Kehidupan Urban di Masa Next Normal
Sabtu, 12 September 2020 - 07:35 WIB
Ketakutan kepada virus rupanya mengubah secara drastis pola mobilitas dan pilihan moda transportasi masyarakat.
Euforia angkutan massal modern seperti MRT, LRT, commuter line, dan busway yang tahun-tahun terakhir happening di Jakarta agaknya mengalami titik balik saat kini pandemi datang. Ya, karena kerumunan di angkutan massal tidak diinginkan demi kepentingan social distancing. (Baca juga: Inilah Negara-negara di Dunia yang Memiliki Hulu ledak Nuklir)
Maka mobil pribadi pun menemukan momentum pertumbuhannya kembali sebagai moda yang paling aman dari terjangan Covid-19.
#5. Rise of Cycling & Pedestrian
Saat lockdown dan pembatasan sosial, pemkot kota-kota di dunia telah mendorong warganya untuk menggunakan skuter, sepeda, atau berjalan kaki sebagai solusi sementara untuk memfasilitasi kepentingan social distancing.
Namun seperti telah mereka akui, solusi sementara itu bakal menjadi solusi selamanya. Oleh sebab itu micromobility (skuter, sepeda, skateboard, dll), moda transportasi yang selama ini dilirik sebelah mata karena moda transportasi didominasi oleh kendaraan pribadi dan angkutan massal, bakal menemukan ruang geraknya. (Lihat videonya: Razia Masker, Banyak Pengendara Motor Nekat Kabur)
Konsep slow street, yaitu penggunaan jalan untuk moda transportasi micromobility seperti sepeda atau skuter dengan kecepatan di bawah 25 km/jam kian populer di seluruh dunia.
Euforia angkutan massal modern seperti MRT, LRT, commuter line, dan busway yang tahun-tahun terakhir happening di Jakarta agaknya mengalami titik balik saat kini pandemi datang. Ya, karena kerumunan di angkutan massal tidak diinginkan demi kepentingan social distancing. (Baca juga: Inilah Negara-negara di Dunia yang Memiliki Hulu ledak Nuklir)
Maka mobil pribadi pun menemukan momentum pertumbuhannya kembali sebagai moda yang paling aman dari terjangan Covid-19.
#5. Rise of Cycling & Pedestrian
Saat lockdown dan pembatasan sosial, pemkot kota-kota di dunia telah mendorong warganya untuk menggunakan skuter, sepeda, atau berjalan kaki sebagai solusi sementara untuk memfasilitasi kepentingan social distancing.
Namun seperti telah mereka akui, solusi sementara itu bakal menjadi solusi selamanya. Oleh sebab itu micromobility (skuter, sepeda, skateboard, dll), moda transportasi yang selama ini dilirik sebelah mata karena moda transportasi didominasi oleh kendaraan pribadi dan angkutan massal, bakal menemukan ruang geraknya. (Lihat videonya: Razia Masker, Banyak Pengendara Motor Nekat Kabur)
Konsep slow street, yaitu penggunaan jalan untuk moda transportasi micromobility seperti sepeda atau skuter dengan kecepatan di bawah 25 km/jam kian populer di seluruh dunia.
(ysw)
tulis komentar anda