Harga Minyak Naik Seiring Memulihnya Permintaan Bahan Bakar di Dunia
loading...
A
A
A
HOUSTON - Harga minyak mentah naik pada Jumat (26/6/2020), seiring optimisme tentang pemulihan bahan bakar di seluruh dunia. Pelonggaran lockdown dan mulai kembalinya aktivitas ekonomi membuat permintaan bahan bakar meningkat.
Melansir dari Reuters, harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI) bertambah 42 sen atau 1,1% menjadi USD39,14 per barel pada pukul 01:50 GMT. Harga minyak mentah Brent juga naik 1,1% atau 47 sen menjadi USD41,52 per barel.
Kepala Strategi Pasar Komoditas di CMC Markets, Michael McCarthy mengatakan secara keseluruhan, pasar komoditas mengambil pandangan positif atas pemulihan aktivitas ekonomi global, meski masih ada kekhawatiran tentang gelombang kedua virus corona.
Lanjut dia, berdasarkan data TomTom, permintaan bahan bakar mulai meningkat tajam di China, Eropa, dan Amerika Serikat. "Jadi pasar mengabaikan masalah corona dan melihat permintaan mulai meningkat. Ini jadi fundamental yang memberi sentimen positif bagi harga minyak," katanya.
Menurut McCarthy, aktivitas perdagangan minyak di Shanghai China mulai meningkat dalam beberapa minggu terakhir. Begitu pula aktivitas perdagangan minyak dari Moskow.
Meski demikian, harga minyak masih terancam akan lonjakan infeksi Covid-19, terutama di selatan Amerika Serikat, yang bisa menghambat pemulihan permintaan. Pasalnya negara bagian Florida dan Texas adalah konsumen bensin terbesar di AS. Wabah telah membuat wilayah penghasil minyak dan gas terbesar di AS, yaitu Texas memangkas produksi mereka.
Melansir dari Reuters, harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI) bertambah 42 sen atau 1,1% menjadi USD39,14 per barel pada pukul 01:50 GMT. Harga minyak mentah Brent juga naik 1,1% atau 47 sen menjadi USD41,52 per barel.
Kepala Strategi Pasar Komoditas di CMC Markets, Michael McCarthy mengatakan secara keseluruhan, pasar komoditas mengambil pandangan positif atas pemulihan aktivitas ekonomi global, meski masih ada kekhawatiran tentang gelombang kedua virus corona.
Lanjut dia, berdasarkan data TomTom, permintaan bahan bakar mulai meningkat tajam di China, Eropa, dan Amerika Serikat. "Jadi pasar mengabaikan masalah corona dan melihat permintaan mulai meningkat. Ini jadi fundamental yang memberi sentimen positif bagi harga minyak," katanya.
Menurut McCarthy, aktivitas perdagangan minyak di Shanghai China mulai meningkat dalam beberapa minggu terakhir. Begitu pula aktivitas perdagangan minyak dari Moskow.
Meski demikian, harga minyak masih terancam akan lonjakan infeksi Covid-19, terutama di selatan Amerika Serikat, yang bisa menghambat pemulihan permintaan. Pasalnya negara bagian Florida dan Texas adalah konsumen bensin terbesar di AS. Wabah telah membuat wilayah penghasil minyak dan gas terbesar di AS, yaitu Texas memangkas produksi mereka.
(bon)