Jual BBM Lebih Murah dari Pertamina, SPBU Swasta cuma Cari Cuan Belaka

Rabu, 02 November 2022 - 18:57 WIB
loading...
Jual BBM Lebih Murah dari Pertamina, SPBU Swasta cuma Cari Cuan Belaka
Harga jual BBM di SPBU Pertamina ada yang lebih mahal dibanding swasta. Foto/EkoPurwanto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Pemerintah selalu mengatakan bahwa harga keekonomian bahan bakar minyak ( BBM ) subsidi jenis Pertalite jauh di atas harga jual yang saat ini ditetapkan oleh pemerintah, yakni Rp10 ribu per liter. Karena itu ada subsidi yang diberikan oleh pemerintah dari harga yang dipatok untuk Pertalite.



Awal September lalu, Kementerian ESDM menyatakan bahwa harga keekonomian Pertalite di angka Rp17.200. Sementara, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut harga keekonomiannya lebih rendah lagi, di kisaran Rp14.450 per liter.

Harga keekonomian Pertalite versi pemerintah itu, baik yang Rp17.200 atau Rp14.450 menimbulkan tanda tanya besar setelah ada SPBU swasta menjual bensin setara Pertalite di angka Rp12.600 per liter.

Menanggapi isu ini, Pertamina menegaskan bahwa harga-harga keekonomian yang disebutkan di atas tadi merupakan harga lama. Seiringin perubahan harga minyak dunia, harga keekonimian Pertalite juga berubah.

"(Harga keekonomian) itu sudah lama. Sekitar Rp13.000 di awal Oktober," kata Irto Ginting, Subholding Commercial And Trading Corsec Pertamina, kepada Sindonews, dikutip Rabu (2/11/2022).

Irto menambahkan, harga keekonomian Pertalite ke depan bisa berubah kembali. Sekali lagi, mengikuti harga minyak dunia dan perhitungan biaya-biaya lain.

"Kita lihat di awal November ini," jelas Ito.

Menurut Ito, sebagai perbandingan harga keekonomian Pertalite, masyarakat bisa melihat harga jual yang ditetapkan untuk Pertamax. Saat ini harga Pertamak dibanderol Rp13.900 untuk di sejumlah wilayah.

"Sebagai perbandingan saja, jenis bahan bakar umum seperti Pertamax itu sudah harga keekonomian. Tentunya Pertalite itu di bawah harga Pertamax," jelas Irto.

Pertanyaannya, jika harga keekonomian Pertalite sekitar Rp13.000, mengapa ada SPBU swasta yang menjual BBMnya di bawah itu, Rp12.600? Apakah mereka melakukan jual rugi?

"Harus dicek ke Migas, kan mereka pengawasnya, dengan asumsi pakai MOPS berapa, jualnya kapan. Tanya juga ke penjualnya," tegas Irto seraya menambahkan bahwa penetapan harga Pertalite sudah ada aturannya di pemerintah karena merupakan jenis BBM khusus penugasan.

Seperti diketahui PT Vivo Energy Indonesia (Vivo) telah menjual bahan bakar minyak (BBM) dengan RON 90, yakni Revvo 90 dengan harga Rp12.600 per liter. BBM ini dianggap menjadi saingan Pertalite karena memiliki RON yang sama.

Dengan harga jual Revvo90 yang lebih murah dibanding harga keekonomian Pertalite, muncul pandangan di sejumlah kalangan: "mending pemerintah menyubsidi Revvo saja agar dana subsidinya yang besar bisa dialihkan menjadi kuota BBM".

Harga jual Revvo90 memang menggelitik, sebab perusahaan pastinya sudah mendapatkan margin dari situ. Termasuk pula harga Shell Super yang dibanderol Rp13.550, lebih murah dari Pertamax.

Tapi harap dicatat! SPBU swasta baik Shell maupun Vivvo jelas hanya mencari cuan belaka. Makanya, SPBU-SPBU mereka hanya ada di wilayah-wilayah gemuk saja, terutama di Jawa. Artinya, biaya logistik mereka dan yang lainnya "jadi tak seberapa".

Dikutip dari DataIndonesia.id, Shell memiliki 79 SPBU di dalam negeri. SPBU milik Shell hanya terdapat di empat provinsi, yakni DKI Jakarta (52), Jawa Barat (14), Banten (12), dan Sumatra Utara (1). Kemudian, BP punya 78 SPBU yang tersebar di sembilan provinsi Indonesia.

SPBU milik BP paling banyak berada di Kalimantan Barat, yakni 20 unit. Sedangkan, Vivo hanya punya 18 SPBU di Indonesia. SPBU milik Vivo hanya terletak di tiga provinsi, yaitu DKI Jakarta (11 stasiun), Jawa Barat (4 stasiun), dan Banten (3 stasiun).

Beda dengan Pertamina yang harus menanggung beban biaya sangat besar untuk menjual BBM mereka hingga ke pelosok Nusantara (wilayah 3T). Jika Pertamina hanya menjual BBM di Jawa atau wilayah gemuk saja--meski tak bisa karena merupakan BUMN yang punya penugasan--bisa seru persaingan harga. Atau jika SPBU-SPBU swasta punya kewajiban menjual BBM mereka hingga pelosok Nusantara, bisa habis mereka.



Sejatinya, swasta mencari cuan semata sah-sah saja. Masalahnya, jangan lantas memberi penilaian negatif ke Pertamina.

(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1786 seconds (0.1#10.140)