Jalan Panjang Menuju UMKM Melek Digital Perbankan
Minggu, 31 Januari 2021 - 17:41 WIB
“Tentunya, dengan membaiknya kondisi perekonomian pada 2021 diharapkan penyaluran pinjaman bagi UMKM dapat meningkat lebih progresif,” ungkap Angga.
Dia menyebut komposisi penyaluran pinjaman UMKM tersebut terbanyak ke sektor konsumsi (fast-moving consumer goods/FMCG) yang mencapai 17%, kemudian sektor pertanian 15% dan sektor peternakan perikanan 8%.
Angga menyatakan dalam memperkenalkan pinjaman berbasis digital tidaklah semulus harapan. Sebab ada saja kendala yang dihadapi seperti soal mengubah perilaku nasabah yang terbiasa datang ke kantor Cabang sekarang untuk mengajukan pinjaman, hingga kendala jaringan internet di beberapa daerah belum memadai.
“Dengan layanan pinjaman berbasis digital maka proses kredit bisa dilakukan lebih cepat, administrasi lebih mudah dan dapat dijangkau oleh masyarakat lebih luas,” dia mengungkapkan.
Masih Tahap Uji Coba
Jika dua bank anggota Himbara tersebut punya kisah sukses beradaptasi dengan dunia digital di masa pandemi, namun kondisi sebaliknya dialami bank daerah yakni Bank Sulselbar. Sebab bank ini masih dalam tahap uji coba penerapan kredit Pundi Usaha Rakyat (PUR) digital bagi usaha mikro.
Direktur Utama Bank Sulselbar , Amri Mauraga, menyatakan segmen kredit selain usaha mikro masih tahap pengembangan. Meski begitu, saat ini Bank Sulselbar telah menggandeng perusahaan teknologi finansial (fintech) Gandeng Tangan untuk mengembangkan sebuah produk yaitu PUR Digital dengan target para pelaku UMKM .
Skema ini mengadopsi platform fintech dalam hal pengajuan kredit atau pembiayaan, para pelaku UMKM dapat mengajukan permohonan pinjaman melalui agen BSSB Trust. “Skema kredit PUR bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi rakyat melalui pendekatan dana bank dengan pemanfaatan teknologi,”paparnya.
Dia menyebut komposisi penyaluran pinjaman UMKM tersebut terbanyak ke sektor konsumsi (fast-moving consumer goods/FMCG) yang mencapai 17%, kemudian sektor pertanian 15% dan sektor peternakan perikanan 8%.
Angga menyatakan dalam memperkenalkan pinjaman berbasis digital tidaklah semulus harapan. Sebab ada saja kendala yang dihadapi seperti soal mengubah perilaku nasabah yang terbiasa datang ke kantor Cabang sekarang untuk mengajukan pinjaman, hingga kendala jaringan internet di beberapa daerah belum memadai.
“Dengan layanan pinjaman berbasis digital maka proses kredit bisa dilakukan lebih cepat, administrasi lebih mudah dan dapat dijangkau oleh masyarakat lebih luas,” dia mengungkapkan.
Masih Tahap Uji Coba
Jika dua bank anggota Himbara tersebut punya kisah sukses beradaptasi dengan dunia digital di masa pandemi, namun kondisi sebaliknya dialami bank daerah yakni Bank Sulselbar. Sebab bank ini masih dalam tahap uji coba penerapan kredit Pundi Usaha Rakyat (PUR) digital bagi usaha mikro.
Direktur Utama Bank Sulselbar , Amri Mauraga, menyatakan segmen kredit selain usaha mikro masih tahap pengembangan. Meski begitu, saat ini Bank Sulselbar telah menggandeng perusahaan teknologi finansial (fintech) Gandeng Tangan untuk mengembangkan sebuah produk yaitu PUR Digital dengan target para pelaku UMKM .
Skema ini mengadopsi platform fintech dalam hal pengajuan kredit atau pembiayaan, para pelaku UMKM dapat mengajukan permohonan pinjaman melalui agen BSSB Trust. “Skema kredit PUR bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi rakyat melalui pendekatan dana bank dengan pemanfaatan teknologi,”paparnya.
tulis komentar anda