Dukungan Perusahaan Cat Asli Indonesia Hadirkan Karya Kreatif di Kawasan
loading...
A
A
A
Sementara itu, dari 108 peserta yang mendaftar Sayembara Kawasan Bundaran Maruga, ada 29 karya yang masuk ke meja panitia. Setelah dilakukan proses seleksi administrasi dan penjurian tertutup, terpilihlah 5 finalis yang masuk seleksi akhir.
Kelima finalis diberi kesempatan yang sama, yakni presentasi pemaparan karya dalam bentuk presentasi ppt dan video. Setelah dilakukan presentasi finalis, tujuh dewan juri diberi kesempatan untuk bertanya, memberi masukan, kritikan, ataupun arahan.
Melalui proses penjurian yang sangat ketat, arsitek Yori Antar selaku ketua Dewan Juri mengumumkan pemenang Sayembara Desain Bundaran Maruga.
“Bukan hal mudah bagi kami para dewan juri memutuskan siapa pemenangnya. Semua finalis termasuk yang mengirimkan karya, luar biasa. Tapi di setiap pertandingan, harus ada pemenangnya,” ucapnya.
Adapun yang terpilih sebagai juara 1 Sayembara Desain Kawasan Bundaran Maruga adalah karya berjudul Blandongan Kota, disusul Selendang Mayang (juara 2) dan Serambi Anggrek (juara 3). Kemudian Jentera Jumantara dan Tarian Kebersamaan di posisi juara harapan 1 dan 2.
Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie berharap hasil dari sayembara ini dapat membuat perubahan yang lebih baik lagi bagi Kota Tangerang Selatan. Apalagi, Kawasan Bundaran Maruga merupakan salah satu elemen penting menuju pusat pemerintahan kota Tangsel.
Oleh karena itu, keberadaannya harus dapat merepresentasikan pusat pemerintahan dalam cakupan wilayah koridor Jalan Ciater Raya hingga Jalan Benda Raya, serta dapat memberikan wajah baru bagi Kota Tangsel.
“Kawasan Bundaran Maruga akan kita jadikan landmark baru Kota Tangerang Selatan di mana akan difungsikan sebagai tempat nongkrong anak-anak muda, pusat aktivitas warga, dan lain sebagainya,” ungkapnya.
Tak hanya Bundaran Maruga, sambung dia, beberapa area lainnya di Tangsel juga akan ditata. “Sehingga diharapkan dengan adanya perubahan ini membuat Tangsel menjadi sebuah kota baru yang memiliki identitas yang kuat,” tuturnya.
Kelima finalis diberi kesempatan yang sama, yakni presentasi pemaparan karya dalam bentuk presentasi ppt dan video. Setelah dilakukan presentasi finalis, tujuh dewan juri diberi kesempatan untuk bertanya, memberi masukan, kritikan, ataupun arahan.
Melalui proses penjurian yang sangat ketat, arsitek Yori Antar selaku ketua Dewan Juri mengumumkan pemenang Sayembara Desain Bundaran Maruga.
“Bukan hal mudah bagi kami para dewan juri memutuskan siapa pemenangnya. Semua finalis termasuk yang mengirimkan karya, luar biasa. Tapi di setiap pertandingan, harus ada pemenangnya,” ucapnya.
Adapun yang terpilih sebagai juara 1 Sayembara Desain Kawasan Bundaran Maruga adalah karya berjudul Blandongan Kota, disusul Selendang Mayang (juara 2) dan Serambi Anggrek (juara 3). Kemudian Jentera Jumantara dan Tarian Kebersamaan di posisi juara harapan 1 dan 2.
Baca Juga
Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie berharap hasil dari sayembara ini dapat membuat perubahan yang lebih baik lagi bagi Kota Tangerang Selatan. Apalagi, Kawasan Bundaran Maruga merupakan salah satu elemen penting menuju pusat pemerintahan kota Tangsel.
Oleh karena itu, keberadaannya harus dapat merepresentasikan pusat pemerintahan dalam cakupan wilayah koridor Jalan Ciater Raya hingga Jalan Benda Raya, serta dapat memberikan wajah baru bagi Kota Tangsel.
“Kawasan Bundaran Maruga akan kita jadikan landmark baru Kota Tangerang Selatan di mana akan difungsikan sebagai tempat nongkrong anak-anak muda, pusat aktivitas warga, dan lain sebagainya,” ungkapnya.
Tak hanya Bundaran Maruga, sambung dia, beberapa area lainnya di Tangsel juga akan ditata. “Sehingga diharapkan dengan adanya perubahan ini membuat Tangsel menjadi sebuah kota baru yang memiliki identitas yang kuat,” tuturnya.