Pariwisata Mengandalkan Daya Tarik Event dan Ekonomi Kreatif

Sabtu, 02 Juli 2022 - 00:33 WIB
loading...
A A A
“Kami ingin melakukan penjajakan peluang-peluang dibukanya jalur dan rute baru, misalnya Wakatobi, Belitung, dan beberapa rute-rute yang sekarang membutuhkan penerbangan tambahan,” imbuhnya.

Sandi, panggilan akrab Sandiaga, menyadari ada banyak tantangan atau kendala yang dihadapi untuk membuka rute baru dan menambah jadwal penerbangan. Misalnya, terbatasnya jumlah pesawat meski permintaan meningkat.

Pandemi Covid-19 memang berimbas terhadap operasionalisasi maskapai penerbangan sehingga banyak pesawat termasuk pegawai yang dirumahkan. Menurut dia, sejauh ini sekitar 350 pesawat yang beroperasi dari total 550 unit. Sebagian lainnya disinyalir karena masih proses perawatan.

Tak hanya itu, tantangan lain adalah tidak semua negara menerapkan kebijakan pembukaan perbatasan. China misalnya, masih belum membuka perbatasannya. Padahal wisman asal China termasuk salah satu yang sangat potensial dan signifikan berkunjung Indonesia.

“Oleh karena itu kami akan terus menjaga dan merawat momentum kebangkitan kita, kunjungan wisatawan yang semakin meningkat ini kita harapkan bisa membuka peluang usaha dan lapangan pekerjaan,” ujarnya.

Melihat kondisi tersebut, Sandi berharap ada peran aktif dari pelaku parekraf untuk melakukan promosi pariwisata, mulai dari travel agent, operator tur, hingga para pelaku UMKM. Sambil menunggu layanan penerbangan beroperasi secara normal, promosi pariwisata harus terus dilakukan untuk menjaga kesadaran wisatawan akan destinasi wisata Indonesia.

Akselerasi pemulihan sektor parekraf juga difokuskan pada penyelamatan dua juta lapangan kerja yang hilang. Termasuk, pemulihan dampak sosio-ekonomi sektor parekraf terhadap masyarakat yang terdampak oleh pandemi. Salah satunya persiapan sektor pariwisata pascapandemi adalah sertifikasi bagi para pelaku parekraf di Indonesia. Hingga kini sudah ada sekitar 12.000 pelaku parekraf yang tersertifikasi.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Budijanto Ardiansjah mengakui, sektor pariwisata sangat bergantung dari kebijakan pemerintah, terutama ketika masa pandemi Covid-19. Setelah pembatasan mobilitas masyarakat sudah mulai dilonggarkan seiring melandainya kasus Covid-19, tren berwisata terus melonjak. Hal ini menunjukkan antusiasme publik untuk berwisata begitu besar.

“Tren jelas menunjukkan kenaikan karena pelonggaran pembatasan yang telah dilakukan dan terjadinya fenomena travel revenge. Dampak terhadap pwrekonimian nasional pasti ada dengan pergerakan wisatawan domestik dan inbound saat ini,” katanya kepada Koran SINDO, Senin (27/6).

Laju positif itu tak pelak dari akselerasi yang dilakukan pemerintah pusat seperti Kemenparekraf, pemerintah daerah bersama pemangku kepentingan (stakeholders) terkait seperti biro perjalanan wisata, pengusaha hotel, pelaku UMKM.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.6167 seconds (0.1#10.140)