Jalan Panjang Menuju UMKM Melek Digital Perbankan
Minggu, 31 Januari 2021 - 17:41 WIB
Surdatwiyati menuturkan, sudah menjadi debitur BNI sejak 2018 dengan mengajukan pinjaman Rp400 juta program KUR dengan tenor pinjaman 5 tahun. Pada 2021 menjadi tahun ketiga dia menjadi nasabah KUR BNI .
“ BNI selalu membantu utamanya diajak pameran ke beberapa kegiatan BNI sehingga dikenal, dari situ tentunya semakin banyak pemesanan. Meski, untuk kondisi pandemi terjadi penurunan,” tuturnya.
Dia mengakui, awal mula memulai usaha dengan kondisi normal sebelum pandemi rata-rata omzet yang diperoleh Rp35 juta per bulan, dengan jumlah karyawan 30 orang. Kini, omzet turun drastis di bawah Rp35 juta, sehingga jumlah karyawan terpaksa dipangkas jadi hanya 10 orang.
Surdatwiyati bersyukur dengan adanya kebijakan stimulus perbankan sehingga dia bisa libur bayar cicilan selama setahun dan hanya membayar bunga. Kondisi inilah yang membuat usahanya yang berlokasi di jalan AP Pettrani, Makassar masih tetap bertahan sampai saat ini.
Adaptasi dengan Pandemi
Situasi pandemi mendorong gaya hidup semua sektor berubah, tak terkecuali perbankan. Jika dahulu layanan tatap muka menjadi hal wajib, kini semua berubah drastis menjadi virtual, termasuk transaksi keuangan. Namun sayangnya tidak semua perbankan mampu beradaptasi dengan dunia digital.
Salah satu bank yang berhasil adaptif dengan dunia digital adalah BNI . Pemimpin BNI Kanwil Makassar , Hadi Santoso, menyatakan BNI telah mengimplementasikan proses pengajuan kredit berbasis digital melalui aplikasi BNI Kredit Digital. Aplikasi ini diluncurkan pada akhir 2016 dan mulai aktif gunakan mulai 2017, dan hingga saat ini terus berkembang.
“Di area Kanwil Makassar sudah ada sebanyak 400 UMKM telah memanfaatkan BNI Kredit Digital e-Form sampai dengan 2020, dengan beragam pengajuan pembiayaan mulai KUR, BNI Wirausaha, BNI Griya dan BNI Kartu Kredit,” jelasnya.
“ BNI selalu membantu utamanya diajak pameran ke beberapa kegiatan BNI sehingga dikenal, dari situ tentunya semakin banyak pemesanan. Meski, untuk kondisi pandemi terjadi penurunan,” tuturnya.
Dia mengakui, awal mula memulai usaha dengan kondisi normal sebelum pandemi rata-rata omzet yang diperoleh Rp35 juta per bulan, dengan jumlah karyawan 30 orang. Kini, omzet turun drastis di bawah Rp35 juta, sehingga jumlah karyawan terpaksa dipangkas jadi hanya 10 orang.
Surdatwiyati bersyukur dengan adanya kebijakan stimulus perbankan sehingga dia bisa libur bayar cicilan selama setahun dan hanya membayar bunga. Kondisi inilah yang membuat usahanya yang berlokasi di jalan AP Pettrani, Makassar masih tetap bertahan sampai saat ini.
Adaptasi dengan Pandemi
Situasi pandemi mendorong gaya hidup semua sektor berubah, tak terkecuali perbankan. Jika dahulu layanan tatap muka menjadi hal wajib, kini semua berubah drastis menjadi virtual, termasuk transaksi keuangan. Namun sayangnya tidak semua perbankan mampu beradaptasi dengan dunia digital.
Salah satu bank yang berhasil adaptif dengan dunia digital adalah BNI . Pemimpin BNI Kanwil Makassar , Hadi Santoso, menyatakan BNI telah mengimplementasikan proses pengajuan kredit berbasis digital melalui aplikasi BNI Kredit Digital. Aplikasi ini diluncurkan pada akhir 2016 dan mulai aktif gunakan mulai 2017, dan hingga saat ini terus berkembang.
“Di area Kanwil Makassar sudah ada sebanyak 400 UMKM telah memanfaatkan BNI Kredit Digital e-Form sampai dengan 2020, dengan beragam pengajuan pembiayaan mulai KUR, BNI Wirausaha, BNI Griya dan BNI Kartu Kredit,” jelasnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda