Phapros - Unair Produksi Serum Anti-Aging Non Kimia Pertama di Indonesia

Sabtu, 20 Juni 2020 - 06:06 WIB
loading...
Phapros - Unair Produksi Serum Anti-Aging Non Kimia Pertama di Indonesia
Phapros menggandeng Universitas Airlangga dalam mengembangkan serum anti penuaan dini berbahan dasar biologi atau non kimia. Foto/idxchannel
A A A
JAKARTA - PT Phapros, Tbk , anak usaha PT Kimia Farma Tbk, terus menggenjot ekspansi bisnisnya dengan menggandeng Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Salah satu portofolio produk yang disiapkan adalah produk kecantikan berbahan dasar biologi atau sekret metabolit stem cell.

Direktur Utama PT Phapros, Tbk, Barokah Sri Utami mengatakan pasar kosmetik kini menjadi potensi besar. Karena itu, emiten ini menggandeng pusat pengembangan dan penelitian stem cell Universitas Airlangga dalam mengembangkan serum anti penuaan dini (anti-aging) berbahan dasar biologi atau non kimia. (Baca : Mall Dibuka, Konsumen Banyak Beli Kosmetik dan Tempat Tidur )

“Ini jadi bentuk dukungan kami terhadap hilirisasi riset. Dalam mengembangkan produk ini, kami juga telah mendapatkan pendanaan dari Kemenristek Dikti sebesar Rp 20,2 miliar sejak 2017. Sehingga, kami harapkan semester dua tahun ini sudah siap diproduksi," ujar wanita yang akrab disapa Emmy ini di Jakarta, Jumat (19/6/2020).

Emmy mengatakan pihaknya membidik segmen menengah atas sebagai target konsumen serum kecantikan berbahan dasar biologi pertama di Indonesia tersebut.

“Karena prosesnya cukup rumit, dengan penelitian yang cukup lama dan menggunakan sel yang diambil dari tubuh manusia. Jadi kisaran harganya di atas Rp1 juta per botol. Kami juga rencananya bekerjasama dengan klinik kecantikan untuk memasarkan produk ini,” tambahnya.

Sementara pendapatan yang ditargetkan oleh perseroan dari penjualan produk ini masih di bawah Rp3 miliar. Namun, ke depannya Phapros optimistis jumlah tersebut akan meningkat seiring dengan tren kecantikan yang berkembang saat ini dan permintaan pasar.

“Serum ini masih diproduksi secara manual oleh Universitas Airlangga, Surabaya. Sehingga, untuk saat ini kami belum mematok target yang tinggi untuk penjualan," ujarnya.

Ke depan Unair berencana memproduksi bahan baku produk ini di dalam mesin bioreaktor yang akan disertifikasi oleh Badan POM RI, setelah itu Phapros akan melakukan formulasi bahan baku tersebut dengan memanfaatkan fasilitas produksi anak perusahaan, PT Lucas Djaja yang terletak di Bandung.

Sebelumnya, pada akhir tahun 2019 lalu Universitas Airlangga dan BPOM RI telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) di gedung Rektorat Unair, Surabaya terkait pendampingan perizinan edar hasil risetnya.

Adapun tiga produk hasil hilirisasi riset yang siap diproduksi adalah stem cell yang bisa digunakan sebagai produk kecantikan hasil hilirisasi riset bersama Phapros, cangkang kapsul dari rumput laut dan allergen.

Rektor Unair Muhammad Nasih mengatakan bahwa produk hasil riset untuk masyarakat tidak cukup hanya skala laboratorium. Untuk produksi massal dan legalitas peredaran produk, dibutuhkan pendampingan dan dukungan dari BPOM. (Baca juga : Unair Uji Klinis Obat Covid-19 ke Manusia Akhir Juli 2020 )

Dari pihak Kepala BPOM RI, Penny Lukito juga menjelaskan kerjasama yang dilakukan dengan Unair berupa pendampingan dan pembinaan dalam mempercepat perizinan. Khususnya pendampingan uji klinis karena dalam proses mendapatkan izin edar ada beberapa produk yang harus diuji klinis dulu. Tujuannya untuk melihat keamanan, khasiat, dan mutu produk.
(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1051 seconds (0.1#10.140)