Ini Asumsi Dasar Ekonomi Makro RI

Jum'at, 14 Agustus 2015 - 15:19 WIB
Ini Asumsi Dasar Ekonomi...
Ini Asumsi Dasar Ekonomi Makro RI
A A A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pidato kenegaraannya di Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta, menyampaikan asumsi dasar ekonomi makro RI terkait Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2016.

Dia memaparkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia‎ ditargetkan mencapai 5,5%. Kondisi ekonomi global dan domestik diproyeksikan lebih baik dari tahun lalu, sehingga memberikan optimisme pada 2016.

"Keberlanjutan pembangunan infrastruktur juga kita harapkan mampu mendorong kinerja pertumbuhan investasi dan konsumsi pemerintah," ujarnya, Jumat (14/8/2015).

Sementara laju inflasi pada RAPBN 2016 diperkirakan berada pada tingkat 4,7%. Pemerintah akan terus meningkatkan koordinasi dan kerja sama dengan Bank Indonesia (BI) serta pemerintah daerah dalam rangka pengendalian inflasi nasional melalui pemantauan dan pengendalian inflasi daerah.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) diperkirakan rata-rata Rp13.400 per USD. "Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap USD masih akan dihadapkan dengan berbagai tantangan di tahun depan, baik yang bersumber dari faktor eksternal maupun domestik," terangnya.

Jokowi melanjutkan, rata-rata suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan diasumsikan berada pada tingkat 5,5% dengan mempertimbangkan agar Surat Utang Negara (SUN) tetap memberikan daya tarik yang tinggi bagi investor. "Selain itu, kita juga memperhitungkan risiko peningkatan suku bunga di Amerika Serikat," imbuhnya.

Untuk asumsi rata-rata harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP), lanjut mantan Gubernur DKI Jakarta ini, diperkirakan sebesar USD60 per barel. "Asumsi harga minyak mentah Indonesia ini mempertimbangkan berbagai faktor yang memengaruhi, seperti pasokan dan faktor geopolitik," jelas Jokowi.

Lifting minyak dan gas bumi selama 2016 diperkirakan mencapai 1,985 juta barel setara minyak per hari (barrel oil per day/bopd) yang terdiri dari lifting minyak bumi sebesar 830 ribu barel per hari (bph) dan gas bumi sekitar 1,155 juta barel setara minyak per hari (bopd). Atas asumsi ini, pemerintah terus berupaya memperbaiki tata kelola industri migas dan energi.

"Asumsi dasar ekonomi makro yang ditetapkan tersebut diharapkan dapat mencerminkan kondisi perekonomian yang lebih aktual sehingga akan mendorong tingkat kepercayaan pasar yang lebih tinggi," tandasnya.

Baca juga:

Sederet Masalah Ekonomi Ini Jadi Tanggungan Jokowi

Belum Ada Sinyal Perbaikan Ekonomi dari Reshuffle

(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0661 seconds (0.1#10.140)