Kader JKN, Pejuang Keberlangsungan Jaminan Kesehatan Nasional
Rabu, 29 Juli 2020 - 19:24 WIB
Sejak 5 tahun Ratna sudah menjadi Kader JKN, tugasnya untuk menjaga keberlangsungan Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).
Ratna mengatakan, keberadaannya tentu untuk membantu BPJS Kesehatan dalam mengumpulkan iuran, melakukan sosialisasi dan memberikan edukasi, serta membantu proses pendaftaran kepada masyarakat untuk menjadi peserta JKN-KIS.
Tak sekadar menjalankan tugas pokoknya sebagai Kader JKN. Rupanya, dalam bekerja, Ratna mengedepankan sisi kemanusian. Makanya, terkadang menjadi garda terdepan dalam menyelamatkan peserta JKN-KIS agar terhindar dari tunggakan.
“Sudah 5 tahun saya menjadi kader JKN, tentu banyak kendala yang dihadapi di awal. Tapi alhamdulillah, semakin kesini semakin mudah. Apalagi, masyarakat yang ditemui sudah teredukasi baik. Itu semua karena saya mengedepankan kekeluargaan, utamanya membantu mereka yang dalam kesulitan bayar iuran dengan melunasinya dulu,” ujarnya, saat dihubungi, Rabu (29/7/2020).
Diakuinya, meski dalam bekerja tentu ada target fee yang didapatkan, tapi jika ada peserta yang dibawah penaganannya bermasalah, pihaknya langsung sigap membantu.
“Biasa dari fee itu, saya bantu lunaskan dahulu iurannya. Baru kemudian mereka cicil sedikit-sedikit. Ini tentunya untuk menjaga keberlangsungan manfaat program bagi peserta JKN-KIS. Apalagi, yang saya tangani ada 500 kepala keluarga (KK),” tuturnya.
Ratna menuturkan, pola yang selama ini diterapkannya sangat jitu mengajak warga lain menjadi peserta JKN-KIS, dan membuat mereka taat membayar iuran tepat waktu. Itu dipicu, warga yang telah dibantunya turut andil melakukan sosialisasi manfaat kepesertaan yang sudah dirasakannya.
“Saya bantu mereka tidak pandang bulu, kalau itu merupakan warga saya langsung ditangani. Makanya, setiap turun edukasi ke mereka secara detail disampaikan manfaat JKN-KIS,” terangnya.
Dahulu, Kaluku Bodoa banyak warga nanti sakit baru akan membayarkan iurannya ataukan baru akan menjadi peserta JKN-KIS. Tapi, saat ini kondisinya sudah berubah rata-rata mereka sudah sadar pentingnya program itu.
Ratna mengatakan, keberadaannya tentu untuk membantu BPJS Kesehatan dalam mengumpulkan iuran, melakukan sosialisasi dan memberikan edukasi, serta membantu proses pendaftaran kepada masyarakat untuk menjadi peserta JKN-KIS.
Tak sekadar menjalankan tugas pokoknya sebagai Kader JKN. Rupanya, dalam bekerja, Ratna mengedepankan sisi kemanusian. Makanya, terkadang menjadi garda terdepan dalam menyelamatkan peserta JKN-KIS agar terhindar dari tunggakan.
“Sudah 5 tahun saya menjadi kader JKN, tentu banyak kendala yang dihadapi di awal. Tapi alhamdulillah, semakin kesini semakin mudah. Apalagi, masyarakat yang ditemui sudah teredukasi baik. Itu semua karena saya mengedepankan kekeluargaan, utamanya membantu mereka yang dalam kesulitan bayar iuran dengan melunasinya dulu,” ujarnya, saat dihubungi, Rabu (29/7/2020).
Diakuinya, meski dalam bekerja tentu ada target fee yang didapatkan, tapi jika ada peserta yang dibawah penaganannya bermasalah, pihaknya langsung sigap membantu.
“Biasa dari fee itu, saya bantu lunaskan dahulu iurannya. Baru kemudian mereka cicil sedikit-sedikit. Ini tentunya untuk menjaga keberlangsungan manfaat program bagi peserta JKN-KIS. Apalagi, yang saya tangani ada 500 kepala keluarga (KK),” tuturnya.
Ratna menuturkan, pola yang selama ini diterapkannya sangat jitu mengajak warga lain menjadi peserta JKN-KIS, dan membuat mereka taat membayar iuran tepat waktu. Itu dipicu, warga yang telah dibantunya turut andil melakukan sosialisasi manfaat kepesertaan yang sudah dirasakannya.
“Saya bantu mereka tidak pandang bulu, kalau itu merupakan warga saya langsung ditangani. Makanya, setiap turun edukasi ke mereka secara detail disampaikan manfaat JKN-KIS,” terangnya.
Dahulu, Kaluku Bodoa banyak warga nanti sakit baru akan membayarkan iurannya ataukan baru akan menjadi peserta JKN-KIS. Tapi, saat ini kondisinya sudah berubah rata-rata mereka sudah sadar pentingnya program itu.
tulis komentar anda