Erick Thohir Menangkap Dua Penekanan Dalam Pidato Jokowi, Apa Saja Ya?

Sabtu, 15 Agustus 2020 - 15:42 WIB
Sebelumnya, Presiden Jokowi menyampaikan penguatan kapasitas dan ketahanan pangan akan dilakukan dengan menjamin kelancaran rantai pasokan makanan dari hulu produksi sampai hilir distribusi ke seluruh wilayah. Efisiensi produksi pangan, peningkatan nilai tambah bagi petani, penguatan koperasi, dan metode korporasi petani akan terus ditingkatkan pemerintah.

Dia juga bilang, food estate sedang dibangun untuk memperkuat cadangan pangan nasional, bukan hanya di hulu, tetapi juga bergerak di hilir produk pangan industri. Bukan lagi menggunakan cara-cara manual, tetapi menggunakan teknologi modern dan pemanfaatan kecanggihan digital.

(Baca Juga: Baca Selengkapnya, Teks Pidato Nota Keuangan dan RAPBN 2021 Presiden Jokowi )

Bukan juga untuk pasar domestik, tetapi juga untuk pasar internasional. Saat ini, lanjut Jokowi, sedang dikembangkan food estate di Provinsi Kalimantan Tengah dan Provinsi Sumatera Utara, dan akan dilakukan di beberapa daerah lain. Program ini merupakan sinergi antara pemerintah, pelaku swasta, dan masyarakat sebagai pemilik lahan maupun sebagai tenaga kerja.

Di sektor energi, upaya besar juga telah dan sedang dilakukan untuk membangun kemandirian energi. Tahun 2019, kata Jokowi, Indonesia sudah berhasil memproduksi dan menggunakan B20. Tahun ini mulai dengan B30, sehingga Indonesia mampu menekan nilai impor minyak di tahun berikutnya.

Pertamina sudah bekerja sama dengan para peneliti dan berhasil menciptakan katalis untuk pembuatan D100, yaitu bahan bakar diesel yang 100 persen dibuat dari minyak kelapa sawit, yang kini sedang diuji produksi di dua kilang milik Indonesia. Hal itu, lanjut Jokowi, akan menyerap minimal 1 juta ton sawit produksi petani untuk kapasitas produksi 20 ribu barel per hari.

Hilirisasi bahan mentah yang lain pun terus dilakukan secara besar-besaran. Batu bara diolah menjadi methanol dan gas. Beberapa kilang dibangun untuk mengolah minyak mentah menjadi minyak jadi, dan sekaligus menjadi penggerak industri petrokimia yang memasok produk industri hilir bernilai tinggi.

Bahkan, bijih nikel telah bisa diolah menjadi ferro nikel, stainless steel slab, lembaran baja, dan dikembangkan menjadi bahan utama untuk baterai lithium. Hal ini akan memperbaiki defisit transaksi berjalan, meningkatkan peluang kerja, dan mulai mengurangi dominasi energi fosil. Hal ini akan membuat posisi Indonesia menjadi sangat strategis dalam pengembangan baterai lithium, mobil listrik dunia, dan produsen teknologi di masa depan.
(akr)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More