UMKM Indonesia Masuk Rantai Pasok Global: Diperlukan Digitalisasi UMKM dan Tambah Jumlah Wirausaha

Senin, 07 November 2022 - 11:38 WIB
loading...
A A A
Kemitraan Inklusif UMKM
Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua UMKM KADIN Bidang Kewirausahaan, Aldi Haryopratomo, mengatakan bahwa terdapat banyak UMKM nasional yang berpotensi untuk melakukan ekspor. Di sisi lain, banyak pelaku usaha di luar negeri yang juga berminat pada produk UMKM nasional.

Tambah lagi, banyak perusahaan nasional yang percaya Indonesia akan sejahtera dan setara jika pengusaha yang besar mau membantu yang kecil. Hal yang sama juga bagi pelaku UMKM yang sudah berhasil bisa membantu UMKM lainnya.

“Itulah kemitraan inklusif. Inti dari kemitraan inklusif itu semangat saling bantu. Caranya ialah kami mengumpulkan perusahaan besar untuk bantu UMKM di sekitarnya seperti yang dilakukan Sampoerna yang membantu banyak UMKM,” katanya.

Aldi melanjutkan, di Tanah Air terdapat sangat banyak program bantuan UMKM. Sayangnya, program itu tidak memiliki standar baku sehingga KADIN menginisiasi Wikiwirausaha untuk menghadirkan standar yang baik bagi pelatihan dan pembinaan UMKM.

Wikiwirausaha, katanya, menjadi wadah informasi kemitraan yang nyata sehingga UMKM bisa belajar hingga mencari mitra kerja sama. KADIN juga menyediakan wiki untuk ekspor karena banyak konsumen di luar negeri yang tertarik produk UMKM Indonesia.

KADIN telah mencoba mengumpulkan perusahaan luar negeri yang ingin mencari partner di Indonesia. Diharapkan, kerja sama dapat terjalin sehingga makin banyak UMKM Indonesia yang bisa ekspor.

“Tapi ketika orang Jepang cari produknya tidak ada website yang menjelaskan dalam bahasa mereka. Sebaliknya, tidak ada informasi bagaimana ekspor ke Jepang. Kami ingin merangkum semua dalam sebuah situs sehingga yang tertarik untuk ekspor bisa lihat syaratnya,” tambahnya.

Kepala Urusan Eksternal Sampoerna, Ishak Danuningrat yang juga menjadi pembicara panel menambahkan, Sampoerna hadir dengan falsafah tiga tangan, sangat memberikan penekanan pada hubungan yang seimbang dengan konsumen, mitra bisnis dan karyawan, serta masyarakat luas.

Sampoerna awalnya juga bermula dari warung kecil atau pelaku UMKM, lanjutnya. Oleh karena itu, perusahaan berusia 109 tahun ini selalu memiliki perhatian khusus pada UMKM.

Atas dasar semangat itu, Sampoerna pada 2007 mendirikan Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) untuk memberikan pelatihan dasar UMKM. Selanjutnya pada 2008, Sampoerna memulai Sampoerna Retail Community (SRC).
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1564 seconds (0.1#10.140)