp11.500 per kg untuk minyak curah," ujarnya, dikutipJumat (4/2/2022).
"Kemudian, ketika di pasar tradisional minyak curahnya sudah ada, pressure untuk beli di ritel itu akan berkurang sehingga nanti suplai normal, semuanya mengikuti Harga Eceran Tertinggi (HET)," imbuh mantan Duta Besar RI untuk Amerika Serikat (AS) itu.
Sebagai catatan, aturan baru HET untuk minyak goreng curah seharga Rp11.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp13.500 per liter, dan minyak goreng kemasan premium sebesar Rp14.000 per liter.
Mendag mengimbau masyarakat agar tidak perlu khawatir kekurangan minyak goreng karena Kementerian Perdagangan (Kemendag) menjamin ketersediaan barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. "Nggak perlu khawatir, kita jamin ketersediaan aman dan supply terjaga dengan baik," tandas mantan Kepala BKPM itu.
Pihaknya juga berencana mengunjungi produsen minyak sawit untuk memastikan distribusi minyak goreng berjalan dengan normal dan harganya sesuai HET yang berlaku.
Berdasarkan pantauan SINDOnews di salah satu swalayan di ITC Roxy pada Selasa (1/2/2022) atau di hari pertama pemberlakuan HET baru, minyak goreng tersedia cukup banyak di rak-rak penyimpanan. Minyak goreng yang dibanderol seharga Rp28.000 untuk kemasan 2 liter itu banyak dibeli oleh ibu-ibu namun pembelian masih dibatasi maksimal satu buah per orang.
Sementara itu di salah satu minimarket di Kwitang, Jakarta Pusat,pada Kamis (3/2/2022) minyak goreng tak tampak di rak penyimpanan. Menurut keterangan karyawan, minyak goreng tersebut setiap hari selalu ludes dibeli konsumen dalam waktu singkat.
Bahkan, sejumlah minimarket belum memasukkan barang lagi sejak habis di hari ketiga program minyak goreng satu harga yang digelontorkan mulai 19 Januari 2021 lalu.
Di sisi lain, minyak goreng bersubsidi seharga Rp14.000 per liter itu hingga akhir bulan lalu masih sulit ditemui di pasar tradisional. Hingga akhirnya per 1 Februari kemarin resmi berlaku ketentuan Harga Eceran Tertinggi (HET) baru minyak goreng.
Terkait hal ini, Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi saat berkunjung ke pasar Kramat Jati Jakarta, kemarin mengatakan, saat ini para pedagang di pasar tradisional sedang dalam proses blending harga minyak goreng.
Dengan begitu, tekanan masyarakat membeli minyak goreng di ritel modern akan berkurang karena tidak lagi ada disparitas harga yang jauh antara ritel modern dan pasar tradisional.
Sehingga, jika distribusi sudah normal, tidak ada lagi pemandangan rak-rak penyimpanan minyak goreng yang kosong di toko ritel modern akibat kehabisan stok barang.
"Sekarang mereka mulai proses mem-blending. Mem-blending itu harga yang mereka beli mahal sebelumnya, dicampur dengan harga yang murah. Kemarin harga Rp18.000-19.000, sekarang ini dengan proses blending mereka mencampur, sehingga harganya bisa sama-sama turun 2-3 hari ke depan menjadi Rp11.500 per kg untuk minyak curah," ujarnya, dikutipJumat (4/2/2022).
"Kemudian, ketika di pasar tradisional minyak curahnya sudah ada, pressure untuk beli di ritel itu akan berkurang sehingga nanti suplai normal, semuanya mengikuti Harga Eceran Tertinggi (HET)," imbuh mantan Duta Besar RI untuk Amerika Serikat (AS) itu.
Sebagai catatan, aturan baru HET untuk minyak goreng curah seharga Rp11.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp13.500 per liter, dan minyak goreng kemasan premium sebesar Rp14.000 per liter.
Mendag mengimbau masyarakat agar tidak perlu khawatir kekurangan minyak goreng karena Kementerian Perdagangan (Kemendag) menjamin ketersediaan barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. "Nggak perlu khawatir, kita jamin ketersediaan aman dan supply terjaga dengan baik," tandas mantan Kepala BKPM itu.
Pihaknya juga berencana mengunjungi produsen minyak sawit untuk memastikan distribusi minyak goreng berjalan dengan normal dan harganya sesuai HET yang berlaku.
Berdasarkan pantauan SINDOnews di salah satu swalayan di ITC Roxy pada Selasa (1/2/2022) atau di hari pertama pemberlakuan HET baru, minyak goreng tersedia cukup banyak di rak-rak penyimpanan. Minyak goreng yang dibanderol seharga Rp28.000 untuk kemasan 2 liter itu banyak dibeli oleh ibu-ibu namun pembelian masih dibatasi maksimal satu buah per orang.
Sementara itu di salah satu minimarket di Kwitang, Jakarta Pusat,pada Kamis (3/2/2022) minyak goreng tak tampak di rak penyimpanan. Menurut keterangan karyawan, minyak goreng tersebut setiap hari selalu ludes dibeli konsumen dalam waktu singkat.
(ind)