Ekspor Batu Bara Rusia Sedang Membara Dibayangi Sanksi Uni Eropa
loading...
A
A
A
MOSKOW - Ekspor batu bara Rusia diperkirakan telah meningkat sejak invasi Putin ke Ukraina dan pengumuman Uni Eropa (UE) bahwa mereka bersiap melarang impor batu bara Rusia mulai Agustus. Penurunan ekspor Rusia ke Eropa, yang merupakan pasar ekspor utama bagi Moskow sebelum perang telah diimbangi oleh peningkatan pengiriman batu bara Rusia ke China dan India.
Kedua pasar itu merupakan importir batu bara terbesar di dunia, yang juga sedang bergulat dengan kekurangan energi dan batu bara. Batu bara Rusia dengan diskon besar-besaran untuk tolok ukur internasional menjadi keringanan yang disambut baik, dimana bisa mengurangi beban tagihan impor mereka pada saat melonjaknya harga batu bara, gas alam, dan minyak mentah.
Peningkatan ekspor batu bara lintas laut Rusia baru-baru ini menjadi tantangan selanjutnya bagi UE dan Amerika Serikat, dalam upaya melumpuhkan pendapatan energi Putin. Sementara pada saat yang sama, diharapkan tidak mendorong kenaikan lebih lanjut harga komoditas energi internasional.
Sama seperti halnya minyak, arus perdagangan di pasar batu bara telah berubah sejak invasi Rusia ke Ukraina dan larangan Barat pada impor energi Rusia. Rusia beralih ke Timur, sementara Eropa mengimpor lebih banyak batu bara dari eksportir top selain Rusia, termasuk Afrika Selatan, Australia, dan Kolombia.
Selain itu, penurunan pasokan gas Rusia secara signifikan ke Eropa telah mendorong beberapa negara anggota UE untuk kembali untuk sementara ke batu bara demi menghemat gas dan menjaga lampu serta pemanas tetap menyala ketika musim dingin tiba.
Jerman akan lebih mengandalkan pembangkit listrik dari batu bara untuk menghemat gas dan mengisi penyimpanan gasnya pada musim dingin, kata Menteri Ekonominya Robert Habeck setelah Rusia memangkas pasokan ke Jerman melalui Nord Stream.
Sedangkan Austria berencana untuk mengubah pembangkit listrik tenaga gas cadangan untuk beroperasi dengan batu bara, sementara Belanda akan melonggarkan pembatasannya saat ini pada pembangkit listrik tenaga batu bara.
Hal ini mendorong permintaan batu bara di Eropa meningkat, yang sedang bersiap untuk berhenti mengimpor batu bara Rusia secepatnya bulan depan.
Pada bulan April, UE bakal memberlakukan larangan impor batu bara dan bahan bakar fosil padat lainnya dari Rusia pada Agustus 2022 sebagai bagian dari putaran kelima sanksi UE terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina. Paket tersebut mencakup "larangan untuk membeli, mengimpor, atau mentransfer batu bara dan bahan bakar fosil padat lainnya ke UE jika berasal dari Rusia atau diekspor dari Rusia, mulai Agustus 2022."
Kedua pasar itu merupakan importir batu bara terbesar di dunia, yang juga sedang bergulat dengan kekurangan energi dan batu bara. Batu bara Rusia dengan diskon besar-besaran untuk tolok ukur internasional menjadi keringanan yang disambut baik, dimana bisa mengurangi beban tagihan impor mereka pada saat melonjaknya harga batu bara, gas alam, dan minyak mentah.
Peningkatan ekspor batu bara lintas laut Rusia baru-baru ini menjadi tantangan selanjutnya bagi UE dan Amerika Serikat, dalam upaya melumpuhkan pendapatan energi Putin. Sementara pada saat yang sama, diharapkan tidak mendorong kenaikan lebih lanjut harga komoditas energi internasional.
Sama seperti halnya minyak, arus perdagangan di pasar batu bara telah berubah sejak invasi Rusia ke Ukraina dan larangan Barat pada impor energi Rusia. Rusia beralih ke Timur, sementara Eropa mengimpor lebih banyak batu bara dari eksportir top selain Rusia, termasuk Afrika Selatan, Australia, dan Kolombia.
Selain itu, penurunan pasokan gas Rusia secara signifikan ke Eropa telah mendorong beberapa negara anggota UE untuk kembali untuk sementara ke batu bara demi menghemat gas dan menjaga lampu serta pemanas tetap menyala ketika musim dingin tiba.
Jerman akan lebih mengandalkan pembangkit listrik dari batu bara untuk menghemat gas dan mengisi penyimpanan gasnya pada musim dingin, kata Menteri Ekonominya Robert Habeck setelah Rusia memangkas pasokan ke Jerman melalui Nord Stream.
Sedangkan Austria berencana untuk mengubah pembangkit listrik tenaga gas cadangan untuk beroperasi dengan batu bara, sementara Belanda akan melonggarkan pembatasannya saat ini pada pembangkit listrik tenaga batu bara.
Hal ini mendorong permintaan batu bara di Eropa meningkat, yang sedang bersiap untuk berhenti mengimpor batu bara Rusia secepatnya bulan depan.
Pada bulan April, UE bakal memberlakukan larangan impor batu bara dan bahan bakar fosil padat lainnya dari Rusia pada Agustus 2022 sebagai bagian dari putaran kelima sanksi UE terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina. Paket tersebut mencakup "larangan untuk membeli, mengimpor, atau mentransfer batu bara dan bahan bakar fosil padat lainnya ke UE jika berasal dari Rusia atau diekspor dari Rusia, mulai Agustus 2022."